EGO

EGO

Eps 1

"Ck Chev kemana sih?” suara gerutuan terdengar begitu jelas di telinga untuk didengar.

Sejak kemarin kekasihnya tak memberikan kabar sama sekali atau sekedar menghubungi pun tidak. Membuat hatinya kesal dan urung-uringan.

“Lo kenapa lagi sih Tha? Gak pernah anteng perasaan.” Ujar Xania, selaku sahabat wanita cantik di hadapannya itu.

Sudah sejak awal mengenal wanita cantik dengan nama lengkap Agatha Adara itu, Xania paham dengan sifat sahabat satunya itu yang sering uring-uringan sendiri.

Mendengar komentar sahabatnya, Agatha melirik sebentar ke arahnya dan memutar bola matanya malas. Bosan mendengar komentar Xania yang selalu sama. Tanpa sadar kelakuannya sendiri juga selalu sama, sehingga membuat Xania bersikap seperti itu.

Mereka yang sama-sama menggerutu, tanpa menyadari seorang pria yang berjalan pelan menuju kearah mereka.

“Sayang” Panggil pria itu setelah sampai di hadapan kekasihnya. Sontak suara nya itu tentu membuat keduanya terkejut, namun hanya beberapa saat.

“Eh sayang udah sampai.” Ujar Xania berhambur memeluk kekasihnya itu. Tanpa menyadari tatapan malas wanita yang sejak tadi bersamanya, yang merasa iri. Karena kekasihnya sendiri justru tak ada kabar sama sekali.

“Tha, Arlo mau ngajak gue pergi. Gue duluan ya.” Pamitnya setelah melepaskan pelukannya bersama kekasihnya, Arlo. Tangannya tampak merangkul mesra lengan kekar kekasihnya.

Bukannya langsung mengiyakan, Agatha menahan langkah kedua sejoli yang akan pergi meninggalkan dirinya sendirian itu.

“Tunggu, lo mau ninggalin gue sendirian?” tanya Agatha dengan wajah memelas. Bosan sekali jika harus ditinggal sendirian.

Xania tersenyum manis sebelum menjawab pertanyaan sahabatnya itu. “Lo tenang aja, Qara sama Bastian bentar lagi sampai, gue udah minta mereka nemenin lo di sini. Mereka juga gak akan kemana-mana, soalnya baru dinner berdua.” Jelas Xania tanpa menunggu respon Agatha, karena sahabatnya itu tentu akan melakukan berbagai cara untuk menghentikan mereka pergi.

“Ck nyebelin benget sih semuanya.” Decak Agatha merasa kesal sembari menatap punggung sahabatnya dan sahabat kekasihnya berlalu pergi meninggalkan dirinya sendiri.

Pada akhirnya dirinya hanya mampu menyandarkan tubuhnya dengan pasrah di sofa empuk di ruang keluarga rumahnya. Mencoba mengalihkan rasa bosannya menatap pada televisi yang menyala memperlihatkan acara komedi, kesukaan Xania.

Hingga tiba-tiba atensinya terganggu, kala mengingat sesuatu. Dengan spontan menegakkan tubuhnya dengan gerakan kilat.

“Arlo kan sahabatnya Cheva, kenapa gue gak tanya dia aja Cheva kemana. Bego banget sih gue.” Gumam Agatha memukul-mukul kepalanya dengan kesal. “Ya udahlah entar gue tanya Bastian, gue baru inget dia sahabatnya juga.” Gumamnya lagi.

Agatha jadi mengingat kilas masa lalu mereka. Kala dirinya sedang melakukan pendekatan dengan Cheva, justru kedua sahabat kekasihnya itu juga ikut gencar mendekati kedua sahabatnya, Xania dan Qara.

Pada saat itu mereka memang sama-sama tidak memiliki pasangan, hingga pertemuan pertama mereka menimbulkan benih-benih ketertarikan di hati kedua sahabat Cheva dan kedua sahabatnya. Jika diingat-ingat lucu, namun begitulah faktanya.

Mengingat masa lalu mereka, membuatnya teringat kembali pada kekasihnya. Pria dengan nama lengkap Cheva Dharmarendra itu tidak ada kabar sama sekali sampai detik ini. Membuatnya kembali sedih dan sendu.

“Jangan-jangan Chev selingkuh lagi dibelakang gue.” Gumamnya lirih dengan tatapan sendu, bahkan matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Hingga adegan melonya harus terhenti saat mendengar teriakan keras dari arah depan rumahnya, siapa lagi jika bukan sahabatnya yang paling cerewet.

“Agatha! I’am coming.” Teriaknya memasuki ruangan di mana Agatha berada.

Melangkah dengan cepat ke ruang keluarga, dengan menggandeng tangan kekasihnya, Bastian. Setelah menapakkan kaki di ruang keluarga, tampaklah sahabatnya menatap dengan tatapan malas menyambut kedatanganya bersama Bastian.

“Oh my god, lo kenapa sayangku. Utu-tu jangan sedih-sedih oke, gue udah datang sama cowok gue nih, buat nemenin lo.” Ujar Qara memeluk Agatha dengan paksa, karena Agatha tampak menolak pelukan itu.

Bagaimana tidak menolak, jika Qara berbicara dengan kencang tepat di sisi telinganya. Membuat telinganya begitu nyaring dan berdengung.

“Yang, lepasin. Liat Agatha gak nyaman tuh kamu peluk kenceng gitu.” Tegur Bastian yang mengerti dengan situasi yang tengah Agatha hadapi, hanya berniat membantu.

Sontak Qara langsung melepaskan pelukannya, perkataan Bastian memang obat paling manjur untuk wanita cantik satu itu.

Daripada menanggapi sahabatnya yang suka heboh sendiri itu, Agatha memilih fokus kearah Bastian, demi menuntaskan rasa penasarannya sejak tadi.

“Bas, lo tahu Chev di mana? Dari kemarin dia gak ada ngabarin gue, udah lupa kali gue ceweknya.” Tanya Agatha dengan ketus.

“Ya kali, enggak mungkin Tha dia lupa sama lo. Gue gak tau pasti dia di mana, tapi setahu gue dia gak ada ngomong mau pergi. Kemungkinan di rumah, kali aja rusak handphone dia, jadi gak bisa ngabarin lo.” Jelas Bastian tak ingin membuat Agatha berpikir negatif.

Mendengar jawaban Bastian, membuat Agatha mengulas senyuman sinis.

“Kalau dia emang di rumah, pasti bakal samperin gue kalo gak bisa ngasih kabar. Kalaupun rusak tuh handphone, bisa beli lagi kan. Lo lupa bukan hal sulit buat beli handphone buat dia. Kecuali dia emang sengaja gak niat ngabarin gue, atau mungkin besti lo itu punya yang baru? Haha lucu banget gue nunggu dia kayak orang gila gini.” Jelas Agatha dengan nada sinis.

“Kalian nginep aja kalau mau nginep, gue mau masuk.” Ujar Agatha meninggalkan mereka untuk masuk ke kamarnya. Agatha memilih tidur dibanding memikirkan Cheva yang belum tentu ingat pada dirinya.

“Temen kamu gimana itu, yang?” tanya Bastian tampak khawatir dengan Agatha.

Meski mereka sudah hafal dengan watak Agatha yang memang sering berpikir berlebihan dan negatif, namun tetap saja rasa khawatir akan selalu ada.

“Agatha emang gitu orangnya, entar juga sembuh sendiri kalau Chev udah ada kabar.” Ujar Qara yang paham dengan sifat Agatha, karena memang sejak kecil mereka berteman.

“Aku hubungi Chev dulu, tanyain dia kemana.” Ujar Bastian yang ingin membantu.

Padahal bukan sekali dua kali Agatha bertingkah seperti ini. Setiap Cheva absen memberi kabar, Agatha akan uring-uringan bahkan menjadi marah kepada semua orang yang ada di sekitarnya.

“Kamu temenin dia aja sana, yang. Masuk ke dalam. Entar Agatha makin menjadi.” Saran Bastian, untuk mengindari Agatha bertindak aneh-aneh. Meski belum pernah terjadi, namun tidak ada yang tahu.

“Ya udah aku masuk dulu ya, yang.” Pamitnya.

Setelah kepergian Qara, Bastian segera menghubungi Cheva. Dan langsung tersambung ke panggilan.

“Lo di mana Chev? Cewek lo uring-uringan gak lo kabarin dari kemarin katanya.” Ujar Bastian dengan apa adanya.

“Gue di rumah Bas, lagi ada acara di rumah. Bokap ngelarang gue pegang hp, karena banyak kelurga nyokap gue yang dari luar ikut dateng.” Jelas Cheva sesuai fakta.

“Hm harusnya lo kabarin dia dulu, udah tau sifatnya gimana malah lo pancing-pancing.” Ujar Bastian.

“Iya entar gue hubungin dia, mereka juga udah pada pulang ini. Tinggal beberapa lagi.” Jelas Cheva.

“Bagus lah”

Next .......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!