Mora, gadis miskin yang bersekolah di sebuah SMA populer dan berfasilitas mewah karena jalur prestasi, dikeliling oleh orang orang yang tidak setara oleh nya membuat nya harus menelan pahit nya hidup.
Orang-orang bilang kehidupan SMA adalah masa-masa paling indah, semua itu tidak berlaku bagi Mora. Mora dibully dan dikucilkan dengan murid murid disana, Jika Mora adalah anak dari orang terpandang seperti mereka, apakah Mora akan dihargai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuka monei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31 #Mami & Papi
Saat pulang sekolah posisi sedang hujan, Mora berteduh dipos sekolah menunggu hujan redah Mora lupa membawa payung, disaat Mora melihat Arsen yang sedang belari seperti nya dia ingin menghampiri mobil nya.
"Ar-" Mora menghentikan suaranya, saat Mora ingin menyapanya ternyata Arsen tidak sendiri, ada sebuah wanita yang mengikuti dia berlari juga, wanita itu yang memberikan bekal kepada Arsen tadi.
Mora melihat langit tampak awan hujan itu sepertinya masih tebal, akan lama untuk menunggu hujan itu berhenti. Tiba-tiba seseorang menghampiri Mora, orang itu nampak sedikit kehujanan.
"Gue bawa motor hari ini, lupa bawa jaket juga" ucap Haekal kepada Mora yang baru saja datang
"Walaupun bawa jaket juga bakal basah, ini deres banget" Mora melihat langit langit kembali
"Iya juga kamu bener"
Mereka berdua berdiri sebelahan nampak keduanya masih canggung satu sama lain, setelah Haekal memberi luka kepada Mora, Mora melihat Haekal bukan lah Haekal yang dia kenal lagi. Haekal melihat Mora pun seperti Mora yang bukan dia kenal, Mora yang ramah sudah di hilang, Mora yang menatap nya dengan mata berbinar juga sudah hilang.
"Lihat itu" ucap Haekal menunjuk dua anak kecil diluar gerbang sedang bermain hujan-hujanan, mereka nampak senang sekali bermain hujan.
"Jadi kangen masa aku kecil dulu" ucap Mora kepada Haekal, Haekal menatap Mora "Kamu kecil dulu sering main hujan-hujanan ya?" Mora mengangguk "Iya, sama bapak" ucap Mora
Kemudian Haekal bersuara "Aku dulu kalo main hujan atau mau mandi hujan selalu sendirian dan diem-diem, karena asisten rumah tangga aku suka ga bolehin aku kalo aku mandi hujan, katanya nanti sakit jadi aku jarang banget mandi hujan dulu"
Mora tersenyum "Jadi kamu ga bisa menikmati dengan sepenuh nya hujan diwaktu kecil?" Tanya Mora kepada Haekal, Haekal menggelengkan kepalanya. Kemudian setelah itu, Haekal mempunyai ide dia berlari kearah hujan, menikmati air hujan itu membasahi baju sekolah nya.
"Yaudah, kalo gitu kita kembali ke masa kecil, biar kangen kamu terobati" ucap Haekal, lalu menarik Mora agar ikut dengan nya membasahi tubuh dengan hujan
Ketika hujan itu membasahi tubuh Mora, dia sangat senang inilah senang yang dia rindukan, air hujan dapat membuat nya bahagia. "Kalo gitu kita kembali ke masa kecil, biar yang ga bisa nikmati hujan sepenuh nya bisa nikmati hujan sepenuh nya" ucap Mora, lalu mereka bermain hujan dengan gembira, jika ada air mancur mereka akan berganti gantian untuk bisa merasakan air yang mancur dari atas genteng, mereka juga bermain genangan air bersama.
DUARRRR!
Suara petir membuat Mora terkejut dan takut lalu menutup telinganya rapat-rapat, Haekal yang melihat itu mencoba menenangkan Mora lalu membantu menutup telinga Mora.
"Yaudah kalo gitu, kita pulang yuk. Kayanya bakal ada petir lagi setelah ini" ucap Haekal
Didalam mobil Arsen melihat Mora dan Haekal bermain hujan, membuat Arsen memegang stang nya dengan erat.
"Ini kapan si kita pulang nya, lama banget lo" ucap Zara
"Eh iya, kita pulang sekarang" lalu Arsen melajukan mobil nya.
Mora sudah sampai dirumah nya, dia diantar oleh Haekal, Mora sempat menolak namun Haekal memaksa Haekal bilang jika dia berjalan sampai rumah nya dia akan masuk angin karena baju yang basah, jika diantar oleh Haekal dia tidak akan lama dijalan dan cepat sampai dirumah.
"Masuk gih, mandi lagi pake air anget biar ga masuk angin" ucap Haekal
"Makasih" Lalu Mora masuk kedalam rumah nya
Disisi lain Arsen masuk kedalam rumah nya, Arsen hendak naik keatas tangga namun langkah nya terhenti ketika melihat seorang tamu yang sedang duduk didepan mami nya.
"Saya harap kamu bisa pertimbangkan lagi kerja sama ini, saya butuh kamu dan kamu butuh saya kita saling menguntungkan satu sama lain. Saya benar benar meminta maaf atas perlakuan anak saya kepada anak anda kemarin, anak saya sudah dicoret dari hak waris keluarga saya, dia sudah mendapatkan hukuman nya" ucap tamu tersebut kepada maminya
"Saya ga bisa. Anak saya selamat kemarin saya sudah bersyukur dia bisa pulang, namun hati saya hancur melihat muka nya yang lebam, dan ketika mendengar kronologi nya anak saya dipukuli dengan 5 orang saya marah." ucap mami nya
Arsen tidak lanjut mendengarkan percakapan itu karena tamu tersebut melihat nya, Arsen langsung menaiki tangga nya dan masuk kedalam kamar nya. Arsen memandangi foto mama nya yang terpajang diatas nakas nya, Arsen mengambil foto itu.
"Mama, ternyata mami baik, mami emang baik. Sebelumnya Arsen ga pernah luluh sama kebaikan mami, tapi kali ini Arsen benar benar ngerasa bersalah sama mami" ucap Arsen kepada foto mama nya
"Mama, Arsen ga bakal lupain mama. Tapi gapapa kan kalo Arsen sedikit sedikit nerima mami dalam hidup Arsen? i love you mama" ucap Arsen lalu kembali meletakan foto itu keatas nakas nya.
Arsen mengambil handuk lalu mandi dan mengganti baju nya, ketika dia ingin membuka pintu lalu turun buat makan suara dari luar pintu itu membuat Arsen memberhentikan tangan nya untuk membuka pintu.
"Bi, bibi suruh Arsen buat turun makan ya" Suara mami nya yang dari luar pintu
"Kalo saya yang suruh bisa-bisa dia ga mood buat makan bi" ucap Mami nya
"Iya nyonya, nyonya turun duluan saja ya biar saya yang memanggil Arsen kalau begitu" kemudian suara langkah kaki menjauh dari kamar nya, dan bibi mengetuk pintu
Tok! Tok! Tok!
"Tuan, apa tuan sedang tidur? waktu nya untuk makan malam tuan" ucap bibi kepada Arsen
Arsen membuat wajah nya seolah olah baru bangun tidur "hmm, iya bi" ucap Arsen membuka pintu dengan wajah yang mengantuk, kemudian Arsen turun lalu duduk bertiga dimeja makan bersama papi dan mami nya. Hening tak ada yang memulai percakapan seperti nampak kecanggungan disana, dan beberapa saat kemudian papi memutuskan untuk membuka suara.
"Arsen gimana sekolah nya?" Tanya papi nya kepada Arsen
"Baik, pi" jawab Arsen
"Mami? Kalo cape kerja break dulu ya" ucap papi nya yang bergantian menanyakan mami, mami menggeleng kepala "Mami suka kerja pi" ucap Mami nya
Arsen tau mami nya berbohong, karena jika dipikir pikir mami nya sering tidur di kantor Arsen selalu keluar dan pergi dari rumah ketika mami nya ada dirumah, namun ketika mami nya tidak ada dirumah Arsen senang dan memilih untuk tidur dan berdiam diri dirumah, terkadang jika kedua nya yaitu mami dan papi ada dirumah Arsen dan papi nya sering bertengkar dirumah.
...****************...
