Tuan Dirga adalah CEO perusahaan besar sedang kehilangan cincin tunangannya di bassement kantor saat akan melamar kekasihnya. Seorang karyawannya yang bernama Niana, sekaligus teman waktu SDnya yang terkenal pendiam dan polos dan dulu sering ditindasnya, telah menemukan cincin itu dan tanpa sengaja memakainya.
Diam-diam kekasih Tuan Dirga akan melanjutkan studinya ke luar negeri. Saat perjalanan menemui kekasihnya, Tuan Dirga mengalami kecelakaan. Niana yang sedang mengikutinya untuk menggembalikan cicin milik bosnya, membawanya ke RS. Karena cincin tunangannya dipakai Niana, Tuan Dirga yang mengalami amnesia karena kecelakaan telah mengira Niana adalah tunangannya. Niana terpaksa harus melakukan pernikahan palsu dengan Tuan Dirga melalui perjanjian yang telah diputuskan oleh ibunya Dirga.
Apakah kekasihnya akan kembali pada Tuan Dirga? Ataukan cintanya pada Niana saat amnesia mengubah hati Tuan Dirga? Seperti apa akhir kisah hidup Niana dengan Tuan Dirga setelah ingatannya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ambar Three, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31 Tujuan Tania ke rumah Sanjaya
Di kediaman Sanjaya, Tania terlihat sedang duduk di ruang keluarga bersama Renata dan Nyonya Sofi. Tania baru 2 kali datang ke rumah Dirga, pertama ketika ayah Dirga meninggal dan yang ke dua sekarang ini. Tania memberi oleh-oleh dari Jerman untuk keluarga Sanjaya. Tentunya Tania punya maksud tertentu dengan berkunjung menemui Nyonya Sofi.
Tujuan kepulangannya ke Indonesia adalah untuk melakukan penelitian di Sanjaya Hospital, sedangkan izin untuk meneliti belum dia dapatkan dari Dirga. Sedangkan Dirga adalah satu-satunya orang yang bisa memberikan izin untuk bisa magang atau melakukan penelitian di Sanjaya Hospital.Tania ingin meminta Nyonya Sofi membujuk Dirga untuk memberinya izin meneliti di RS milik keluarga Sanjaya itu.
Sebenarnya Nyonya Sofi dan Renata tidak terlalu dekat dengan Tania tetapi karena Tania orangnya cukup baik apalagi dia adalah wanita yang dipilih Dirga, jadi bisa diterima dengan baik juga. Nyonya Sofi juga kurang mendukung hubungan Dirga dengan Tania. Umur Tania yang 2 tahun lebih tua dari Dirga harusnya sudah siap meniti rumah tangga tetapi dia malah memilih fokus dengan karirnya. Sedangkan Dirga yang berusia 26 tahun sudah punya keinginan untuk menikah.
"Terima kasih Tania, sebenarnya tidak usah repot-repot. Tante lebih senang kalau kamu secepatnya tunangan dan segera menikah dengan Dirga" ucap Nyonya Sofi
"Iya kak Tania, kakak cukup jadi istri yang baik untuk kak Dirga saja sudah cukup membuat kak Dirga bahagia"
"Maaf tante, renata.. Saya harus menyelesaikan studi saya dulu. Saya janji akan segera menikah dengan Dirga kalau studi saya sudah selesai" ucap Tania
"Tapi kakak sudah lulus S2 itu sudah bagus kok, juga bisa mempunyai pekerjaan dengan jabatan yang bagus" ucap Renata
"Iya Tania, apalagi yang masih ingin kamu cari? Tante juga ingin segera punya cucu"
"Tante Sofi aku bahkan tidak ada pikiran untuk menikah dengan Dirga dalam waktu dekat apalagi untuk punya anak. Karirku masih panjang, kalau aku menikah dengan Dirga dalam waktu cepat dan langsung punya anak. Sepertinya sangat merepotkan" batin Tania
"Maaf tante karena keluarga saya semua lulus S3 dari papa mama dan kakak-kakak saya, bahkan kakak ipar saya juga. Saya juga ingin sama seperti mereka dan mereka juga berharap saya bisa lulus S3"
"Sepertinya Tania memang susah dibujuk, dia tetap dengan prinsipnya jadi wanita karir dengan pendidikan tinggi. Tidak bisa dipercaya bisa mengurus Dirga kalau jadi istrinya" batin Nyonya Sofi
Pukul 7 lebih 15 menit beberapa pelayan rumah Sanjaya terlihat sibuk malam itu. Pak Aryan yang sering dipanggil Paman Yan ayahnya Mr Ken adalah kepala pelayan di rumah Sanjaya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan rumah ada di bawah pimpinannya. Sedangkan Ibu Marina ibunya Mr Ken yang umurnya sudah setengah abad lebih dan sering disapa Bi Mar, sudah memepersiapkan segala kebutuhan Dirga di kamarnya seperti handuk, air hangat, baju ganti dan lain-lainnya.
Bi Mar adalah pengasuh Dirga sejak masih bayi hingga Dirga sudah dewasa seperti sekarang. Bi Mar sudah mengganggap Dirga seperti anaknya sendiri. Sampai sekarang pun Bi Mar yang selalu mengurus segala kebutuhan Dirga selama ada di rumah. Pak Hartawan Sanjaya dan Nyonya Sofi selalu memanjakan Dirga sejak kecil dan Bi Mar dipercaya untuk mengasuh Dirga selama mereka sibuk bekerja.
Sedangkan di bawah para pelayan rumah sudah mempersiapkan makan malam dan kebutuhan tuannya di lantai bawah. Setelah menyiapkan kebutuhan Dirga di lantai atas, Bi Mar segera turun ke bawah berdiri di depan meja makan mengecek makanan yang sudah disiapkan para pelayan untuk memastikan sudah sesuai selera Dirga.
Tepat pukul delapan malam, mobil Dirga sudah masuk pintu gerbang. Setelah keluar dari mobil, Paman Yan membantu Dirga melepas jaznya, lalu Dirga duduk di kursi teras dan pelayan lain melepas sepatunya dan menggantinya dengan sendal. Kemudian pelayan lain memberikan sebuah handuk kecil dan baskom yang sudah berisi air hangat diberi sabun untuk cuci tangan tuannya.
Dengan pandangan terheran-heran Tania menyaksikan sendiri kehidupan Dirga di rumahnya bak Raja yang selalu dilayani. Dia berpikir apakah kalau jadi istrinya dia juga akan seperti pelayan itu. Harus sibuk hanya untuk mengurusj Dirga saja. Dia membayangkan waktu dan hidupnya akan sangat direpotkan hanya untuk mengurusi Dirga selama di rumah. Hati Tania jadi sedikit ragu untuk menikah dengan Dirga. Dia merasa beruntung karena keputusannya untuk memyelesaikan studinya selama 2 tahun adalah hal yang tepat. Setidaknya dia masih punya waktu lama untuk memutuskan menikah dengan Dirga.
"Selamat malam nak, Tania berkunjung ke rumah kita, temuilah dia" ucap Mama Sofi
"Bukankah dia tamu mama, dia tidak mencari ku kan" ucap Dirga yang berdiri agak jauh dari ruang keluarga
Dirga tidak mempedulikan Tania, lalu menuju ruang makan. Sebenarnya Dirga sudah tahu maksud kedatangan Tania ke rumahnya dari Mr Ken. Sebelum Tania datang ke kantornya, Mr Ken mendapat informasi tentang kepulangan Tania terkait dengan studinya bukan pulang untuk Dirga.
"Renata ajak Tania makan malam bersama"
seru mama Sofi
"Kak Tania mari makan malam dulu" ajak Renata
"Malam Ga.." sapa Tania
"Hemm" jawab Tuan Dirga sambil memakan buah yang sudah dipotong-potong oleh Bi Mar
"Dirga kamu jangan seperti itu, Tania makanlah" ucap Nyonya Sofi
"Iya tante, terima kasih"
"Bi Mar, mana makanan ku" tanya Tuan Dirga yang seakan tak mempedulikan perkataan mamanya
"Ini Tuan Dirga" ucap Bi Mar yang sudah mengambilkan nasi, lauk dan sayur yang diletakan secara terpisah dalam satu piring. Bahkan dagingnya sudah dipotong-potong kecil oleh Bi Mar
"Bi aku ingin disuapi bibi" pinta Dirga
"Dirga.... kamu kan sudah dewasa, makanlah sendiri nak. Jangan selalu minta Bi Mar melayanimu terus"
"Tidak apa-apa nyonya" ucap Bi Mar
"Dirga kan tidak tiap hari juga disuapi Bi Mar, iya kan Bi" ucap Tuan Dirga dan Bi Mar pun hanya tersenyum
"Apakah Dirga tidak bisa makan sendiri kekanak-kanakan, kenapa Bi Mar sampai segitunya hanya untuk mengurusi makannya. Padahal kalau di luar rumah dia bisa makan sendiri. Apakah hidupku akan sesusah Bi Mar juga jika menjadi istrinya" batin Tania
"Kak Tania jangan kaget ya, kak Dirga memang manjanya sampai sejauh ini sudah terlalu jauh. Bahkan menali sepatunya sendiri sampai sekarang tidak bisa karen dari kecil kalau sekolah sepatunya yang menalikan Bi Mar terus" ucap Renata
"Dirga sudah selesai, selamat makan semuanya" ucap Dirga langsung naik ke lantai atas
"Sepertinya Dirga sedang bertengkar dengan Tania, lebih baik mereka berpisah sekalian karena sepertinya wanita seperti Tania tidak mau menjadi istri yang akan melayani Dirga dengan baik. apalagi Dirga sangat manja saat di rumah, kalau istrinya seperti Tania, aku ragu rumah tangganya bisa langgeng" batin Nyonya Sofi
Tania akhirnya mengungkapkan maksud dan tujuan yang sebenarnya kepada Nyonya Sofi karena sepertinya Nyonya Sofi juga sudah tau hubungannya dengan Tuan Dirga sudah tidak baik lagi. Mereka membuat kesepakatan bahwa Tania akan meninggalkan Dirga setelah mendapatkan izin melakukan penilitian di Sanjaya Hospital. Tania pun menyetujuinya karena studinya lebih penting dan sangat dia impikan. Padahal tanpa melakukan kesepakatan dengan Nyonya Sofi pun, sebenarnya Dirga juga sudah memberi izin pada Tania. Dan Mr Ken sudah mengatur rencana tentang itu.
Setelah mengetahui kebiasan Dirga ketika ada di rumah yang masih kekanak-kanakan, dan sangat manja. Tania sepertinya ingin mengurungkan niat menjadi istrinya. Dia lebih memilih kehilangan Dirga daripada kehilangan karir kebanggaannya.
ngomong2, ayo kunjungi karyaku juga ya kakak kakak 😊
"Penyihir Dunia Tengah"