NovelToon NovelToon
Ibu Sambung Kekasihku

Ibu Sambung Kekasihku

Status: tamat
Genre:Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:496
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Ini salah, ini sudah melewati batas perkerjaan ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan siang

Siang ini aku kembali berkuliah karena sudah merasa lebih baik dari kemarin, saat di lobby fakultas aku berpas-pasan dengan Freya, dengan wajah yang begitu berseri, berbeda dengan wajahku yang tertekuk masam. Aku benar-benar sangat malas sebenarnya untuk sekedar berangkat ke kampus hari ini.

"Halo Amira!"

"Hai Frey!" Jawabku dengan tidak semangat karena aku masih teringat dengan kejadian kemarin lusa itu.

"Kok lesu banget sih? Harusnya kan kamu hari ini senang karena kemarin baru mendapatkan uang."

Senang matanya! Aku sangat kesal dan marah karena kejadian kemarin malam, mana ada senang-senangnya.

Aku tidak menjawab pertanyaannya, melanjutkan kegiatan ku sebelumnya yaitu berjalan ke kelas diikuti oleh Freya dari belakang. Tidak menghiraukan Freya yang sedari tadi terus mengoceh tiada henti menceritakan tentang apapun yang ingin dia ceritakan tapi bagaikan angin lalu di telinga ku.

Sampai di kelas aku langsung memilih kursi yang ingin aku duduki, aku memilih kursi paling belakang karena hari ini aku sedang malas berada di depan. Ditenggelamkannya kepala ku diantara lipatan kedua tangan sampai aku mulai merasa nyaman dan tertidur sambil menunggu dosen mata kuliah datang. Keadaan kelas saat ini masih cukup sepi, mungkin aku yang terlalu awal untuk datang ke jam mata kuliah hari ini.

Rasa dingin di pipiku membuat aku terusik dan mendongakkan kepala untuk melihat apa penyebab dari rasa dingin ini. Geovan berdiri dihadapan ku dengan menempelkan satu botol minuman dingin di pipiku. Dia memang selalu ada dimana pun aku berada dan selesai mengerti apa yang aku butuhkan saat ini, inilah hal lain yang aku sukai dari Geovan, dia benar-benar perhatian terhadap ku.

"Kamu kenapa? Masih sakit? Kok lesu banget gini aku lihat-lihat." Tanya Geovan kepada ku sambil duduk di salah satu kursi yang masih kosong di sebelah ku.

"Aku enggak kenapa-kenapa kok, cuma emang lagi males aja." Jawabku lesu padanya.

"Ouh gitu, nanti kalo kelas kamu udah selesai tunggu aku di taman aja ya? Aku masih ada satu jam kelas tambahan lagi soalnya." Kami memang berada di jurusan yang berbeda, jadi kami berdua sering sekali menunggu satu sama lain jika sedang memiliki jam kuliah yang berbeda.

"Iya sayang, aku pasti tungguin kamu kok."

"Oke. Kalo gitu aku keluar dulu, tuh dosen kamu udah jalan ke kelas ini, semangat belajarnya ya jangan lupa minuman kamu minum." Geovan mengucapkan itu sambil beranjak dari duduknya di kursi tadi.

"Iya-iya bawel, udah sana cepet keluar."

Sebelum meninggalkan ku dikelas, Geovan menyempatkan diri untuk mengusap rambutku yang sepontan membuat aku kesal sekaligus tersipu terhadap perbuatannya itu, kesal karena nya rambut ku yang sudah rapih malah jadi acak-acakan dibuatnya.

___________________________________________

Sore ini Geovan mengajakku ke salah satu pusat perbelanjaan di kota ini, dia bilang ada barang yang harus ia beli untuk tugas kamu dan meminta ku untuk menemaninya. Aku hanya bisa menuruti permintaannya itu, lagipula aku pasti akan jenuh dan bosan jika tetap berada di dalam kamar kosan.

"Emang barang apa sih Van yang kamu cari?" Aku akhirnya mengeluarkan pertanyaan itu setelah melihat Geovan yang kebingungan.

"Aku juga enggak tahu namanya apa, tapi kata temanku barangnya ada disini." Jawabnya sambil membuka ponsel miliknya.

"Ohh gitu." Aku mengangguk-angguk mendengar jawabannya tersebut.

"Kita cari itu sebentar ya, setelahnya kita cari makan." Ucapnya sambil menarik tanganku untuk kembali berjalan mengitari mall ini.

"Iya-iya, ayo!" Walaupun sebenarnya aku merasa malas, tapi aku tetap harus menuruti apa kata nya.

Kita berdua berjalan menelusuri mall untuk mencari barang yang Geovan cari sampai akhirnya kita menemukannya dan langsung membelinya. Setelah Geovan menyelesaikan pembayaran, kami berdua langsung keluar dari toko tersebut dengan satu kantong belanjaan yang ada di tangan Geovan.

"Sayang, kita makan di mall ini aja ya? Aku males lagi kalo harus cari tempat lain." Ucap Geovan sambil menatap dirinya.

"Aku ikut kata kamu aja." Jawabku seadanya.

Sebuah restoran cepat saji menjadi tujuan utama kami untuk mengisi perut yang kosong ini. Restoran ini merupakan restoran yang sering kami kunjungi hanya untuk sekedar mengisi perut ketika sedang berada di mall ini, karena memang masakan yang ada di restoran ini sesuai dengan selera kami berdua, rasanya enak.

"Kita duduk disana aja." Tunjukku pada sebuah kursi yang ada di restoran ini.

Makanan dan minuman sudah kami pesan, tinggal menunggu pesanannya jadi saja. Sambil menunggu pesanan kami datang, aku dan Geovan berbincang ringan.

"Dari kemarin aku lihat-lihat kamu kayak badmood terus." Geovan memulai sebuah percakapan dengan mengatakan hal itu.

"Perasaan kamu aja kali, orang aku gini-gini aja." Aku berusaha untuk meyakinkan Geovan jika aku baik-baik saja.

"Beda tau sayang, aku bisa ngerasain itu." Ucapnya sambil kedua tangannya menggenggam kedua tangan milikku.

Memang aku pun merasa demikian, serasa tidak memiliki semangat hidup. Aku tidak menanggapi ucapannya dan kebetulan pesanan kami telah datang. Aku menghela nafas lega karena hal itu membuat pembahasan kami terpotong.

"Kamu kalo ada masalah jangan sungkan-sungkan buat cerita sama aku." Katanya ditengah kegiatan makan kami.

"Aku enggak kenapa-kenapa kok Van, ini emang aku lagi gak mood aja." Aku mengucapkan itu berusaha untuk meyakinkan Geovan kembali jika aku baik-baik saja.

"Jangan bilang enggak kenapa-kenapa terus, aku khawatir sama kamu." Ucapnya sekali lagi.

Sebenarnya aku merasa bersalah kepada Geovan, andai dia tau apa yang telah aku lakukan dengan ayahnya, entah bagaimana reaksinya nanti, untuk sekarang aku berusaha menutup hal ini rapat-rapat darinya sampai aku sudah merasa siap untuk menceritakan semuanya kepada Geovan.

Saat kita berdua selesai dengan makanan dan minuman yang kita pesan tiba-tiba ponsel ku berbunyi, dengan cepat aku meraih ponsel tersebut yang ada di dalam tas milikku.

Tring.. tring... Tertera nama ibu sebagai si pemanggil.

"Halo Bu?"

'Halo nak, ibu hanya ingin menanyakan apakah kamu sudah mempunyai uang untuk membayar hutang-hutang kita?' tanya ibu ku yang berada di seberang sana.

"Ibu, nanti akan aku telepon kembali jika sudah di kosan ya? Aku sedang di luar soalnya."

'Ah begitu ya, baiklah. Jangan lupa untuk telepon ibu kembali ya.'

"Iya Bu.

Aku menutup ponselku dan kembali memasukkannya ke dalam tas.

"Tadi ibu kamu yang telepon? Ngomongin apa?" Pertanyaan ini Geovan layangkan saat aku baru saja mematikan panggilan tersebut.

"Bukan apa-apa kok, cuma nanyain kabar aja kayak biasa."

"Oh gitu. Ya udah yuk kita pulang."

Kami berjalan beriringan keluar dari restoran tersebut dan Geovan langsung tancap gas pergi meninggalkan tempat itu menuju ke kosan ku.

___________________________________________________

Tinggalin komentar kalian disini yaaa..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!