Misteri Mr Dingin VS Gadis Jutek

Membuat Syara akhirnya diam. Sedangkan Farah masih bicara melantur sendiri di kursi belakang . Dan ia terus saja memanggil manggil nama Ken.

Tak lama mereka sampai dirumah besar Narendra. Ken dan Syara langsung memapah Farah turun dan membawanya ke kamar.

" Kenapa sih kak Farah sampai jadi mabuk begini kak" kata Syara sembari merasa tangannya pegal ikut memapah tubuh Farah

" Mana kak Ken tahu, besok tanya saja sendiri ?" kata Ken yang membaringkan Farah. Lalu Syara pun menyelimutinya

" Sudah. ayo pulang" kata Syara setelah menyelimuti tubuh Farah

" Ini rumah mu, kenapa kita tidak menginap saja. Ini sudah malam," kata Ken melihat wajah Syara yang terlihat mengantuk.

" Ya sudah, Syara mau ke kamar ," Syara pun pergi melangkah meninggalkan kamar Farah

Ken hanya menghela nafas kasarnya. Menatap Farah yang terlihat sudah terlelap. Lalu ia pun ikut menyusul Syara kekamar sang istri. Dan di kamar Syara sedang berganti piyama.

Clek....

" Astaga...." kata Syara kaget. Saat Ken masuk ke kamarnya.

" Kenapa kaget, Kak Ken sudah melihat semuanya " kata Ken yang melepas jaketnya dan meletakkannya di kursi. Lalu berbaring di tempat tidur Syara yang semua bernuasa pink

" Kak ..." kata Syara kaget

" Dia semakin imut" batin Ken tersenyum melihat Syara kaget dengan ucapannya.

" Kenapa kak Ken tersenyum, ngak ingin ganti baju, Syara punya celana pendek dan kaos ," kata Syara cuek, sembari naik ketempat tidur dan berbaring di sebelah Ken

" Ngak usah, lagian mana cukup untuk ukuran kak ken. Besok Mark akan membawakan baju kak Ken kesini pagi pagi," kata Ken menatap wajah Syara. .

" Terserah," kata Syara yang membetulkan bantalnya. Merasa sedikit kesal pada Farah. Karna rupanya kakaknya itu menaruh hati pada suaminya selama ini.

" Kenapa ?" tanya Ken yang memperhatikan raut wajah Syara seperti sedang memikirkan sesuatu

" Ngak kenapa napa , Syara ngantuk ," jawab Syara yang memiringkan badan nya sembari meraih guling lalu memeluknya. .

Ken pun menghela nafas. Lalu ikut menyampingkan badannya dan mendekati tubuh Syara. Dan tangannya memeluk pinggang Syara yang sedang memunggunginya.

" Jangan memikirkan perkataan kak Syara " kata Ken sembari menaruh wajahnya di tengkuk leher Syara

Deg.....

" Kenapa dia bisa tahu, padahal aku tidak bilang. Lagian kenapa juga kak Farah kemaren ngak nikah sama Ken. Padahal aku sudah memberi nya kesempatan," Syara pun bicara pada dirinya sendiri. .

" Sa....." kata Ken

Syara tak menjawab. Ia malah memejamkan matanya untuk tidur. Karna memang Syara sudah sangat mengantuk.

" Sa ...." panggil Ken lagi, namun tak ada jawaban. Karna Syara memang sudah mulai terlelap.

Ken pun diam merasa Syara sudah tak bergerak. " Cepat sekali tidurnya," kata Ken yang makin memeluk erat tubuh Syara. Sembari memejamkan matanya. Sehingga keduanya terlelap sampai pagi.

Paginya Farah terkejut melihat dirinya tidur b dikamar sendiri. Karna seingatnya tadi malam ia sedang minum di bar bersama Andi temannya.

" Astaga....siapa yang membawaku pulang?" batin Farah bertanya tanya. Lalu beranjak dari tempat tidur dan melangkah keluar dari kamar

" Bi bawakan air hangat, apa mami sudah pulang ," teriak Farah sambil berjalan menuju meja makan. Disana Ken sedang sarapan pagi sendirian. Sebelum berangkat ke kantor.

" Belum non, ini air hangatnya. Tuan muda ini kopinya," kata bi Sumi meletakan air putih dan kopi didepan Ken.

" Ken kau disini ?" kata Farah senang melihat Ken ada dirumahnya.

" Hmm....kau sudah minum obat pegar ?"'tanya Ken tanpa menoleh ke arah Farah

" Apa kau yang membawaku pulang. Terimakasih ya Ken ....Farah pun mendekati Ken dan ingin memeluknya namun bibi Sumi yang melihat itu

" Non Farah ," tegur bi Sumi mengingatkan Farah sambil menggelengkan kepalanya. Saat melihat Syara datang dan memperhatikan tingkah Farah dari pintu kamar.

" Sarapannya non Syara sudan siap," kata bi Sum membuat Farah menoleh. Dan melihat Syara berdiri menatapnya.

" De....." kata Farah kaget, karna hampir saja tadi ia memeluk Ken. Jika tidak di ingatkan bi Sum. Dan pastinya Syara akan salah paham padanya. Sedangkan Syara mendekati meja dan duduk di sebelah Ken

" Apa kak Farah sudah biasa mabuk mabukan seperti semalam? Bikin malu saja, bagaimana jika papi dan mami tahu," kata Syara sembari menarik kursi untuk duduk.

" Maaf, kapan ade pulang?" tanya Farah sembari melirik Ken.

" Kami membawa mu pulang kemaren, Andi menelpon ku. Apa kau tidak ingat?" kata Ken membuat Farah terdiam.

" Tidak, aku lupa....mungkin karna minum terlalu banyak," kata Farah yang menarik kursi lalu duduk sambil mengambil satu pancake kepiringnya.

" Kenapa kakak tidak jadi menikah dengan kak Ken, bukannya Syara sudah memberi kakak kesempatan," kata Syara yang membuat bi Sumi menatap nona mudanya itu.

" Non....," geleng bi Sumi sambil melirik Ken yang menyuap sarapannya.

" Biar kan bi, mereka perlu bicara," kata Ken yang ingin mendengar pembicaraan dua wanita bersaudara di depannya.

" De. ..itu...Ken sendiri yang memilih. Dan papi juga tidak memaksa Kak Farah. Tapi kalian sudah menikah," kata Farah sedikit tergagap Karna merasa tidak nyaman pada sang adik

" Lalu ....apa kak Farah masih ingin menikahi. Kak Ken?" tanya Syara menatap Farah.

" Ken.....de itu....Ade salah paham !!" kata Farah kaget dan menatap Ken seakan bertanya apa yang terjadi.

" Saat kau mabuk Syara mendengar semua ocehan mu rah, jadi selesaikan urusan kalian berdua. Aku memilih Syara karna aku memang ingin menikah dengannya. Hanya dia istriku. jadi ku harap kau bisa menerima itu dengan lapang dada," jelas Ken. Supaya Farah mengerti kenapa Syara bersikap tak biasa kepada kakaknya itu.

Farah pun terdiam. Merasa bersalah kepada sang adik. " Maaf ....jika kakak salah, sebenarnya kak Farah menyukai Ken sudah dari sejak dari kecil Tapi karna Ken memilih ade. Kak Farah ..... pun sudah ikhlas," kata Farah

" Okey. Syara mengerti....harusnya kak Farah jujur dari sejak awal sama papi. Agar Syara tidak jadi menikah dengan Kak Ken. Biar Syara tidak kabur darin rumah waktu tu. Lagi pula kalian serasi " kata Syara yang langsung beranjak dari tempat duduknya pergi meninggalkan meja makan.

" Non....." kata bi Sumi yang sudah membuatkan susu untuk Syara.

" Syara...tunggu de," kata Farah ingin berdiri

" Rah....biarkan ...kau sarapan saja. Biar aku yang menenangkannya ," kata Ken yang melap wajahnya cepat dengan tissue. Lalu beranjak dari kursinya. Untuk menyusul Syara ke kamar

" Yah .....bagaimana bisa jadi begini," kata Farah bingung

" Non Farah sarapan saja, biar tuan muda Ken yang menenangkan non Syara. Untuk saat ini non Syara pasti merasa tidak enak. Lagi pula kenapa non Farah harus mabuk sih. Itu membuka aib nona sendiri," kata bi Sumi sudah sering mengingatkan Farah. Karna bi Sumi adalah pengasuh Farah dan Syara sejak dari kecil

" Farah salah bi, tapi bagaimana aku bisa menyimpan perasaanku ini. Cepat atau lambat de Syara akan tahu juga. Seperti sekarang ini," kata Farah

" Tapi non, usaha kan tidak menyingung non Syara. Agar tidak membuatnya makin tertekan. Karna tuan sudah tahu semuanya. Apalagi tuan muda sudah memilih non Syara," kata bi Sum

" Lalu kenapa tetap di nikahkan sama papi bi?" kata Farah

" Non...tuan David hanya memenuhi janjinya pada mendiang tuan besar. Tapi keputusannya berada di tangan tuan muda. Kita tidak bisa menyalahkannya," kata bi Sumi

" Ya....Farah tahu bi, tapi ......" kata Farah

" Tapi apa rah, kau kecewa jika Ken memilih adikmu!!"

" Papi, Mami !! " Farah pun kaget Karna kedua orang tuanya itu sudah kembali sepagi ini.