Skandal Sang CEO

Happy Reading.

Andara menangis tersedu, sungguh tidak pernah menyangka jika akhirnya dia akan bertemu dengan Ayahnya yang telah menelantarkan mereka dulu. Bertahun-tahun yang lalu, mungkin sudah sepuluh tahun lebih pria itu pergi dan tanpa memberi kabar sama sekali.

Memilih wanita muda itu dan meninggalkan istri serta kedua putrinya yang masih remaja. Andara dan Aninda sering menjadi bahan ejekan karena ditinggal oleh ayah mereka.

Bahkan di sekolah Andara juga sering dicibir, saat itu Andara masih kelas dua belas, ujian nasional menanti dirinya. Hampir saja Andara mengulang kelas karena down, tapi ibunya selalu memberikan kekuatan agar dia selalu semangat dan pantang menyerah.

Andara dan Aninda begitu membenci Ayah mereka. Bahkan dulu saat pernikahan Aninda, mereka menggunakan wali hakim karena tidak mengetahui dimana keberadaan Ayahnya. Setelah Ayahnya pergi menikahi wanita lain, mereka lost kontak dan tidak pernah saling bertukar kabar. Sang Ayah dan keluarganya yang baru seperti menghilang bak ditelan bumi.

Maka dari itu Andara dan Aninda menganggap jika Ayahnya telah meninggal dunia.

Tapi sekarang pria itu menampakkan diri dengan penampilan yang sudah berbeda. Tubuhnya yang dulu tegap, gagah dan tampan, kini terlihat lebih kurus. Pria itu mengatakan jika dia sudah lama bercerai dari istri mudanya saat mengetahui jika wanita itu hanya mengincar hartanya saja.

Ya, sebetulnya Andara anak orang kaya. Ayahnya seorang pengusaha makanan dan sudah memiliki beberapa cabang restoran terkenal di Jakarta dan Bandung.

Tapi setelah menikah lagi, Andara, Aninda dan ibunya pergi dari rumah dan memilih untuk menetap di rumah kakek dari sang Ibu. Mereka juga tidak mendapatkan nafkah padahal Ayahnya orang yang sangat mampu jika harus menyekolahkan mereka sampai ke perguruan tinggi.

Ayahnya mengatakan jika dia dulu terkena guna-guna atau pelet wanita muda itu. Sehingga dia tidak ingat lagi tentang keadaan anak-anaknya. Ayah Andara sadar ketika seluruh hartanya hampir habis ketika pernikahan nya bersama wanita itu memasuki usia tujuh tahun.

Setelah semua terbongkar, Ayah Andara menceraikan istri mudanya dan mengusirnya. Selama ini mereka ternyata menetap di Bali dan seluruh restoran milik sang Ayah sudah dijual oleh si istri muda.

Setelah itu sang Ayah sadar dan ingin menemui Andara dan Aninda, tapi dia terlalu malu untuk kembali meminta maaf kepada istrinya dan dua putrinya. Ya, Ayah dan Ibu Andara memang tidak pernah bercerai.

Tapi rasanya Andara tidak pernah menerima alasan yang diberikan sang Ayah padanya. Sungguh seperti skenario yang telah dirancang walaupun sebenarnya memang seperti itulah kenyataan yang terjadi.

Lalu apakah Andara akan bisa dengan mudah menerima sang Ayah dengan tangan terbuka, jika rasa sakit itu masih ada hingga sekarang.

Sungguh sangat sulit menerima seorang pengkhianat itu kembali lagi dengan ikhlas meskipun Ayahnya mengatakan jika dia hanya terkena guna-guna.

Sungguh omong kosong!

Lalu kenapa setelah sekian tahun dia baru datang kembali dan ingin mendapatkan maaf dari istri dan anak-anaknya. Kenapa tidak saat pria itu sadar karena telah di bohongi istri mudanya.

Andara tidak akan pernah bisa menerima sang Ayah begitu saja, sampai mungkin Allah sendiri yang akan membuka pintu hati Andara untuk bisa memaafkan lelaki itu.

****

Axelo membuka pintu apartemen nya, entah kenapa dia malah membawa Andara kemari, karena dia tidak tahu harus membawa Andara kemana saat wanita itu menangis sejak tadi di mobil. Mungkin tempat yang tepat adalah di apartemen, pikir Axelo.

"Duduk dulu, aku buatkan teh hangat," ujar Axelo.

"Nggak usah Pak, air putih saja," jawab Andara lemah. Suaranya serak, tenggorokan nya kering. Matanya sembab dan hidungnya memerah.

Axelo ingin sekali memeluk wanita dihadapannya ini, padahal tadi rencananya Axelo ingin curhat dan minta saran pada Andara, tapi kalau sudah seperti ini sepertinya keadaan Andara lebih buruk darinya.

"Oke, aku ambilkan dulu," tidak membutuhkan waktu lama akhirnya Axelo kembali dengan membawa segelas air putih dan beberapa buah-buahan di piring.

"Minum dulu," Axelo menyerahkan gelas itu dan langsung diminum oleh Andara. Menangis memang menguras tenaga, padahal sudah lama sekali Andara tidak mengeluarkan air mata yang sebegitu banyaknya seperti ini.

Andara meletakkan gelasnya diatas meja, masih tersisa sedikit tadi sepertinya sudah cukup membuat tenggorokan nya lega.

Axelo memutuskan untuk duduk di samping Andara dan menghadap gadis itu. Diperhatikan wajah sembah Andara, sungguh Axelo benar-benar gemas ingin membawa Andara ke dalam pelukannya. Wanita itu terlihat rapuh.

"Dara ,,,"

"Pak, jangan tanya dulu masalah saya ya, saya masih belum bisa bercerita," sela Andara.

"Jangan pakai bahasa kaku seperti ini, anggap aja aku calon suamimu, jadi jangan pakai bahasa formal," ujar Axelo.

Andara menatap pria itu dengan kening mengkerut, dia tidak sadar jika sedari tadi memakai bahasa formal.

"Maaf mas," Andara menunduk.

Axelo benar-benar tidak tahan jika tidak menyentuh Andara, tangannya sudah begitu luwes terangkat menyentuh wajah Andara memintanya untuk mendongak. Ibu jarinya mengusap bekas air mata Andara yang terlihat di pipi. "Aku nggak maksa buat kamu cerita, tapi kalau hatimu merasa tidak tenang dan tersiksa, aku suka kalau dijadikan tempat berbagi untukmu, hemm," ujar Axelo lembut.

Andara terpaku menatap bola mata Axelo yang menatapnya dengan tatapan berbeda. Setiap kali menatap mata itu, Andara merasa jika Axelo menatapnya penuh cinta.

Ah, sepertinya Andara terlalu berlebihan, mana mungkin Axelo mencintainya. Lihatlah wanita yang berhasil membuat Axelo klepek-klepek sampai berani berbuat skandal. Siapa lagi kalau bukan Laura. Wanita yang menurut Andara begitu sempurna.

"Baiklah, aku pasti akan cerita kalau sudah siap," jawab Andara sambil memalingkan pandangan.

Namun Axelo kembali mengarahkan wajah Andara padanya. "Tapi aku sudah menghubungi Arsya, aku ingin ketemu sama dia dan minta maaf secara langsung, dan dia mengabulkan," ujar pria itu.

Kali ini Andara menarik kedua sudut bibirnya. "Alhamdulillah, akhirnya mas mau bertemu dengan Pak Arsya, aku seneng jika mas sudah mengakui semuanya pada beliau, jelaskan padanya kalau mas Axel udah nggak cinta lagi sama Bu Laura, ya,, walaupun perasaan itu masih ada tapi setidaknya berbohong demi kebaikan itu tidak apa-apa," Axelo yang mendengar ucapan Laura langsung berubah datar.

"Memang kenyataan aku sudah tidak memiliki perasaan apapun pada Laura, entah menguap kemana perasaan itu, mungkin saja selama ini aku tidak benar-benar mencintai Laura, mungkin aku hanya terobsesi padanya, dan setelah mendapatkan apa yang aku inginkan, dengan semudah itu pula aku lepaskan, karena sejatinya perasaan itu memang bukan cinta yang akan sangat sulit untuk berpaling seperti yang aku rasakan sekarang," jawab Axelo panjang lebar. Matanya masih terus menatap Andara, hingga membuat wanita itu melebarkan kedua matanya setelah mendengar ucapan Axelo yang terakhir.

"Mas Axel lagi jatuh cinta?" Tanya Andara spontan.

Hal itu langsung membuat Axelo terkejut dan reflek menarik tangannya dari wajah Andara. "Siapa bilang aku jatuh cinta?"

"Ya itu tadi, katanya bilang kalau perasaan mas itu bukan cinta, karena sekarang mas Axel sedang berpaling, berpaling pada siapa?"

BERSAMBUNG.

Hai semuanya, aku ada rekomendasi karya keren banget punya sahabatku 🥰