Spin off Antara Dokter & Mafia....
Zoalva Smithsonian (35) adalah salah satu ketua geng Mafia dari kelompok The Blood of Silence yang menguasai wilayah timur, Amerika Utara. Sejak belasan tahun yang lalu kelompok ini sudah berdiri dibawah naungan-nya.
Tak hanya sebagai Mafia berdarah dingin Zoalva juga terlibat dalam bisnis perdagangan manusia, obat-obatan terlarang dan senjata api ilegal. Dia terjun kedalam dunia hitam itu sejak usianya belia.
Kematian kedua orangtuanya yang dibunuh dengan begitu sadis membuat jiwa api membara balas dendam terbakar didalam diri Zoalva sehingga dia tidak membiarkan orang yang sudah membunuh kedua orang tua nya hidup dengan tenang.
Hingga dia menawan seorang gadis yang tidak lain adalah putri dari orang yang telah menghabisi nyawa kedua orang tuanya. Zoalva menyiksa gadis tersebut tanpa ampun.
"Ehem, hanya segini kemampuan mu menyiksaku Tuan?" Zion Arendelle
"Kau bisa memilih ingin mati dengan cara apa?" Zoalva Smithsonian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Milik ku
Happy Reading 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Helikopter Zoalva mendarat didepan mansion mewah milik Vincent yang terletak di satu pulau. Di pulau itu tidak ada bangunan lain selain mansion ini.
Kedatangan Zoalva sudah ditunggu oleh Vincent. Ia menyambut hangat rival nya itu. Ya rival nya karena Vincent yang telah membunuh kedua orang tua Zoalva.
"Dimana Zion, Vincent?" tanya Zoalva tanpa basa-basi. "Jangan sentuh dia barang seinci pun. Aku akan membunuhmu jika sampai terjadi sesuatu padanya," pekik Zoalva.
Matanya memerah menahan amarah dan kebencian. Laki-laki ini adalah perebut semua kebahagiaan nya. Pembunuh kedua orang tua nya dan sekarang menculik wanita nya.
"Kau mencarinya?" Vincent tersenyum meledek. "Bukankah kau ingin melihat nya menderita dan membalaskan dendammu?" ucap Vincent membalas tatapan Zoalva.
"Aku tidak suka basa-basi Vincent. Dimana Zion?" bentak Zoalva. Ia tak sabar bertemu dengan wanita nya itu. Selama tiga bulan ia merasa tak hidup. Selama Zion pergi ia merasa ada yang hilang dari dirinya.
"Eittts, santai kawan," ucap Vincent sambil menyesap rokok yang terselip disela-sela jari nya.
Pertempuran seperti nya akan dimulai. Semua menyiapkan perlawanan. Vincent juga mengerahkan semua anak buahnya serta senjata terbaik yang dia miliki. Ia akan membunuh Zoalva itu saja. Ia takkan biarkan Zoalva hidup.
Vincent membuang putung rokok nya ia menatap Zoalva dengan senyuman licik. Kata orang Zoalva adalah raja Mafia yang paling ditakuti di dunia bawah. Namun bagi Vincent Zoalva tak lebih dari seekor anjing yang hanya datang untuk menangkap mangsanya.
"Kau takkan menemukan nya disini karena aku sudah menyembunyikan ditempat yang kau tidak akan bisa temukan sampai kapanpun. Dia milikku," bisik Vincent ditelinga Zoalva.
Rahang Zoalva mengeras kuat. Tatapannya tajam dan penuh kebencian. Kemarahan jelas terlihat diwajahnya. Tidak. Zion adalah miliknya tak ada yang boleh mengambil Zion dari sisinya.
"Cepat katakan di mana Zion? Sebelum aku menghabisi nyawamu," Zoalva mencengkram kerah baju Vincent dengan kuat. Gigi nya sampai berbunyi bergemeletukkan menahan amarah.
"Right kau akan menghabisi nyawaku?" Vincent tertawa lebar. "Tidak akan bisa Tuan Zoalva Smithsonian. Kau tidak akan bisa menghabisiku tapi aku lah yang akan menghabisi mu," ucap Vincent penuh penekanan.
"Baiklah, mari kita lihat siapa yang lebih hebat," tantang Zoalva berjalan mundur.
Vincent ikut mundur dan bersatu dengan kawanannya. Tak sedikit anak buah yang mereka libatkan untuk saling menyerang satu sama lain nya.
"Darwin, masuk lah ke dalam. Periksa seluruh ruangan. Temukan gadis ku lalu bawa dia pergi," perintah Zoalva pada Darwin setengah berbisik.
Darwin mengangguk paham. Ia siap melakukan apa saja yang diperintahkan Zoalva padanya.
"Pertahankan kubu pertahanan," ucap Zoalva.
"Siap Tuan,"
Masing-masing mengambil bagian mereka. Kedua kelompok Mafia paling terkenal didunia bawah itu seperti nya siap untuk saling menyerang dan membunuh satu sama lainnya.
"SERANG,"
Dor dor dor dor dor dor dor
Dor dor dor dor dor dor dor
Dor dor dor dor dor dor dor
Suara pistol saling menggema dan bersahutan satu sama lain. Kedua kelompok Mafia itu sedang menyerang hanya demi memperebutkan seorang gadis kecil.
Zoalva yang sudah marah karena dipermainkan benar-benar mengamuk. Baru kali ini dalam sejarahnya ia turun langsung menyerang, biasanya anak buah nya saja yang ambil dalih. Demi menyelamatkan wanita yang ia cintai, ia rela melakukan apa saja.
Prang prang prang prang prang
Zoalva dan Vincent saling menyerang dengan pedang. Keduanya memiliki kekuatan yang dalam menyerang.
Prang prang prang prang prang
"Aku takkan membiarkan mu merebut gadis ku," pekik Zoalva ditengah ia sedang menyerang Vincent.
"Dan aku tidak peduli hal itu karena nyatanya dia sudah menjadi milikku," sahut Vincent sambil tertawa
Prang prang prang prang prang
Dor dor dor dor dor dor
"Mantap kawan," John menepuk bahu Robin.
"Ehem," Robin hanya berdehem.
Robin adalah seorang anak buah yang takut peluru karena trauma masa lalu. Namun sejak menjadi anak buah Zoalva ia di tuntut untuk bisa banyak hal meski ia tak benar-benar bisa. Dan Zoalva tidak menerima kata tidak bisa jika tidak dicoba. Robin berlatih dengan keras hingga akhirnya ia bisa dan berani untuk menembak.
Dor dor dor dor dor dor dor dor dor
Dor dor dor dor dor dor dor dor dor
Dor dor dor dor dor dor dor dor dor
"Arghhh,"
"Nick,"
Norton segera berlari kearah Remnick. Lelaki itu tertembak di area tangannya dan meringgis kesakitan.
"Kau baik-baik saja?" tanya Norton tampak panik.
"Ck, bagaimana bisa aku baik-baik saja. Kau tidak lihat tangan ku terluka?" gerutu Remnick.
"Aku tahu. Makanya hati-hati," ketus Norton membantu Remnick berdiri.
"Awasss Ton,"
Keduanya berguling-guling menghindari peluru yang hampir saja mengenai tubuh keduanya.
"Hem, kau masih kuat?" tanya Norton terlihat panik saat melihat wajah Remnick yang pucat.
"Jangan meremehkan ku, aku masih kuat," sahut Remnick berdiri. "Ck, menyebalkan. Untung tidak mengandung racun," gerutu Remnick.
Dor dor dor dor dor dor dor
John dan Robin pun tampak ahli menembak keduanya saling bekerja sama untuk mengelabuhi munsuh karena kenyataannya, anak buah Vincent jauh lebih banyak dari anggota Zoalva.
Dor dor dor dor dor dor dor
Dor dor dor dor dor dor dor
Darwin masuk secara diam-diam kedalam rumah mewah itu. Ia berjalan mengendap-endap.
"Ehem, aman," gumamnya.
Ia melangkah masuk seperti pencuri yang takut ketahuan. Lalu ia menelusuri seluruh ruangan mencari keberadaan Zion.
Dor dor dor dor dor dor
Dor dor dor dor dor dor
Ia menembak beberapa pelayan wanita yang bekerja disana.
Darwin terhenti saat ingin menembak wanita paruh baya. Ah sial dia jadi ingat pada Ibu nya yang tak pernah dia lihat sama sekali.
"Dimana Zion?" sambil menodongkan senjata nya pada wanita paruh baya itu.
"S-saya tidak tahu Tuan," jawabnya ketakutan. Badan bergetar dan keringat dingin bercucuran, apalagi melihat teman-teman nya tergeletak tak berdaya dilantai tanpa nyawa.
"Cepat katakan," desak Darwin.
"Saya tidak tahu Tuan," jawab wanita paruh baya itu sambil menangis karena takut.
Dor
Tanpa pikir panjang Darwin langsung menembak wanita itu. Dia marah karena wanita itu mengatakan tidak tahu.
Darwin berjalan menelusuri setiap kamar disana berharap menemukan keberadaan Zion. Namun tidak ada sama sekali.
"CCTV," gumam nya.
Ia berjalan menuju ruangan komputer Vincent. Lelaki itu langsung duduk didepan komputer dan dengan lincahnya ia berselancar disana.
"Ck, sial," umpatnya. "Seperti nya rekaman CCTV ini sengaja di nonaktifkan," Darwin memukul layar komputer dengan marah.
Lelaki itu kembali berdiri dan meninggalkan ruangan komputer. Tak ada jejak kaki Zion di rumah mewah ini, kemana Vincent membawa wanita itu pergi? Kenapa tak ada sedikit pun petunjuk disana.
Bersambung...
terimakasih semangat terus untuk tetap menulis