Sepasang Mantan 2 One Night With Mantan

BAB 30

Brian berusaha mensejajarkan langkahnya, tapi karena Riana kelelahan, dan mengantuk, beberapa kali si bumil tertinggal, Brian tak tega melihat Riana yang terlihat kelelahan, beberapa kali si bumil menguap, dan lagi Brian teringat pesan dokter, bahwa Riana belum boleh terlalu lelah, bisa membahayakan bayi dalam kandungannya.

Akhirnya Brian menyerah, ia berjongkok di harapan Riana, “Naiklah, aku akan menggendongmu.”

Walau ragu dan sedikit terkejut, ragu, tak menyangka, pria yang dahulu galak dan menyeramkan, mendadak manis dan hampir menyerupai suami siaga.

Tapi sesaat kemudian, dengan patuh Riana naik ke punggung Brian, ia melingkarkan kedua lengannya, ‘kenapa rasanya sungguh nyaman,’ Riana membatin dan tak lama kemudian ia pun terlelap.

“Terimakasih sudah menggendongku kak …”

“Rupanya mengigau …”

Brian menoleh menatap Riana yang sudah terlelap di balik punggungnya. 

Dulu ketika Alicia hamil, wanita itu pun kerap bersikap manja terhadapnya, minta ini itu, tapi setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, Alicia akan menghadiah pelukan, ciuman, bahkan full service diatas ranjang, tapi dengan Riana tentu akan jauh berbeda, karena Riana sudah terang terangan menjaga jarak dengannya.

Dan Brian punya misi terselubung, yakni membahagiakan Ibu dari bayinya, agar bayi didalam sana pun bahagia, syukur syukur jika Riana bisa jatuh cinta padanya, maka akan semakin mudah memperdaya i istrinya tersebut, 

Setelah 20 menit berjalan, Brian tiba di tempat ia memarkirkan mobil.

Pelan pelan Brian berjongkok dan menurunkan Riana dari punggungnya.

Lumayan juga ternyata, ‘gimana kalau pas hamil besar tiba tiba minta gendong?’ gerutu Brian.

Riana mengerjapkan matanya, karena kini sudah berdiri tapi dalam posisi Brian masih memeluk nya agar ia terjaga sepenuh nya.

“Berapa lama aku tertidur?” tanya Riana yang mendadak mata dan tubuhnya segar bugar, setelah tertidur beberapa saat.

“Cukup lama untuk membuat pinggangku patah.” jawa Brian cengengesan sambil melemaskan pinggang dan lengannya yang masih terasa kebas dan kesemutan.

Riana manyun, tapi cukup puas karena tanpa sengaja malah berhasil mengerjai Brian. “Maaf,” ucap Riana singkat, “dan maaf merepotkan, lain kali gendong lagi yah?” tanya Riana dengan nada mengejek.

“Apakah itu berarti aku layak mendapatkan upah yang lain?” dengan berani Brian menyodorkan wajahnya, “boleh dimana saja,” 

Riana menoyor pipi Brian, lalu buru buru berpaling, “jangan ke ge er an, lagi pula tadi aku tidak minta kamu menggendongku, aku hanya ingin duduk dan beristirahat sebentar,” elak Riana, karena tadi ia sungguh mengantuk.

Brian tak pantang menyerah, “oh iya, padahal tadi kamu sempat mengigau, siapa yang kamu impikan, sampai dalam tidur pun kamu mengingatnya?”

Riana mencoba mengingat apa yang tadi ia impikan, hingga mengigau menyebut nama seseorang. “entah aku tak ingat.” jawab Riana sambil memalingkan wajahnya. 

Brian mendengus kesal karena gagal mendapatkan hadiahnya.

Rupa rupanya, si bayi dan othor masih belum puas mengerjai Brian, karena sesaat kemudian, Riana tiba tiba memegangi kepala dan perutnya.

“Kenapa?” tanya Brian khawatir.

“Tiba tiba pusing dan mual.” jawab Riana.

Brian memeluk dan mengusap kepala Riana, “Masuklah ke mobil, mungkin kamu terlalu lama terpapar matahari,”

Riana menggeleng, mendadak wajahnya pucat pasi, membuat Brian semakin merasa cemas. “aduh aku lupa bawa obat mual ku,” keluh Brian.

Dan tak lama kemudian

Hoeekk …

.

.

.

.

Byuuuurr …

“What the F**k …” umpat Brian lirih, tapi kemudian Brian terdiam, Riana pun sama.

Sensasi hangat, kini menjalar dari dada Hingga ke perut Brian, semua yang tadi Riana makan kini keluar sempurna tanpa sisa.

Riana benar benar memuntahkan semua isi perutnya, tampak jelas ia terdiam, karena takut dengan reaksi Brian selanjutnya.

Brian yang malang, bukannya mendapat hadiah, bajunya justru bersimbah muntahan sang istri, rasanya sungguh ingin meledak marah, tapi melihat wajah pucat Riana ia jadi tak tega.

.

.

.

.

.

.

Riana berjalan cepat menghampir Brian yang kini menunggunya di mobil.

Riana membeli kaus untuk menggantikan kemeja yang Brian buang beberapa saat yang lalu, karena Brian tak mau repot mencuci kemeja tersebut, belum lagi sisa muntahan pasti akan meninggalkan bau tidak sedap.

Wajah Riana berseri seri ketika ia kembali duduk di dalam mobil, tapi Brian justru terpejam dengan tubuh menyandar di kursi yang sudah di atur agar bisa tidur nyaman.

Lagi.

Pemandangan Brian tanpa penutup tubuh, terpampang jelas dada bidang dan perut rata, membuat memori malam kelam itu kembali melintas, bagaimana rasanya ketika jari jari tangannya menelusuri dada dan perut rata suaminya.

Tapi dengan cepat Riana menepis segala kemelut dan bayang bayang malam kelam itu dari kepalanya.

Kemudian menggoyang-goyangkan lengan Brian, namun pria itu merasa seperti sedang di Nina bobok kan, semakin lelap, bahkan hanya bergerak untuk berganti posisi, kini wajahnya menghadap ke arah Riana.

Riana mengulurkan lengannya, telapak tangannya kini mendarat di kening Brian, kemudian turun ke nadi lehernya, dan …

PLAK !!! 

Riana menepuk agak keras pipi Brian, “Jangan pura pura tertidur, aku bisa saja berlari ke apotek dan membeli obat untuk penderita gagal jantung, kemudian menyuntikkannya langsung ke dada mu.” ancam Riana.

Segera setelah kalimatnya berakhir, Brian pun membuka mata dengan wajah cemberut, “seram amat ancamannya, gak ada manis manis nya sama sekali.” Brian cemberut, menyadari bahwa dirinya tak bisa berpura pura tidur, karena Riana bisa dengan mudah menyadari bahwa dirinya berbohong.

Riana menyerahkan kaos oblong yang ia beli, dan dengan cepat Brian memakainya, “ada alasan, kenapa baju kita bisa sama?” Brian bertanya manakala melihat Riana mengenakan baju yang sama dengan yang kini ia pakai.

"NOTHING SPECIAL" 

Jawab Riana singkat, membuat kuncup yang baru saja mekar di hati Brian, kini luruh begitu saja. 

.

.

.

.

.

.

Hahahaha 

Sabar ya Brian, tak semua wanita mudah jatuh cinta pada perlakuan manis seorang pria, mungkin kamu perlu melewati jalan setapak, berduri, berbatu, menanjak, berkelok, menikung tajam, dan merosot seperti roller coaster… selamat berjuang 

Othor bulan hanya bisa mengucapkan 

Fighting 🤣🤣🤣💪💪💪