NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Sang Badboy

Istri Rahasia Sang Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:117k
Nilai: 4.9
Nama Author: SAKABIYA Pratiwi

Karena kecerobohan sang Kakak, Nadira harus terjebak dengan seorang ketua geng Motor bernama Arash. Nadira dipaksa melayani Arash untuk menebus semua kesalahan kakaknya.

Arash adalah pemuda kasar, dominan namun memenuhi semua kriteria sebagai boyfriend material para gadis. Berniat untuk mempermainkan Nadira, Arash malah balik terjebak di dalam pesona gadis 17 Tahun itu.

Bagaimana ketika seorang badboy seperti Arash jatuh cinta pada gadis tawanannya sendiri?

Temukan kisahnya di sini, jangan lupa follow Ig Author @saka_biya untuk mengetahui info seputar Nadira dan Arash

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SAKABIYA Pratiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perubahan Yang Baik

Walaupun Rima menentang tapi keputusan sudah diambil sebab keputusan yang mutlak adalah keputusan Teguh.

Setelahnya, Arash kembali mengantar Nadira pulang. Sepanjang jalan Nadira tak banyak bicara, hanya diam dan memikirkan banyak hal.

Arash melambatkan laju motornya lalu menoleh pada Nadira, "Mau makan apa?" tawarkan Arash.

Nadira tak menjawab karena keasyikan melamun.

"Nad?"

"Apa?"

"Sebelum pulang ke rumah, kamu harus makan dulu, mau makan apa?" tanya Arash sungguh perhatian.

"Langsung pulang aja," kata Nadira.

"Nggak, pokoknya harus makan dulu!"

Nadira memperhatikan punggung Arash dan merasa ada yang berbeda. Lelaki menyebalkan itu sudah mulai melunak dan perhatian.

"Nad," kata Arash lalu menoleh lagi.

"Ya udah, aku mau makan nasi liwet."

"Ha? Nasi liwet?"

"Iya. Dede bayinya lagi pengen makan nasi liwet!"

Arash terkekeh karena menganggap permintaan Nadira cukup aneh.

"Dimana? Aku nggak tahu rumah makan sunda yang deket di sini di mana?"

"Ya usaha, cariin, pokoknya pengen makan yang ada di tayangan acara makan-makan incess nabati pas kemaren sore," kata Nadira.

"Ha? Acara apa itu? Siapa tuh Incess Nabati?"

"Nggak pernah nonton TV ya?"

Arash menepikan laju motornya di sebuah Halte untuk mengetahui lebih lanjut apa yang sebenar-benarnya diinginkan oleh Nadira.

"Kok berhenti di sini? Ini halte, bukan rumah makan sunda," tanya Nadira heran.

"Kamu cari dulu alamatnya, kalo udah nemu, baru kita jalan lagi ke sana," kata Arash.

Nadira mencari referensi di Instagram dan akhirnya menemukan alamat rumah makan yang diinginkannya.

"Ke sini," kata Nadira lalu kasih tunjuk alamat resto itu.

Nadira tak ingin ambil pusing, mumpung Arash sedang dalam mode baik, maka Nadira pun berusaha menerima nasibnya lagi sebagai Istri Rahasia sang Badboy. Kendatipun Rima memberi respon buruk, Nadira kembali ingat pada janin dalam perutnya, apa pun yang terjadi yang terpenting adalah dirinya bisa tetap sekolah dan anaknya kelak memiliki keluarga yang jelas. Hanya itu tujuan Nadira saat ini.

"Oke, kita ke sana sekarang." Arash menurut tanpa keberatan.

'Nyata kah perubahannya ini? Apa dia bersungguh-sungguh? Apa dia emang benar-benar mau bertanggung jawab?' batin Nadira. Di balik keraguannya itu, Nadira pun berharap kalau Arash memang akan menebus semua kesalahannya dengan begitu Nadira tak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi.

*

*

Ami dan Kaizan datang ke rumah tapi rumah sangat sepi. Nadira juga tak membalas pesan mau pun telpon dari Ami.

"Kayaknya nggak ada di rumah deh, Kai!" kata Ami setelah memencet bel berulang kali dan tak ada jawaban.

"Duh, Nad! Bikin cemas aja sih," dengus Kai kesal.

"Apa lagi dibawa ke dokter sama Kak Galang ya?"

"Mana ada kak Galang peduli sama Nad? Coba kamu telpon sekali lagi!"

"Nggak diangkat, ini barusan aku telpon tetap nggak nyahut, dichat pun nggak dibalas, terakhir online sekitar 30 menit yang lalu," kata Ami.

Kaizan tampak kecewa, padahal dia sangat ingin bertemu Nadira dan mengetahui kondisi terbarunya.

"Gimana dong?" tanya Ami.

"Kita tungguin aja!" kata Kai memutuskan lalu turun dari motornya.

"Ya udah tunggu sampai Nad balas chatku seenggaknya."

Ami duduk di teras rumah Nadira begitu pun dengan Kaizan. Mereka akan menunggu sampai Nadira membalas pesan Ami.

"Oh iya, si Jen tahu kamu ke sini sekarang?" tanya Ami membangun obrolan baru dengan Kai.

"Emangnya dia perlu tahu aku mau pergi ke mana?"

"Ya kali aja, dia akan posesif banget sama kamu," cibir Ami.

"Aku udah wanti-wanti ke dia, kalo mau balikan, dia nggak boleh membatasi ruang gerakku, dia pasti nggak akan berani posesif lagi."

"Oalaaah, gitu ya? Bagus sih, untung si Jen bucin sama kamu, yaa jadinya nurut-nurut aja."

"Mi, emangnya Nad sama sekali nggak cerita dia sakit apa ke kamu?"

"Dia bilang cuma demam, gitu aja ...."

"Pas terakhir di sekolah, kondisinya mengkhawatirkan banget, bahkan sempat muntah-muntah. Takutnya dia keracunan makanan."

"Iya sih, waktu itu beberapa hari suka nolak buat di ajak jajan di kantin. Nafsu makannya malah terganggu, kalo keracunan, nggak tau juga keracunan kenapa?"

Kaizan dan Ami tak curiga sama sekali kalau Nadira bukan sakit demam biasa. Nadira pun menutup rahasia itu bahkan dari Ami sekalipun.

"Ya udah deh, kita tunggu aja, aku beneran cemas, takut Nad kenapa-napa terus dijahatin sama Kakaknya," kata Kaizan.

"Iya, kita tunggu aja, siapa tahu bentar lagi balas chat dari aku."

Keduanya pun benar-benar memutuskan untuk menunggu Nadira. Padahal saat ini Nadira sedang makan di sebuah rumah makan sunda yang menyajikan konsep lesehan.

Arash dan Nadira menepi ke sebuah saung bambu yang ada di atas kolam ikan yang luas sehingga sambil menunggu pesanan dihidangkan, Nadira bisa bermain-main dengan ikan Mas warna warni yang ada di kolam itu.

"Jadi besok kita ke Bandung buat nemuin Tante sama Om kamu," kata Arash menemani Nadira bermain dengan ikan-ikan itu.

"Iya. Tapi aku nggak yakin ...." keluh Nadira.

"Kamu harus yakin."

"Tante Dewi pasti bakalan kecewa banget sama aku. Pasti dia juga bakalan sedih. Apa lagi kalau satu hari nanti Mama kamu mendebat lagi kayak tadi, untung aja, Papa kamu sangat pengertian dan sangat ngerti posisi kita saat ini," ungkap Nadira.

"Tolong maklumi sikap Mama, lama kelamaan juga nanti dia luluh juga. Lagian Mama tuh mimpi banget pengen punya anak perempuan, nah, kamu bisa ngambil kesempatan itu. Kalo kamu udah dapat hatinya mama, mama bakalan nganggap kamu lebih dari sekedar anak menantu, yakin deh!"

Nadira tetap merasa tak yakin. Sikap Rima benar-benar meninggalkan kesan yang buruk untuk Nadira.

"Sampai kamu lulus sekolah, rahasia ini akan terjaga, aku jamin!" kata Arash lagi demi meyakinkan Nadira.

"Semoga aja. Aku cuma mau lulus sekolah, setelah itu terserah walau seluruh dunia tahu rahasia ini!"

"Terus hubungan kamu sama si Arka gimana?" Arash mulai menyinggung soal Arka.

"Kak Arka? Hubungan apa? Nggak ada hubungan apa-apa kok di antara kami."

"Bagus lah!"

"Kok Kak Arash bisa kenal sama Kak Arka? Aku kaget lho pas kejadian di toko buku itu."

"Kita satu alumni, satu angkatan."

"Oh, pantesan aja."

"Sekarang masih suka kontekan sama si Arka?"

"Nggak. Chatnya dari beberapa hari lalu aku abaikan. Aku lagi malas buka WA, isinya semua orang yang nanyain kabar, sementara aku nggak tahu harus jawab apa, nggak tahu harus jelasin apa," jawab Nadira.

Arash senang sekali mendengarnya. Arash sangat percaya kalau Nadira memanglah gadis yang setia. Tak mungkin berlaku genit atau nakal pada lelaki lain. Sedikit banyak Arash cukup mengenali karakter Nadira.

Pesanan datang dan Nadira senang sekali. Makanan yang tersaji saat ini adalah salah satu makanan yang sangat ingin di santapnya belakangan ini.

"Silakan," kata pelayan yang membawakan pesanan.

"Makasih, Mbak."

Nasi liwet yang masih tersaji dalam panci kastrol, ikan gurame bakar, plecing kangkung dan berbagai macam sambel sudah siap di atas meja rendah yang ada di tengah saung.

"Waah, bisa makan banyak hari ini," kata Nadira cukup bernafsu.

"Makanlah yang banyak," kata Arash.

"Kok jadi perhatian banget sih?" sindir Nadira.

"Perhatian salah, nggak perhatian salah."

"Yaa aneh aja, bukannya dulu sempat mau bikin masa depanku hancur?" sindir Nadira lagi.

"Bawel!"

"Kak Arash diam-diam suka sama aku ya?"

"Idiiiih ...."

"Terus kenapa sekarang tiba-tiba jadi baik kalo bukan karena suka?"

"Ya karena kecebong liar yang udah bertumbuh di perut kamu!" jawab Arash tak benar-benar mengakui kebucinannya.

"Oh karena itu?"

"Udah cepetan makan! Habis ini kita pulang, dan siap-siap besok pagi-pagi banget kita ke Bandung!"

"Ya udah ...." Nadira sudah memenuhi piringnya dan nafsu makannya memang langsung tergugah dengan makanan lezat itu. Yang pasti saat ini menikmati momen kebaikan Arash. Berharap kalau Arash akan semakin dan semakin baik lagi ke depannya.

*

*

"Nad! Iih, kenapa nggak balas chat dari aku?"

Saat Nadira dan Arash sampai di depan rumah, Kaizan dan Ami menyambut dan langsung mengomel.

"Ya ampun! Aku lupa kalau siang ini kalian mau ke sini!" sadari Nadira dan jadi merasa bersalah.

Kaizan menatap benci pada Arash dan rasanya tak rela Nadira kembali dekat dengan anak geng motor.

"Iih, Nad! Kami udah nunggu se-Jam lebih lho! Ya seenggaknya kamu buka chatnya, balas, gitu ...."

"Iya maaf maaf, aku nggak buka-buka handphone, Mi. Terakhir emang tadi sih pas lagi di jalan! Maaf ya, jangan manyun dong. Kai, sorry ya ...."

"Nggak apa-apa. Sekarang gimana? Feel better?" tanya Kai, perhatian Kaizan membuat Arash cemburu lagi.

"Sekarang udah jauh lebih baik."

"Berarti besok kamu mulai sekolah lagi dong?" tanya Ami berharap.

"Hm, kayaknya belum bisa, besok aku ada urusan ke Bandung. Mungkin lusa baru bisa sekolah, atau nggak senin depan,"

"Yaaaah ...."

"Hmmm," gretak Arash yang tiba-tiba diabaikan.

Nadira menoleh dan sadar kalau dirinya belum pamit pada calon suaminya itu.

"Eh, Kak Arash mau langsung pulang?" tanya Nadira.

"Iya."

"Ya udah, hati-hati di jalan ya, jangan ngebut-ngebut!"

Sehabis itu, barulah Arash pergi dari sana dan meninggalkan tanda tanya besar di hati Ami dan Kaizan.

"Nad, kamu balikan lagi sama Kak Arash?" tanya Ami sungguh sangat kepo.

"Kamu ini gimana sih, Nad? Bukannya kamu merasa terancam sama dia? Kenapa sekarang sikap kamu malah jadi manis begitu sama dia?" tanya Kaizan kemudian.

Awalnya Nadira tak tahu harus menjelaskan apa pada teman-temannya. Nadira tak boleh salah menjawab. Nadira harus menjawab dengan tenang.

"Kadang-kadang aku tuh nggak ngerti deh sama kamu, Nad! Yang aku tahu, Kak Arash itu orang yang lumayan bikin kamu tertekan selama ini!" cemaskan Ami.

"Udah yuk, mending kalian masuk dulu, biar aku masakin mie instan buat kalian," ajak Nadira.

"Nggak mau mie instan, tadi udah makan mie ayam di sekolah." tolak Ami.

"Kalo dimsum mau? Aku ada stok dimsum di kulkas," tawari Nadira.

"Nah, kalo itu mau."

"Tapi kukus sendiri ya, aku lagi nggak bersahabat sama bau dimsum!"

"Oke deh, siap."

Mereka pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Saat itu, Nadira menjelaskan pada keduanya kalau Nadira kembali pada Arash karena beberapa alasan yang belum bisa Nadira jelaskan secara gamblang. Nadira berharap kalau keduanya mengerti dan beruntung kalau Ami dan Kaizan mengerti akan hal itu. Walaupun Kaizan menyimpan curiga bahwa Nadira menyimpan sebuah rahasia kelam.

'Jangan-jangan kamu udah hamil anak keparat itu, Nad!' curigai Kai, tapi Kai memendam kecurigaannya itu hanya di dalam hati saja.

*

*

Esok harinya, pagi-pagi sekali, Nadira kaget karena ternyata bukan hanya Arash yang akan mengantarnya pergi ke Bandung. Tapi bersama dengan Teguh, tapi tanpa Rima.

Sebelum berangkat, Teguh dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu. Galang yang kebetulan ada di Rumah membuatkan secangkir minuman. Galang sangat segan dan malu.

"Maaf, Om. Cuma bisa nyuguhin kopi aja," kata Galang.

"Nggak apa-apa, makasih."

Galang melirik pada Arash dan Arash terlihat santai saja.

"Kamu udah tahu kalau adik kamu hamil?" tanya Teguh pada Galang.

"Sebenarnya udah tahu Om."

"Kamu udah tahu kan kalau itu ulahnya Arash?"

"Ta-tahu, Om. Sebenarnya ulah saya juga." Akui Galang.

"Lho, maksudnya?"

"Nah, Papa mending denger aja dulu dari biang keroknya biar nggak buru-buru nge-judge kalau ini cuma salah Arash!" kata Arash.

"Gimana maksudnya? Tolong jelaskan."

"Jadi gini, Om. Waktu itu, saya berhutang sama Arash senilai 20 juta. Saya udah cukup lama buron, dan merasa buntu karena nggak bisa bayar uang itu, saya menawarkan adik saya yang masih perawan buat bayar hutang itu," Galang membenamkan wajahnya semakin tertunduk karena malu pada Teguh.

"Astagfirullah, jadi begitu awalnya?" Teguh sampai beristigfar dan hanya bisa geleng kepala.

"Iya, Om. Nad awalnya nolak, tapi mungkin nggak tega liat saya dikeroyok sama Arash dan kawan-kawannya, akhirnya Nad mau, tapi ngasih syarat, dia mau dinikahi dulu sebelum itu. Dan, kami semuapun sepakat, saya menikahkan Nad pada Arash malam itu," akui Galang lagi.

Teguh merasa sangat miris. Teguh merasa sangat bersalah pada Nadira.

"Gitu ceritanya, Pah." kata Arash.

"Ya tetap aja kamu juga salah! Mana boleh kamu memperdaya gadis nggak berdosa seperti Nadira?! Kalian ini benar-benar pengecut!" rutuki Teguh jadi kesal.

"Iya, Arash akui itu ...."

"Saya akan menjelaskan ini ke Om dan Tante saya, ini memang salah saya sepenuhnya," kata Galang lagi.

"Ya udah, kamu ikut ke Bandung hari ini ya," ajak Teguh pada Galang.

"Baik, Om."

Nadira muncul dari arah tangga dengan penampilan yang sudah siap. Sekarang satu rintang lagi yang harus ia hadapi, yakni Tante dan Omnya. Jika Dewi dan Ryan nanti sudah sepakat dengan rencana Arash dan Teguh, maka Nadira pun bisa sedikit bernafas lega.

"Om ..." Nadira mendekat pada Teguh lalu memberi salam.

"Kamu udah siap?" tanya Teguh.

"Udah, Om."

"Jangan panggil Om lagi, biar mulai terbiasa, panggil Papa aja, sama seperti Arash manggil ya," kata Teguh.

Sungguh Nadira terharu dengan sikap Teguh. Nadira merasakan kehangatan dari Teguh.

"I-iya, Pah ...."

Galang senang melihatnya, apalagi Arash. Berharap ini akan jadi awal yang baik untuk mereka.

"Kita berangkat sekarang?"

"Iya, biar Arash yang nyetir!" Arash mengambil alih kunci mobil dan dia yang akan menyetir.

1
Siti Nina
suka banget sama sikap nya nadia 💪
Siti Nina
oke
Cuik Kusmini
ditunggu kelanjutanya
Cuik Kusmini
/Drool/
park jum
ehh, Nadira Jangn balik dlu biarin si aras galw tingkat dewa😆
Melyunacikal Salira
koq gk d lnjut kak
Qurrotul Ainiy
kapan lanjut lagi...
Melyunacikal Salira
lanjutt donk
Melyunacikal Salira
up donk kak
Rawin Usman
ceritanya bagus ..... semangat kak...
Rawin Usman
bagus ceritanya....up terus kak.....
Eni Afatta Bilqis
kayanta kka lupa nih kalo punya lapak yg harus d update 😁😁
Eni Afatta Bilqis
semoga ceritanya masih panjang
Eni Afatta Bilqis
akh makian seru ajah deh
Eni Afatta Bilqis
bagus ceritanya ak suka tapi ko belum update lagi ya
Aira Zaskia
astagfirullah arash 😂gak papa nanti belajar lgi yah arash biar bisa imamin ank & istri
Qaisaa Nazarudin
Hati2 Rash,jgn sampe Nadira terjerat geng sebelah kalo meteka tau kamu dekat dgn Nadira,bisa aja kan,kamu gak dapet,Nadira yg dijadiin sandra..
Qaisaa Nazarudin
Untung aja Nadira jujur sama Arash,Jadi Arash gak salah paham pd Nadira..👍🏻
Qaisaa Nazarudin
Keputusan bukan ditangan kamu Rima,,
Qaisaa Nazarudin
Thor Bikin teguh selingkuh dan punya istri lain,biar tau rasa Rima..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!