Istri Rahasia Sang Badboy
"Tolong, Nad! Tolong kakakmu ini! Apa kamu tega ngebiarin kakak mati konyol di tangan mereka?" Galang memohon dengan wajah berdarah-darah.
Nadira dihadapkan pada 2 pilihan tersulit di dalam hidupnya. Membiarkan kakaknya habis di tangan Arash dan kawan-kawan, atau menyerahkan dirinya kepada Arash sebagai tebusan hutang sang kakak.
2 bulan yang lalu, Galang berhutang pada Arash untuk berjudi. Arash sudah bersabar menunggu Galang mengembalikan uangnya tapi Galang terus menghindar.
Arash yang merupakan pentolan geng Thunder, yang merupakan geng motor paling ditakuti di kota merasa geram karena ditipu habis-habisan oleh Galang. Bukan karena nominal hutangnya, tapi karena sikap Galang yang sudah mempermainkan Arash.
"Kalian masih punya waktu 1 menit buat berunding! Katakan kalo kalian udah punya keputusan!" ucap Arash lalu menyulut rokok yang sudah stand by di antara dua belah bibir tipisnya.
Arash dan ke-5 kawannya yang baru saja menghajar Galang habis-habisan berdiri santai menyaksikan seorang pemuda babak belur dengan adiknya yang hanya bisa menangis di dalam situasi yang sulit itu.
Nadira sedang menimang-nimang keputusan. Apakah membiarkan kakaknya disiksa lagi atau menyerahkan diri untuk menyelamatkan?
"Nad ...." gumam Galang yang semakin tak berdaya.
"Kakak macam apa sih kamu ini? Kenapa tega melibatkan aku dalam masalah ini?" protes Nadira tak tahu harus bagaimana.
"Jadi kamu mau menyerahkan kakak buat dihajar lagi sama mereka?" tanya Galang masih dalam posisi terkapar.
"Itu semua adalah perbuatan Kak Galang! Harusnya Kakak sendiri yang tanggung jawab!"
"Jadi itu jawaban kamu? Kalo kakak mati, siapa lagi yang akan menjaga kamu, Nad?"
Nadira tersenyum kecut sekaligus tersenyum getir mendengar ujaran kakaknya. Selama ini, Nadira hanya tinggal dengan Galang setelah kedua orang tua mereka meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat 5 Tahun yang lalu.
"Waktu kalian sudah habis!" ujar Arash dan ke-5 kawannya kembali memungut tongkat baseball mereka untuk meneruskan menghajar Galang.
"Nad ...." Galang kembali memohon dan hanya pada Nadira ia bisa menggantungkan harapannya.
Nadira memejam mata beberapa detik dan merasakan pergulatan batin yang hebat. Pilihannya tak ada yang mudah dan Nadira tahu kalau kecaman Geng Thunder bukan ancaman yang main-main.
"Angkat dia! Kita habisi sekarang!" perintah Arash pada temannya lalu Arash membuang puntung rokoknya ke atas tubuh Galang.
Nadira mengepalkan jari-jemarinya kuat-kuat dan maju beberapa langkah memberanikan diri.
"Tunggu dulu," ucapnya lalu menghadap pada Arash. Arash menatap gadis 17 Tahun itu dengan tatapan yang dingin.
"Udah lah, habisi aja bedebah ini, Bro! Mereka udah terlalu banyak membuang waktu!" ujar Pradit, salah satu teman Arash.
"Lepaskan Kak Galang! Aku akan menebus semua hutang-hutangnya!" kata Nadira dengan tegas walau suaranya terdengar gemetar.
Wajah ketakutan Nadira malah membuat Arash bernafsu dan dia senang karena malam ini dia bisa menyalurkan birahinya pada gadis perawan yang dijanjikan oleh Galang.
"Si Galang udah ngomong kan soal kesepakatannya?" tanya Arash pada Nadira.
"Uang 20 juta itu akan aku bayar dengan tubuhku ini," ucap Nadira lalu menundukan wajahnya karena tak kuasa berlama-lama bertatapan dengan Arash.
"Oke. Kalo kamu masih perawan, aku akan bebaskan semua hutang si Galang! Tapi kalo kamu menipu, hutang itu akan tetap jadi hutang! Ngerti?"
Nadira meringis dalam hati dan perkataan Arash terdengar sangat ngeri. Tapi semuanya harus terjadi, demi menyelamatkan nyawa sang Kakak.
Ke-5 teman Arash tersenyum licik dan berpikiran kotor kalau malam ini Arash akan menggauli anak SMA yang ada di dalam kungkungan mereka saat ini.
"Sikat, Bro! Jangan lupa pasang candid kamera buat dokumentasi!" seru Jimmy, teman Arash yang lain.
"Bisa dijadikan alat intimidasi kalo suatu hari mereka main-main lagi dengan kita!" kata Pradit kemudian.
"Gua akan buat dia kelelahan sampai sulit bernafas," kata Arash dengan senyum seringai yang membingkai wajah rupawannya.
Hati Nadira semakin bergemuruh. Tapi mau bagaimana lagi? Nadira sudah tak memiliki pilihan lain lagi.
Tapi kemudian Nadira ingat perkataan mendiang orang tuanya ....
"Nad, ingat satu pesan kami, jagalah harta yang paling berharga yang ada pada diri kamu, kamu tahu kan apa maksud kami?"
"Jangan serahkan diri kamu pada lelaki yang bukan suami kamu! Ingat lah! Jangan pernah melakukan hubungan di luar ikatan pernikahan!"
Nadira ingat nasihat kedua orangtuanya di masa lalu. Tapi sekarang situasinya sangat mendesak! Apa yang harus Nadira lakukan?
"Bawa si Galang ke klinik!" perintah Arash pada teman-temannya.
"Aman, Bro!"
"Ayo ikut! Kita cari hotel terdekat!" ajak Arash lalu merangkul Nadira tapi Nadira masih menolak dan menjaga jarak. Arash marah lagi karena menganggap Nadira terus mengulur waktu.
"Waah, apa lagi ini? Cewek ini benar-benar mempermainkan lo, Bro!" kata Pradit memprovokasi.
"Tunggu dulu, izinkan aku ngasih satu syarat dan permintaan sebelum semuanya terjadi," pinta Nadira pada Arash.
"Yaelaaa, mau bayar utang aja pake banyak acara banget gini sih? Hey, bocah! Kayaknya lo benar-benar mau kakak lo mati di sini ya?" ujar Pradit kesal.
"Paksa aja, Bro! Biar urusan kita sama si Galang benar-benar selesai! Suka gatel nih tangan gue kalo ada urusan yang belum selesai begini!" kata Irfan, teman Arash yang lain.
Nadira harus mengatur nafas baik-baik di antara para pemuda bar-bar itu dan sesekali Nadira melirik pada Galang yang masih terkapar tak berdaya.
"Sebentar ... Sebentar aja, ini tuh sangat penting!" kata Nadira sembari mengatupkan kedua tangan di hadapan Arash.
"Katakan!" Persilakan Arash dengan dingin.
"Tolong halalkan aku terlebih dahulu, baru Kak Arash boleh menggauli aku," pinta Nadira.
Beberapa detik lamanya tempat itu senyap dan permintaan Nadira benar-benar membuat kawan-kawan Arash terbengong.
Arash masih menatap lekat pada Nadira. Belum jelas lagi apa arti tatapan netranya kali ini.
"Tolong hargai prinsipku, Kak. Aku udah janji sama mendiang kedua orangtuaku kalo aku nggak akan melakukan *** di luar ikatan pernikahan, oleh sebab itu, kalo memang Kak Arash kekeh mau aku membayar hutang Kak Galang dengan jalan kayak gini ... Tolong wujudkan permintaanku ini, nikahi aku dulu, nggak apa-apa walau cuma pernikahan siri, yang penting perbuatan kita nanti bukan lagi perbuatan Zina!" Nadira menjelaskan alasannya.
Ha ha ha! Seketikan tawa kawan-kawan Arash pecah setelah mendengar kata-kata Nadira. Sementara Arash tetap datar dan tak tertarik untuk tertawa seperti teman-temannya yang lain.
"Gokil! Emang gokil banget adeknya si Galang ini! Konyol total tau nggak?!" kata Pradit dan masih menertawakan dengan puas.
"Berani banget sih dia! Gue nggak tahu harus kagum atau harus ketawa! Yang pasti nih cewek benar-benar naif!" lanjut Jimmy.
"Abaikan aja permintaan konyolnya, Rash! Gusur aja dia ke hotel!" seru Irfan memprovokasi.
Nadira perlahan menatap Arash lagi, dengan mata berkaca-kaca, Nadira sekali lagi meminta ...
"Aku mohon, Kak. Nikahi aku dulu, setelah kamu puas, kamu boleh menalak aku lagi."
Apakah Arash akan mewujudkan syarat yang diminta oleh Nadira?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Bagus Nadira..Mmg itu yg terbaik,Janji halal hukannya zina 👍🏻👍🏻👏🏻👏🏻 Kamu emang cerdik dan cerdas juga tegas pravo 👏🏻👏🏻💪🏻💪🏻
2023-06-14
0
dee_an
mampir kak stlh lihat FS tyt ada karya disini
2023-02-22
0
Ati Rahmawati_🌹💐
hadiir...🥰
2023-02-14
0