Pernikahan Luar Biasa

Miranda dengan wajah kesalnya menyeret koper ke Bandara hilang sudah khayalan nya bisa bersama David di Bali mau tak mau di kembali ke rencana awal perjodohan David dan Vani sang sepupu agar bisa menguasai harta David.

"Aku mau pulang ke Jakarta kenapa papa malah datang menyusul?" tanya David

"Papa ingin memastikan kondisi kamu Vid,apa salah nya papa datang ke mari"

"Bukan masalah pa tapi aku rasa pekerjaan ku di sini hanya sia-sia saja buktinya sudah hampir satu Minggu aku di sini tidak mengerjakan apapun"

"Vid,stay lah di sini dulu besok papa minta pada Andi untuk mengganti kan posisi kamu sementara"

"Andi!!"

"Ya,anak bude mu,Andi sedang ada di Jakarta saat ini jadi papa bisa minta bantuan dia"

"Kenapa papa malah mengambil keputusan sepihak pa"

"Papa rasa tidak ada salah nya kita menetap di Bali untuk beberapa bulan ini toh papa juga di sini bukan nya kamu mau kembali ke Indonesia demi papa,kenapa sekarang kamu malah membantah"

"Tapi pa-"

"Vid.....papa mau kita di sini tidak ada bantahan"

David menendang kaki ke udara,dia kesal karena harus meninggalkan Dara dalam waktu lama.

****

"Mungkin ini kedua kali nya kita jalan ke taman ini ya mas,awal kita sampai di Jakarta dan sekarang" ucap Dara sambil memakan Es crem kesukaan nya, mereka saat ini tengah berada di taman,hari ini Heri mengajak Dara keliling Jakarta menghabiskan waktu liburan mereka membuat Dara bahagia. Seminggu bersama sang suami tak membuat Dara lupa pada bayangan David tapi Dara cukup bahagia bisa bersama sang suami meskipun Heri tak seromantis David tak seroyal David tapi Heri adalah suaminya,suami sah nya.

"Iya sayang aku sampai lupa sangking lama nya,maafin aku ya yang sedikit waktu untuk kamu, padahal aku pengen banget selalu dekat kamu sayang"

"Iya mas,oh ya gimana kabar ibu mas?" tanya Dara tiba-tiba

"Baik,kenapa?"

"Sakit nya sudah sembuh?"

"Sakit!!"

"Bukan nya tempo hari kamu mengatakan kalau ibu sakit dan berobat"

"Oh iya sayang aku sampai lupa, cuma sakit biasa sayang,sakit tua! aku kasihan kalau nggak di kasih uang tambahan takut nya ibu butuh mendadak" alasan Heri dan diangguki Dara

"Kemarin aku telpon ibu katanya ada Keluarga kamu dari Bengkulu yang datang mas,kamu tau?"tanya Dara

"Ka-mu tel-pon ibu sayang?" tanya Heri gugup

"Ibu ku mas! bukan ibu mu, mereka bertemu di pasar saat belanja dan ibu mu bilang sedang ada Keluarga dari Bengkulu"

"Mungkin lah sayang, untung aku kirim uang lebih coba kalau pas-pasan pusing juga ibu keluarga nya datang" ujar Heri

"Habis ini kita mau kemana lagi sayang?" tanya Heri

"Mas mau nya kemana?"

"Kalau kamu tanya aku ya ke rumah lah, baring-baring di kasur " jawab Heri cengengesan

"Semua laki-laki pikiran nya hampir sama s*langk*ng*n saja" batin Dara

"Masih sore mas temani aku dulu ke supermarket mau belanja keperluan dapur mas,sudah pada habis besok kamu mau berangkat"

"Ya sudah yuk sekarang sayang" ajak Heri menggandeng tangan Dara.

****

"Mas Heri kelewatan ya nggak mau angkat telepon ku saat bersama perempuan itu" oceh Rania kesal

"Tunggu kamu pulang ya mas, nggak akan aku kasih jatah,biar saja kamu gantung terus"lanjut nya kesal

"Nggak tau apa kalau aku udah gatal banget pengen di masukin" gerutu nya

Tok...tok....

Ketukan pintu memberhentikan ocehan Rania,perut nya sudah mulai membuncit saat ini karena kehamilan nya sudah empat bulan.

"Siapa" pekik Rania berjalan ke depan pintu

"Oh pak RT,ada apa pak?" tanya Rania ramah

"Ini bu Rania mau mendata warga,takut nya saya malah kecolongan nanti nya"

"Oh boleh pak, silahkan masuk"

"Terimakasih bu Rania"

"Duduk dulu ya pak saya bikin kan minum,bapak mau minum apa?"Tanya Rania dengan suara seksi dan sedikit menunduk memperlihatkan tonjolan bukit kembar nya membuat pak Rt tidak dapat berkonsentrasi lagi.

"Ter-serah saja bu Ra-nia,air putih ju-ga ti-dak masalah" jawab nya gugup

"Gerah pak,masa air putih. Es sirup aja ya" goda Rania sambil mengeluarkan lidah nya seperti orang kehausan.

"Bo-leh"

Rania segera kebelakang membuat kan minuman untuk pak Rt nya ini.

"Kalau sesekali main dengan orang lain di belakang mas Heri seperti nya nggak masalah deh,kan mas Heri nggak tau juga, habisnya gatal banget salah sendiri kenapa dia nggak cepat datang malahan betah di rumah perempuan kampung itu, istri cantik seksi begini di anggurin" gumam Rania tersenyum tipis

"Pasti punya pak Rt lebih gede deh, soalnya badan nya aja keker gitu,uuuhhhh jadi kepengen" lanjut nya

Rania membawa kan satu jelas Es sirup dan sengaja menundukkan kepalanya hingga tonjolan itu terlihat jelas.

"Silahkan di minum pak"

"Kalau su-su seperti nya juga enak mbak Rania"

"Bapak mau susu? kenapa nggak bilang dari tadi pak, kebetulan habis di kulkas kalau bapak mau saya bisa belikan di warung buk Inah sebentar ya" tawar Rania

"Nggak ada ya,kalau nggak ada ya sudah nggak usah bu Rania,ini saja juga sudah cukup"

Rania duduk d sebelah pak Rt yang sedang gemetar membuka map nya.

"Jadi buku nikah dari KUA belum ada ya?"

"Belum pak, itu lah yang saya bingung kan anak mau lahir tapi suami saya belum juga mengurus nya pak" jawab Rania sambil mengusap perut nya yang terlihat seksi.

"Apa saja ya pak syarat pengurusan nya?" tanya Rania sambil mengusap paha Pak Rt

"It-u bu.... langsung ke KUA saja,nanti di jelaskan di sana oleh pihak KUA"

"Oh begitu ya pak,tapi sekarang saya sedang hamil pak, tunggu melahirkan saja lah.Ayo di minum pak nanti keburu nggak enak lagi kalau es nya cair semua beda kalau sama es yang itu" tawar Rania sambil terkekeh kecil mengambil kan air nya dan menumpahkan sedikit di paha pk Rt.

"Maaf pak....saya nggak sengaja" ujar Rania mengambil tisu dan langsung mengelap paha pak Rt membuat lelaki berumur itu gemetaran.

Rania sengaja mengelap sampai ke pangkal paha, dan melihat sesuatu yang sudah menonjol keras di bawah sana.

"Wah...gede ya pak, Kalah punya suami saya"

"Yang bener Bu Rania"

"Iya pak,kalau nggak percaya buka aja biar saya ukur pake tangan,kalau mas Heri nggak penuh tangan saya" goda Rania, tanpa basa-basi Pak Rt segera membuka gesper nya dan mengeluarkan nya membuat Rania melotot karena yang di bayangkan nya memang pas lebih besar sedikit dari milik Heri.

"Kamu nggak Open BO lagi Rania?" tanya Pak Rt yang memang tau kehidupan Rania sebelum nya.

"Pilih-pilih pak, tergantung uang nya" jawab Rania

"Kalau begitu bisa dong"

"Bisa di atur, untuk hari ini saya kasih free pak karena bapak sudah datang tepat waktu, anggap saja perkenalan" jawab nya dengan seringai mesum

Rania segera melucuti segitiga pengaman nya dan duduk di pangkuan pak Rt.

"Pintu nya belum di tutup Ran, nanti ada yang lihat"

"Nggak akan ada yang curiga pak, mereka sering lihat saya main di kursi tamu dengan mas Heri, kalau ada yang lihat pasti menyangka kalau saya sedang bersama mas Heri" jawab Rania yang sudah di liputi gairah.

Pak Rt tersebut hanya pasrah saja karena dia pun juga sudah tidak tahan dengan godaan yang di berikan Rania.

Rania memang lihat mengerakkan pinggul nya membuat Pak Rt tak berkutik, mungkin karena dulu nya Rania mantan PSK jadi tau berbagai macam gaya dan cara memuaskan lelaki dewasa.

"Lain kali kalau saya kepengen bisa calling kamu Ran?" tanya pak Rt setelah menyelesaikan hajat nya

"Boleh pak,tapi tunggu suami saya tidak ada ya,dan saya tidak bisa bermain kasar pak karena sedang hamil"

"Seperti tadi saja sudah nikmat Rania, istri saya sudah tua tidak bisa seperti tadi" ujar nya dan di anggukki Rania dengan senyuman.

"Ini sekedar buat jajan jangan anggap lain ya" ucap Pak Rt sebelum pamit menyalami Rania dan memberikan uang 100 ribu.

Setelah pak Rt pergi Rania melihat uang nya.

"Yahh cuma 100,,kere juga ternyata!! tapi nggak papa lah buat penglaris, untuk milik nya lumayan besar kalau lebih kecil mah nggak sebanding ini bayaran nya" gumam Rania berjalan ke arah kamar mandi