NovelToon NovelToon
Cinta Naira

Cinta Naira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nelis Rawati Siregar

Sudah di zaman kapan ini masih ada kata "dijodohkan"....
Wah.... ternyata orangtua ku masih sejadul itu, dan juga kenapa coba harus aku???
Abang dan juga kakak ku bahkan adik ku memilih pasangan hidupnya masing-masing...
"Ya Bu nanti aku pulang untuk makan malamnya''..." gitu dong anak ibu" jawab ibu diseberang telpon...
Bagaimana kisah cinta Naira apakah jadi berjodoh dan bahagia????
Yuk baca ceritanya.....
Maaf y masih karya pertama...
Mohon kritik yang membangun dan yang baik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelis Rawati Siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Bima pov

Aku melihat sorot mata yang sangat kecewa dari Bunda. Bunda yang seeffort itu dalam menyambut kedatangan Ririn. Dari selesai sholat subuh aku sudah mendengar Bunda ngajak Ayah ke pasar untuk membeli bahan makanan sebagai hidangan untuk menyambut Ririn. Aku pun ikut kecewa melihat sikap Ririn yang mengabaikan acara ini tanpa ada kabar dan lebih parah dia dihubungi tidak bisa. Apalagi jika melihat Bunda, hatiku berdenyut merasakan kekecewaan itu. Bukan pertemuan yang berkesan yang didapat tetapi rasa sakit menunggu yang sia-sia dan terabaikan.

 Sedangkan aku jangan ditanya lagi, rasa kecewa, marah, tak dihargai bercampur jadi satu. Bukannya aku gak merasa kecewa ketika Bunda dan Ayah diperlakukan seperti itu aku hanya berusaha menutupi rasa kecewaku agar Bunda masih bisa memaafkan Ririn. Sekarang apalagi yang aku katakan untuk mempertahankannya.

Ketika aku melihat euforia Bunda tadi pagi aku berkesimpulan bahwa apa yang terjadi 2 hari yang lalu masih bisa diterima dan dimaafkan oleh Bunda. Tapi sekarang bukan hanya ungkapan rasa kecewa yang ditunjukkan oleh Bunda yang paling mengagetkan aku adalah kata perjodohan yang dilakukan Bunda tanpa sepengetahuan ku. Aku sampai gak sadar mendengar kata perjodohan itu. Aku sampai terbengong bengong melihat Bunda memberikan informasi perjodohan. Namun tak satupun informasi yang disampaikan itu menempel diingatan ku.

Aku masih berusaha mengontrol emosi yang rasanya mau meledak saja tapi sudah dihadapkan dengan kata perjodohan. Aku beneran shock. Sampai aku nggak sadar Bunda dan Ayah sudah meninggalkan aku sendiri di meja makan. Aku tersadar ketika aku mendengar suara pintu ditutup menandakan Ayah dan Bunda telah masuk kedalam kamar.

Rasanya mau meledak saja kepala ku. Masalah Ririn ini saja belum clear ditambah masalah perjodohan lagi. Aku memejamkan mata seraya memijat kening ku untuk sedikit mengurangi rasa sakit kepala ku. Belum lagi memikirkan besok siang aku harus berangkat ke Medan. Karena aku biasa hanya memerlukan waktu 3 hari saja untuk memantau cabang yang aku dirikan. Sepertinya di Medan pun ada sedikit masalah soalnya kemarin Doni menelpon ku untuk memastikan jadwal pasti kepulangan ku.

Apa aku harus pulang sementara masalah yang disini aja belum bisa diselesaikan. Aku melirik deringan handphone ku. Rian sahabat, aku langsung mengangkat panggilan itu, " ada apa bro?, aku bertanya. "ngajakin elo ngopi di kafe Egi. Gue denger dari Rico elo lagi di Bandung", Rian menjawab. Aku menghela nafas, "kayaknya gue skip aja bro udah mepet ini waktunya, besok jam 10 gue udah harus boarding pass. Sorry ya Rian lain waktu aja", aku menjelaskan kondisi ku.

"Aman bro, hati-hati elo besok ya," Rian menjawab.

"Makasih bro", aku memutuskan sambungan telepon nya. Aku beranjak menuju kamar untuk beristirahat untuk penerbangan besok.

Keesokan harinya aku menjumpai Bunda dulu untuk memastikan informasi yang kemarin aku dengar.

" Bun apa betul perjodohan itu?", aku bertanya

" Ya betul, Bunda harap kamu menerima dan 2 bulan lagi ketika kami berkunjung ke Medan kita akan kerumahnya untuk memperbincangkan langkah selanjutnya". Bunda melihat kearah ku setelah selesai berbicara.

"Aku masih berharap Bunda memaafkan Ririn Bun". Aku ingin meluluhkan hati Bunda.

"Bunda sudah memaafkan Ririn Bim, tapi untuk menerima dia jadi istri kamu Bunda merasa gak akan bisa. Jadi Bunda harap kamu bisa menerima perjodohan ini dan tidak mengecewakan Bunda suatu saat nanti".

"Aku pamit Bun, Bunda sama Ayah jaga diri baik-baik. Kalau ada hal yang mendesak telpon Rico ya Bun", aku menyalami Bunda dan Ayah. "Kamu hati-hati ya berangkatnya kabarin Ayah kalau sudah sampai di Medan. Maafkan kami terkesan memaksa kamu tapi ini semua demi kebaikan kamu".

"Baik Ayah".

Bima berjalan memasuki mobil yang akan membawanya menuju bandara

1
Isra
ini lagi proses
aLink sword
kok udah gak ada lanjutan nya
filzah
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Isra: saya juga
total 1 replies
Vivi imut i love you
Ceritanya bikin aku merasakan banyak emosi, bagus bgt thor! 😭
Isra: terimakasih atas atensinya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!