Delisa gadis yatim piatu yang tinggal di desa terpencil. Di usianya yang masih 18 tahun dia harus menjadi tulang punggung untuk membesarkan kedua adiknya yang masih kecil.
Hingga suatu saat Delisa dan kedua adiknya yang sedang mandi di sungai menemukan seorang pria tergeletak tak berdaya di tepi sungai.
Karna merasa kasihan Delisa membawa pria itu ke gubuk kecilnya lalu merawatnya sampai sembuh. Namun saat sadar pria itu malah tidak tau siapa dirinya yang sebenarnya.
"Siapakah pria itu?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31# Gress
Dewa terus saja mencari keberadaan Nana dan Ayu keseluruh sudut gedung pernikahan. Namun, hasilnya sama saja dia tidak menemukan keberadaan Ayu dan Nana sama sekali. Dewa langsung saja merogoh sakunya lalu mencoba menghubungi Fadli.
"Ada apa?" ucap Fadli singkat saat sambungan telepon terhubung.
"Kamu di mana?" ucap Dewa frustasi.
"Aku di ruang cctv. Ada apa?" ucap Fadli mulai mengerti dari cara bicara Dewa.
"Coba kamu cari keberadaan kedua Nona kecil. Kalau ada sesuatu yang mencurigakan segera hubungi aku" ucap Dewa langsung saja mematikan pangilannya lalu kembali mencari keberadaan Ayu dan Nana.
"Dew.. Sial dia mematikan pangilannya" ucap Fadli kesal karna belum sempat menanyakan dimana lokasi Ayu dan Nana terakhir kalinya.
Fadli langsung saja menyuruh seluruh angotanya untuk memeriksa seluruh ruangan gedung. Mendengar perintah Fadli semua pengawal langsung saja bergerak. Mereka langsung saja memeriksa seluruh sudut gedung aula itu tanpa ada yang ketingalan sedikitpun.
"Kalian perhatikan cctv di setiap ruangan dengan baik jangan ada kelewatan sedikitpun" perintah Fadli menghawatirkan keadaan kedua Nona kecilnya.
******
Ayu dan Nana sedang asik memakan kue bersama. Namun, seorang pelayan wanita datang menghampiri mereka.
"Hello Nona kecil, Saya di perintahkan Tuan Al untuk membawa kalian ke suatu tempat karna Tuan Al sudah menyiapkan hadiah untuk kalian" ucap pelayan itu tersenyum manis.
"Benarkah?" ucap Ayu dan Nana penuh semangat.
"Ia, Nona. Sekarang kalian ikut aku"
"Kak, aku pangil Kak Dewa dulu ya" ucap Ayu tanpa ada kecurigaan sedikitpun.
"Kak Dewa sudah menunggu kalian di sana" ucap pelayan itu lalu memberi kode kepada angotanya untuk menutupi Dewa agar tidak terlihat oleh Nana dan Ayu.
"Ia, Kak Dewa tidak ada lagi di sini" ucap Ayu mencoba menatap ke sana ke mari tapi tidak lagi kelihat keberadaan Dewa di sana.
"Ya, sudah. Ayo Nona nanti Kak Dewa terlalu lama menunggu" ucap Pelayan itu langsung saja menyuruh Ayu dan Nana berjalan mengikutinya.
Pelayan itu menjalankan perannya dengan sangat baik sehingga tidak ada satupun pengawal yang mencurigainya. Dia juga mencoba menghindari kamera cctv dengan sangat baik.
"Kakak apa kita masih jauh?" ucap Ayu dan Nana ketika mereka telah keluar dari gedung pernikahan.
"Tidak, sekarang ayo naik ke dalam mobil" ucap pelayan itu lansung saja membukakan pintu untuk Ayu dan Nana.
Ayu dan Nana langsung saja menatap supir yang duduk dengan pria berbadan tegap yang sangat menyeramkan di dalam mobil itu. Ayu langsung saja memegang tangan Nana mulai mencurigai gerak gerik pelayan dan juga pria itu.
Ayu mencoba untuk berjalan mundur sambil memegang tangan Nana. Namun, pelayan itu menyadarinya dan langsung saja menagkap Ayu dan Nana.
"Lepaskan kami. Siapa kalian" teriak Ayu dan Nana mencoba memberontak.
"Jangan coba untuk kabur! atau kami akan membunuh kalian dan mengirim potongan kepala kalian kepada kakak kalian" teriak wanita itu lalu mencoba melempar tubuh mungil Ayu dan Nana kedalam mobilnya.
"Hikss...hikss... siapa kalian? apa urusan kalian dengan kakakku?" ucap Ayu menangis ketakutan.
"Diam kalian! duduk di sini maka kalian akan selamat" bentak wanita itu langsung saja menutup pintu dengan kasar.
"Hei, siapa kalian?" ucap salah satu pengawal Aldyanta yang sedang lewat.
"Sial! ayo cepat jalan" perintah wanita itu.
"Baik, Bos" pria yang memegang kemudi langsung saja melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Dor..dor....
"Jangan kabur kalian" ucap pengawal itu mencoba menghentikan mobil yang membawa Ayu dan Nana.
Wanita itu langsung saja mengambil senjatanya lalu membidik kepala pengawal itu yang berusaha terus mengejar mereka walaupun hanya berlari.
Dor...
Hanya satu kali tembakan pengawal itu langsung saja terjatuh tidak bernyawa lagi di atas tanah. Setelah memastikan tidak ada lagi pengawal yang mengikuti mereka. Mereka langsung saja kembali melajukan mobil mereka dengan kecepatan tinggi.
"Hiks... kalian siapa? kenapa kalian membawa kami hiks.. hiks" ucap Nana menangis ketakutan.
"Kalian mau tau siapa aku baiklah. Aku adalah Gress dan mereka berdua adalah anak buahku. Untuk apa kami menculik kalian alasannya hanya satu karna kami butuh kalian untuk menakhlukan Kakak kalian Aldyanta" ucap Gress tersenyum sinis.
"Apa urusan kalian dengan Kak Al? Kak Al orang baik jadi tidak mungkin dia mencari masalah dengan kalian" ucap Ayu dengan berani
"Kamu sangat berani anak manis. Tapi, sayang kamu harus jadi tahanan kami. Kakak kalian memang tidak punya masalah dengan kami. Tapi, bos besar kami mempunyai masalah dengannya" ucap Gress menatap kagum keberanian Ayu.
"Kalian salah berurusan dengan Kak Al. Lihatlah Kak Dewa dan Kak Fadli akan datang menyelamatkan kami"
"Itu yang aku tunggu. Karna aku ada urusan dengan pengawal kalian yang tampan itu. Dewa lihatlah aku akan mendapatkan tubuhmu malam ini. Kalau tidak kau akan melihat kedua Nona kecilmu ini mati di tanganku" ucap Gress dengan penuh semangat.
Gress adalah pengagum rahasia Dewa. Dia telah terobsesi dengan Dewa hingga membuat dia rela melakukan apapun agar bisa menghabiskan malam dengan Dewa. Namun, Dewa yang merasakan hal yang aneh ketika berdekatan dengannya membuat Dewa terus saja menolak untuk bermalam bersamanya.
Gress sering minum dan mencari hiburan di club tepat Dewa dan Fadli selalu mencari hiburan. Namun, sikap Gress terlalu tertutup hingga tidak ada orang yang dekat dengannya. Bahkan Gress selalu minum seorang diri tanpa mau bergabung dengan tamu club.
Namun, ketika dia melihat Dewa dia langsung saja terpesona dan ingin menghabiskan malam dengan Dewa. Gress langsung saja secara terang terangan mengoda Dewa. Dewa yang menyadari Gress yang mencoba mendelatinya langsung saja merasa bingung.
Apa lagi mengingat sikap Gress yang dingin tak tersentuh tiba tiba bisa mendekatinya secara langsung. Bahkan Dewa merasa jika Gress bukan berasal dari kalangan orang sembarangan sehingga Dewa memilih untuk menghindarinya.
Dewa juga pernah mencari tau tentang Gress yang terus saja merayunya. Tapi, hasilnya nihil dia tidak bisa menemukan satu imformasipun tentang Gress sehingga membuat Dewa langsung saja menolak secara terang terangan keinginan Gress untuk bermalam bersamanya.
Tanpa Dewa sadari hal itu membuat Gres murka lalu mulai mencari imformasi tentang Dewa. Gress langsung saja terkejut ketika mengetahui jika Dewa adalah kaki tangan sekaligus pengawal Aldyanta musuh bos besarnya.
Ketika mendapat tugas untuk menculik Ayu dan Nana, Gress langsung saja semangat. Gress yang mengetahui jika pengawal yang di tugaskan untuk menjaga Ayu dan Nana adalah Dewa langsung saja mengambil tugas itu dengan semangat.
Karna Gress merasa Ayu dan Nana bisa dia manfaatkan untuk menjatuhkan Dewa. Karna pasti Dewa akan datang untuk menyelamatkan Ayu dan Nana. Di situlah Gress akan mengambil kesempatan untuk mengancam Dewa mengunakan Ayu dan Nana.
Bersambung.....