Pendekar Pedang Pengembara

Setelah menyelesaikan semuanya, Zhang Xian En pun mohon izin kepada Gurunya untuk melakukan perjalanan.

"GURU, saya mohon izin untuk berangkat memulai perjalanan saya sekarang"ucap Zhang Xian En seraya berlutut didepan gurunya.

"baiklah muridku. Bertambah kuatlah dan jadilah laki-laki yang bertanggung jawab dan ingat selalu pesanku"Jawab Tetua Chao Pao sambil menatap Murid satu-satunya itu. Dirinya tidak membayangkan akan kembali sendiri lagi padahal semenjak dia hidup sendirian dan kedatangan Zhang Xian En dirinya sudah merasa tidak kesepian lagi.

"Zhang Xian En, aku mau memberikanmu cincin penyimpanan dan bisa menyimpan barang-barangmu. cincin ini guru gunakan sewaktu masih menjadi pendekar muda. Didalam cincin ini ada sedikit koin bekalmu yang kamu butuhkan diperjalanan tadi dan pedang yang guru berikan bisa kamu simpan didalamnya" ucap Tetua Chao Pao.

"Terimakasih guru" balas Zhang Xian En.

"Kau cukup meneteskan darah mu kecincin itu dan kamu baru bisa menggunakannnya. Untuk menggunakannya kamu cukup bebicara didalam hatimu apa saja barang yang kamu sebut masuk kedalam cincin itu dan keluar sesuka hatimu" jelasnya kepada murudnya.

Zhang Xian En pun berangkat dan memulai perjalanannya walau dia masih ditahap tingkat langit, itu sudah membuat dia menjadi pendekar yang sangat sulit dicari tandingannya diantara pendekar-pendekar muda seumuran dengan dirinya. Bahkan bisa dikatakan dia salah satu jenius yang ada dikekaisaran Ming.

Zhang Xian En melawati Hutan lebat dan sesekali beristirahat diatas pohon.

Tidak terasa, sudah setengah hari perjalanan Zhang Xian En. perjalanan yang dia tempuh untuk tiba di Kota Kekaisaran masih butuh beberapa hari lagi. Setidaknya dia masih bisa beristirahat didesa yang dia lewati.

Akhirnya dia melihat desa dari kejauhan dan Zhang Xian En secepat kilat terbang melesat untuk bisa beristirahat dan mencari makanan karena dia sendiri sudah merasakan kelaparan tiada taranya.

Sesampainya didepan gerbang desa, Zhang Xian En perlahan turun dan berjalan seperti biasanya supaya tidak mencari perhatian orang banyak yang mau memasuki desa itu.

"Maaf Tuan, kalo boleh saya bertanya ini desa apa? tanya Zhang Xian En kesalah satu penduduk yg kebetulan dia temui di pintu masuk desa.

"Desa ini namanya Desa daun semanggi" jawab pria yang kelihatan sudah berumur 30-an.

"Terimakasih Tuan, kalo begitu saya akan undur diri. maaf kalo saya sudah membuat perjalanan Tuan tertahan sebentar" jawab Zhang Xian En seraya membungkuk sambil masuk kedalam desa.

Tidak lama setelah agak lama berjalan, Zhang Xian En masuk kedalam desa untuk mencari penginapan.

"Tuan, ada yang bisa saya bantu ?" Tanya pelayan penginapan yang ada dipintu masuk penginapan.

"Aku ingin memesan 1 buah kamar untuk istrahat. apakah ada? "jawab Zhang Xian En tanpa basa basi lagi.

"Ada Tuan, silahkan masuk dan biaya untuk menginap setidaknya harus membayar 20 koin perunggu"ucap pelayan.

"ini 20 koin perunggu dan ini 10 koin perunggu untuk makanan dan tolong antarkan ke kamar saya"

"Baik tuan"pelayan.

Pelayan wanita itu mengantarkan Zhang Xian En untuk menunjukkan kamar yang ingin dia tempati. Diapun akhirnya masuk dan membersihkan dirinya sejenak.

Setelah membersihkan dirinya yang lelah diperjalanan sebelumnya,Zhang Xian En duduk dan mencoba bermeditasi sambil menunggu makanan yang dia pesan kepada pelayan.

Tok..tokk.tokk

"Tuan muda ini makanann." sambil mengetuk pintunkamar.

Sebelum wanita itu selesai menyelesaikan bicaranya, pelayan itu tergagap melihat pemuda yang sebelum bertemu dengannya tadi dan kelihatan biasa aja dan terlihat kotor kini terlihat tampan dan gagah.

"maaf tuan muda, maksud saya ini makanan yang tuan pesan tadi" sambil menunduk malu.

"Terimakasih nona, Taruh saja dimeja." jawab Zhang Xian En sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sedang tidak gatal.

Setelah menutup pintu kamar dan segera mencicipi hidangan yang telah diantarkan pelayan itu.

"Ahirnya, perutku terisi juga!" keluh Zhang Xian En seraya merebahkan dirinya yang kelelahan diatas ranjang yang empuk.

Sambil menutup matanya, Zhang Xian En tiba-tiba masih membayangi wajah ayah, ibu dan saudaranya yang telah dibantai waktu itu.

"Ayah,ibu. Anakmu ini akan menjadi kuat dan akan mencari orang yang telah membantai seluruh desa kita" gumamnya.

Tiba-tiba, tanpa sadar Zhang Xian En terkejut karena ada auara yg mengetuk pintu kamarnya.

"Tuan muda, tuan muda" pelayan.

Mendengar suara pelayan dari luar , Zhang Xian En pun akhirnya membuka pintu walau mata nya masih berat dan ingin menlanjutkan tidurnya lagi.

"Iya, ada apa nona" jawab Zhang Xian En ketus."Tuan, bolehkah saya meminta pertolongan dari tuan muda" kata gadis itu sambil memasang wajah sedih dan menunduk.

Zhang Xian En sejenak berpikir apa pertolongan yang bisa dia berikan kepada gadis pelayan ini.

"Boleh.. asal saya bisa membantu maka saya akan membantu nona" jawab Zhang Xian En.

"Tuan muda, tolong bantu saya" ucap wanita itu sambil berlutut.

Melihat hal itu,Zhang Xian En tidak bisa berkata apa-apa lagi dan dia segera mengangkat gadis itu sambil membantunya untuk berdiri.

"Ada apa? tolong katakan dengan pelan !" jawab Zhang xian en.

Gadis itu menangis tersedu-sedu sambil bercerita kepada Zhang Xian En. Setelah mendengarkan semua cerita dari wanita pelayan itu,Zhang Xian En sendiri merasa terkejut dan menaikan alisnya.

"siapa yang berani melakukan hal itu nona?"

Gadis itu melanjutkan ceritanya bahwa ibunya yang barusan datang menemuinya memberi tahukan bahwa adik laki-lakinya saat ini sedang ditahan oleh salah satu perampok dan ibunya sendiri habis dipukuli oleh perampok itu. Alasannya karena ketua dari perampok itu menginginkan dan memaksa dirinya untuk dijadikan istri simpanan ketua perampok.

Mendengarkan hal itu,Zhang Xian En benar benar marah dan seketika itu juga mengeluarkan sedikit auranya.

Dia membayangkan seandainya itu terjadi pada keluarganya. Bahkan jika ibunya dipukuli seperti itu apakah dia sendiri bisa diam terus??

"Baiklah, kalau begitu bawa saya kerumahmu untuk menemui ibumu untuk memastikan kejadiannya" Zhang Xian En

"Baik tuan muda" jawab gadis itu sambil menunjukkan jalan kerumahnya.

Diam-diam Zhang Xian En berpikir sendiri sambil mengikuti gadis pelayan penginapan itu sambil berbicara dialam hati. "Setidaknya ini pertama kali saya menggunakan kemampuan saya untuk membantu orang yang membutuhkan" Batin Zhang Xian En.

Sesampainya dirumah itu, gadis itu pun berlari kedalam rumah dan segera menemui ibunya yang sedang menangis didalam rumah dan memeluknya.

"Ibu, jangan menangis lagi. Semuanya akan baik-baik saja". sambil menenangkan ibunya.

"Apa yang harus kita lakukan nak, ibumu sudah sangat takut keadaan adikmu yang ditahan dan dibawa oleh anggota ketua dari kelompok yang ingin memaksa menikahimu" tata ibunya sambil menangis.

Tiba-tiba Zhang Xian En mendekatkan dirinya kepada ibu dari gadis itu dan mencoba berusaha menenangkannya. Melihat hal itu, ibu itu pun terkejut kenapa bisa ada laki-laki yang tiba-tiba ada didalam rumahnya sambil menatap anak gadisnya.

"Tenang bu, semuanya akan baik-baik saja karena pemuda ini orang yang saya temui dipenginapan dan meminta pertolongan untuk menolong kita dan membebaskan adik yang ditahan" ucap gadis itu.

Gadis itupun langsung berdiri dan menatap Zhang Xian En. Dia pun tidak tau kenapa tiba-tiba dia harus meminta tolong dari pria muda ini dipenginapan. Wanita itu sedikit agak ketakutan apakah tuan muda yang dilihatnya ini bisa membantu keluarganya. Bahkan dia takut jika pemuda yang didepan nya sekarang malah menjadi korban dari masalah keluarganya dan membuat tuan muda ini akan bernasib seperti adiknya.

Melihat sikap wanita itu, Zhang Xian En merasakan tatapan keraguan dari pelayan itu dan tersenyum sambil berkata "Saya akan membantu keluargamu dan saya akan segera membebaskan adikmu."

Gadis pelayan ini merasa bahagia tetapi dia langsung berkata" tuan muda, apa kah benar tian muda bisa membantu membebaskan adik laki-laki saya? " Kelompok mereka selama ini dikenal dengan sebutan Hantu bayangan dan ketua kelompok dan anggotanya sangat kejam. sudah banyak orang yang mereka temui dibunuh dan dirampas semua harta kekayaannya dan mereka suka memaksa orang untuk menuruti keinginan mereka"

Mendengar hal itu.. Zhang Xian En semakin yakin, cepat atau lambat dia harus menghancurkan kelompok ini supaya kedepannya tidak ada lagi orang yang akan menderita karena ulah mereka.