NovelToon NovelToon
Krono-pencuri

Krono-pencuri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Time Travel / Obsesi / Mengubah Takdir / Penyelamat / Tamat
Popularitas:438
Nilai: 5
Nama Author: Yoga Ards

Di masa depan distopia bernama Neo-Arcadia, ingatan adalah komoditas. Orang miskin menjual ingatan bahagia mereka untuk bertahan hidup, sementara elite membelinya untuk menikmati pengalaman yang tidak pernah mereka miliki. Elara, seorang remaja yatim piatu, menemukan dirinya memiliki kemampuan langka dan berbahaya: dia dapat mencuri, memindahkan, dan bahkan menghapus ingatan hanya dengan sentuhan kulit. Ketika kemampuan ini menarik perhatian Aether Corp, konglomerat yang mengendalikan pasar ingatan global, Elara harus melakukan perjalanan berbahaya melintasi realitas paralel untuk menemukan asal-usul kekuatannya—sebelum Aether Corp mencuri ingatan terakhirnya: ingatan tentang keluarganya yang hilang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoga Ards, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4: Drone Varian dan Jalan Menuju Gema

Elara meluncur ke Lorong E-5. Otot-ototnya menjerit kelelahan. Aksi mengaktifkan mesin bubut tua di Rust Chamber telah menghabiskan sebagian besar energinya, dan sisa ingatan Nexus terasa seperti beban panas di bagian belakang kepalanya.

Di hadapannya, Stasiun Transmisi adalah ruangan yang tampak relatif modern di tengah reruntuhan: lantai besi yang dipoles, konsol-konsol kontrol berkedip-kedip, dan sebuah pintu baja besar yang berlabel "Varian Cargo Bay - Restricted".

Kael sudah berada di sana, berjongkok di balik konsol utama. Kepalanya tertunduk, keringat menetes dari earpiece-nya. Tangan Kael bergerak di atas keyboard kristal, memasukkan syntax yang rumit dengan kecepatan cahaya.

"Elara! Tepat waktu! Aku hanya punya sekitar tiga puluh detik lagi sebelum firewall Varian mengunci semua override eksternal," Kael mendesis, tanpa mengalihkan pandangan dari layar. "Tugasmu: Amankan area. Aku mendeteksi empat UEK mendekat dari lorong utama E-4. Mereka akan tiba dalam satu menit."

Elara melihat sekeliling. Tidak ada tempat untuk bersembunyi. Stasiun ini terlalu terbuka.

"Kau harus lebih cepat, Kael," kata Elara, mundur ke pintu masuk lorong. "Mereka lebih cepat dari yang kau duga. Aku membuat mesin bubut itu bergerak liar, tapi mereka melewatinya."

Elara melepaskan Neuro-Glove. Tangan kanannya terasa kaku. Dia melihat sebuah tumpukan kotak peralatan di dekat pintu masuk stasiun.

Dia menyentuhnya. Kronometri bekerja. Dia menyuntikkan glitch sederhana: 'Ingatan Perubahan Bentuk.'

Kotak-kotak itu tidak berubah bentuk, tetapi di mata sensor optik UEK, kotak itu akan tampak seperti tumpukan beton yang baru runtuh—penghalang yang memblokir lorong. Itu hanya penundaan visual, tapi itu mungkin cukup.

"Aku memberi kita lima belas detik tambahan untuk penundaan visual," kata Elara, menarik kembali sarung tangannya. "Fokus, Kael!"

Kael hanya mendengus sebagai respons. "Hampir selesai! Aku merangkai ulang autopilot Drone Varian 7. Itu adalah unit lama, tapi shielding-nya masih berfungsi. Kita bisa terbang di atas Kota Kaca tanpa terdeteksi—semoga saja."

Sistem Scanner Kuantum Aether Corp benar-benar efektif. Elara bisa mendengar langkah-langkah berat UEK di Lorong E-4, semakin dekat. Mereka tidak melihat 'penghalang' yang ia ciptakan, tapi mereka tahu Elara sudah dekat karena fluktuasi energi Kronometri dari glitch di kotak-kotak itu.

KLANG!

Pintu Kargo Varian tiba-tiba terbuka dengan bunyi desisan hidrolik yang keras. Di dalamnya, tergantung dari langit-langit, adalah Drone Kargo Varian 7: sebuah unit pengangkut persegi panjang besar, berwarna abu-abu kusam, dengan dua baling-baling plasma besar di setiap sisinya dan kokpit kecil di bagian depannya.

"Masuk! Sekarang, Elara!" teriak Kael, tangannya masih di konsol.

Elara berlari ke cargo bay. Bersamaan dengan itu, empat UEK muncul dari Lorong E-4. Mereka melihat Elara dan mulai menembak. Bukan jaring Neuro-Web, tapi tembakan balistik yang dirancang untuk merobek perisai.

"Peluru panas!" Kael menjerit, matanya masih terpaku di layar.

Elara melompat ke cargo bay, di bawah Drone Varian 7 yang bergoyang. Peluru-peluru itu menghantam dinding stasiun, memercikkan serpihan logam.

"Selesai! Aku masuk!" teriak Kael, mencabut semua kabel dari konsol.

Elara berlari, menarik Kael ke tangga kecil yang mengarah ke kokpit Drone.

Mereka merangkak masuk ke kokpit yang sempit. Kael segera duduk di kursi pilot dan mengaktifkan kontrol manual yang baru ia override.

"Kita tidak punya waktu untuk bersantai!" teriak Kael, menekan tombol Ignition Plasma.

Baling-baling plasma Drone Varian 7 menyala, mengeluarkan cahaya merah-jingga yang menggerung keras. Mesin-mesinnya bergetar.

Di luar cargo bay, UEK menembak dengan panik, mencoba menghentikan mereka.

"Elara! Pintu!" teriak Kael.

Elara dengan cepat mencari kontrol pintu di panel kokpit, tapi semua panel masih terkunci oleh firewall Aether Corp.

Tidak ada waktu untuk hacking.

Elara melepaskan sarung tangan kirinya, dan dengan hati-hati—karena dia tidak ingin menghapus fungsi utama drone—dia menyentuh panel kontrol pintu. Dia menyuntikkan glitch 'Ingatan Kecepatan'.

Panel itu berkedip hijau, dan pintu cargo bay menutup dengan kecepatan mengerikan.

BLAM!

Pintu itu menutup tepat di wajah salah satu UEK, yang terjebak di antara celah penutup.

"Gila! Kau akan menghancurkan sistemnya!" teriak Kael, namun dia segera fokus kembali pada kendali.

Drone Varian 7 mulai naik dengan goncangan keras. UEK yang tersisa menembak ke lambung baja drone, tapi shielding lamanya berhasil menahan serangan itu.

"Tujuan: Reruntuhan Pabrik Energi Lama. Utara. Autopilot diaktifkan!"

Drone itu melesat keluar dari Sektor Tua, menembus lapisan tengah Neo-Arcadia, melaju di antara gedung-gedung tua yang sudah diabaikan.

Kael menstabilkan drone di ketinggian yang aman, tepat di atas lapisan kabut tebal yang menyelimuti Distrik Bawah. Di atas kabut, yang terlihat adalah Neo-Arcadia yang sesungguhnya—Kota Kaca.

Cahaya neon dan hologram di atas mereka bersinar dingin, melukis pemandangan cyberpunk yang mewah dan menjulang tinggi. Mereka terbang melewati monorel eksekutif, melewati taman-taman di atas atap, dan di bawah menara Aether Corp yang menjulang.

"Neva ada di sana," bisik Elara, menunjuk ke menara tertinggi yang bersinar biru neon.

"Ya. Dia sedang duduk di sana, meminum Neuro-Smoothie-nya, dan merencanakan bagaimana mengambil kemampuanmu," jawab Kael, suaranya tenang, kini setelah mereka aman dari serangan fisik.

"Bagaimana Neva mendapatkan kemampuan untuk memanipulasi ingatan seperti itu, Kael? Dia bukan Chrono-Kid sepertiku."

Kael menghela napas panjang. Dia mengotak-atik Neuro-Glove Elara, memasukkan sebuah patch darurat untuk mengurangi sensitivitas.

"Dia tidak mendapatkan. Dia mencuri. Setelah Proyek Chronos ditutup dan semua anak yatim piatu dieksekusi—kecuali dirimu, Elara—Neva mengambil semua data. Dia mengambil spesimen, dan dia mengambil ingatan kolektif dari subjek uji. Aku yakin Neuro-Link yang dia pakai di pergelangan tangannya, yang ia curi dari Tuan Vance, hanyalah sebuah antena. Kekuatan sebenarnya adalah data ingatan mentah yang ia input ke dalam otaknya. Itulah mengapa dia membutuhkan Nexus."

"Mengapa?"

"Aku melihat data yang dikaburkan dari Proyek Chronos. The Echoes (Gema) adalah dimensi yang dibentuk oleh semua ingatan. Ingatan masa lalu, ingatan masa depan, ingatan kolektif. Neva tidak puas dengan mengendalikan realitas fisik. Dia ingin mengendalikan alur waktu dan takdir. Nexus adalah pintu gerbangnya. Dan kemampuan Kronometri-mu adalah kunci pembuka gerbang itu."

Elara mencerna informasi yang berat itu. "Jika aku adalah kuncinya, dia tidak akan pernah bisa membukanya tanpaku."

"Tepat," Kael menegaskan. "Dia harus membawamu, atau, yang lebih mungkin, memanenmu di Nexus."

Setelah sekitar tiga puluh menit terbang, Neo-Arcadia yang berkilauan mulai meredup di kejauhan. Mereka memasuki wilayah gurun beton yang luas—Reruntuhan Pabrik Energi Lama.

Drone Varian 7 melambat. Kael mengalihkan kontrolnya dari autopilot yang telah ia hack ke panduan visual manual.

Di bawah mereka, terhampar sisa-sisa kompleks industri raksasa. Cerobong asap yang tumbang, reaktor yang berkarat, dan hamparan ladang beton yang retak.

"Kita harus mendarat secara manual di Sektor Alpha-9. Itu adalah tempat uji coba Neva," kata Kael.

Saat drone itu turun perlahan, Elara melihatnya. Di tengah gurun itu, diapit oleh dua menara pendingin yang rusak, ada sebuah instalasi militer kecil yang dijaga ketat. Di tengah instalasi itu, ada sebuah perangkat aneh yang memancarkan cahaya ungu terang, seolah-olah mengisap energi dari langit.

"Itu dia," bisik Elara. "Perangkat yang dilihat teknisi itu."

Kael mendaratkan drone itu di balik tumpukan puing, sekitar satu kilometer dari instalasi itu. Mereka harus berjalan kaki.

"Elara, kita tidak bisa menyerang langsung. Neva pasti memasang sensor termal yang serius di sana. Kita butuh rencana untuk menyusup," kata Kael, meraih ranselnya.

"Kita tidak punya waktu untuk rencana, Kael. Mereka sedang mengumpulkan energi. Nexus akan segera terbuka," kata Elara, rasa panas ingatan di kepalanya semakin kuat. "Aku akan menggunakan The Echoes."

Kael menatap Elara, terkejut. "Kau tidak bisa! The Echoes adalah dimensi mental. Kau tidak bisa hanya melompat ke dalamnya!"

"Aku bisa jika aku menggunakan ingatan Nexus yang aku curi. Aku bisa menemukan kelemahan di Garis Batas itu. Aku harus menyentuh perangkat ungu itu. Itu adalah titik fokus. Aku akan masuk melalui ingatan mereka."

Elara melepas hoodie-nya, memamerkan tato spiral di lengan kirinya. Matanya, yang biasanya berwarna cokelat gelap, kini memancarkan kilatan keemasan samar.

"Kau harus berada di sini. Lindungi tubuhku. Jika Neva berhasil menarik The Echoes ke sini, kita akan melihat manifestasi ingatan yang paling gila di Neo-Arcadia. Dan kau harus menjadi jangkar bagiku, Kael. Bawa aku kembali."

Kael menelan ludah, melihat tekad mutlak di mata Elara. Dia tahu, ini adalah aksi paling berbahaya yang pernah mereka lakukan.

"Baiklah. Aku akan jadi jangkarmu, Elara. Jangan hilang di antara Gema."

Elara mengangguk. Tanpa ragu, dia keluar dari drone dan berlari menuju instalasi Neva, menuju cahaya ungu yang memanggilnya. Perjalanannya ke realitas paralel, tempat yang terbuat dari ingatan, telah dimulai.

1
Maximilian Jenius
Gak nyesel baca cerita ini, recommended banget!
Vanne Mcguire
Ngelongo gila!
Nurqaireen Zayani
Tidak sabar untuk kelanjutannya.
Titi
seruu bngt aslii serius ga boong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!