NovelToon NovelToon
Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Mafia / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Ilaa

Bayinya tak selamat, suaminya berkhianat, dan ia bahkan diusir serta dikirim ke rumah sakit jiwa oleh Ibu mertuanya.

Namun, takdir membawa Sahira ke jalan yang tak terduga. Ia menjadi ibu susu untuk bayi seorang Mafia berhati dingin. Di sana, ia bertemu Zandereo, bos Mafia beristri, yang mulai tertarik kepadanya.

Di tengah dendam yang membara, mampukah Sahira bangkit dan membalas rasa sakitnya? Atau akankah ia terjebak dalam pesona pria yang seharusnya tak ia cintai?

Ikuti kisahnya...
update tiap hari...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4 #Demi 2 miliar

Semua wanita yang mengantre ditolak Mauren, istri dari Daren dan ibu dari Zander. Cucunya, Beby Zee, menolak menyu-su pada mereka semua. Akhirnya, setelah cukup lama menunggu, giliran Sahira tiba.

Mauren agak ragu melihat Sahira. Penampilannya sederhana dan ia terlihat belum berpengalaman mengurus bayi. Tiba-tiba, bayi Sahira menangis, membuat Beby Zee yang digendong Mauren ikut menangis, seolah saling menyapa.

Mauren yang mengira cucunya lapar, menyuruh Sahira mencoba menyu-sui sebentar.

Ajaibnya, Beby Zee langsung diam dan sangat rakus meminum ASI Sahira. Air mata Sahira jatuh, teringat pada bayi laki-lakinya yang telah meninggal. Mauren, yang kini menggendong bayi Sahira, ia bertanya apa yang membuat Sahira menangis.

Sahira menjawab dengan jujur, "Saya senang karena sudah lama asi kiri saya tidak tersalurkan, Nyonya. Tapi sekarang ada bayi yang bisa menyalurkannya."

Mauren meneteskan air mata, merasa iba. Ia teringat pada menantunya, Balchia, seorang model papan atas, yang tidak memiliki ASI. Sahira pun bertanya ke mana menantunya.

"Balchia sedang ada pemotretan," jawab Mauren.

Dalam hati, Sahira merasa menantu Mauren itu agak jahat karena anaknya masih bayi, tapi sudah kembali bekerja. Baginya, itu berarti Balchia lebih mementingkan pekerjaan daripada anaknya sendiri.

Melihat cucunya senang menyu-su pada Sahira, Mauren berniat meloloskan Sahira menjadi ibu susu. Tapi, tiba-tiba datang asisten Hansel, menyuruh Sahira masuk ke ruangan tuan besar untuk diseleksi lebih lanjut.

Sahira agak ragu dan takut, tapi Mauren berusaha membujuknya, "Tenang saja, Nak. Kau hanya perlu menjaga sikap di depan suami dan anak saya."

Sahira menitipkan bayi girl-nya ke pembantu sebelum mengikuti langkah Hansel. Mauren melirik bayi Sahira dan merasa bayi itu agak mirip dengan cucunya. "Apa perasaanku saja?" pikir Mauren lalu mengajak kedua bayi girl dan bayi Zee bermain.

Kini, Sahira berdiri di depan pintu ruang kerja Daren, lalu masuk bersama Hansel. Sahira berjalan dengan menundukkan kepala. Ia tak berani menatap dua pria yang ada di depannya. Wajah mereka hampir mirip. Namanya juga anak dan bapak. Aura mereka juga sama-sama dingin.

"Ya Allah, padahal cuma mau diseleksi tapi rasanya kayak diperhatiin malaikat maut. Selamatkan hamba... Tuhan."

Sahira gugup, perasaannya campur aduk. Daren terus melihat Sahira, sementara Zander yang duduk di sebelahnya tampak belum mengangkat wajahnya. Daren mengajukan pertanyaan-pertanyaan mudah soal mengurus bayi, sementara Zander sibuk menatap satu per satu foto para wanita yang mengantre tadi.

Hingga tatapannya terpaku pada foto wanita yang membuatnya langsung berdiri. Hal itu membuat Sahira, Daren, dan Hansel terkejut. Sahira mengira Zander akan menolaknya, tapi ternyata ia diterima begitu saja.

"Kau lolos!"

Dua kata itu membuat Daren melongo. Ia tahu betul sifat Zander yang tak mudah menerima wanita. Ia bingung kenapa Zander tiba-tiba menerima Sahira. Apa ada alasan lain dari penerimaannya?

“Sebentar! Jangan pergi dulu!” Zander tiba-tiba menahan Sahira sebelum keluar bersama Hansel.

“Ada apa, Zan?” tanya Daren mengerutkan dahi.

“Kau masih punya suami?!”

Lagi, Daren melongo mendengar pertanyaan yang meluncur dari mulut putranya itu. Terutama Sahira sedikit terkejut dan mulai tidak nyaman.

“Ah... keluarlah, lupakan saja itu.” Zander duduk lalu berbalik membelakangi Sahira yang akhirnya keluar dari sana.

“Zan, kau kenapa?” tanya Daren bingung melihat wajah Zander yang tiba-tiba merah. “Kau marah? Atau punya dendam padanya? Atau kau sakit?” tanya Daren lagi.

Zander berdiri, “A-aku baik-baik saja.” Lalu, Zander pergi meninggalkan Ayahnya yang kebingungan.

“Sial... sial... sudah lama aku mencarinya, sekarang dia sendiri yang datang kepadaku. Apa ini takdir?” gumam Zander berdiri di dekat pagar lantai dua sambil melirik ke arah Sahira yang bicara pada Mauren.

Merasa seseorang memperhatikannya, Sahira pun mendongak ke atas dan terkejut melihat Zander di sana melemparkan senyum misterius ke arahnya.

Tubuh Sahira bergidik ngeri, merasa Zander pria yang aneh dan harus diwaspadai. “Baiklah, demi 2 miliar dan bayiku, aku harus bekerja lebih keras dan tidak boleh cari masalah di sini,” batin Sahira melirik ke atas tapi Zander sudah tidak ada di tempatnya berdiri.

“Sahira, kemari ikut saya, akan saya bawa kau ke kamarmu,” ajak Mauren.

“Eh, tidak perlu, Nyonya. Saya bisa pergi sendiri ke sana,” tolak Sahira tak enak hati merepotkan Nenek Beby Zee yang baik itu.

“Tidak usah malu-malu, Sahira. Anggap saja rumah sendiri. Hahahaha...” canda Mauren memukul pelan lengan Sahira, tapi pukulannya masih terasa sakit. Namanya juga istri Mafia, tenaganya tidak seperti wanita biasa di luar sana.

“Ba-baiklah kalau Nyonya memaksa,” ucap Sahira patuh saja.

“Haha... kau ini kaku banget sih, santai saja, oke?”

Sahira mengangguk dan tersenyum sedikit, lalu mengikuti Mauren sambil menggendong bayinya sendiri. Padahal Sahira masih mau melihat beby Zee, tapi Mauren sudah menyuruh pembantu menidurkan baby Zee yang mulai mengantuk.

Di tempat lain, Balchia di markasnya marah-marah lagi karena anak buahnya belum menemukan Sahira juga.

“Arghhh bodoh, gob'lok! Kalian bisa kerja nggak sih?! Sudah dikasih gaji gede, tapi cuma nyaris perempuan sialan itu kalian masih nggak becus?” cerocos Balchia menunjuk satu demi satu anak buahnya yang terus menundukkan kepala ketakutan. Pasalnya pistol yang dipakai menunjuk adalah pistol mematikan yang telah membunuh Julian. Mereka tak mau bernasib sama seperti Julian.

Tiba-tiba, perhatian Balchia teralihkan berkat pesan dari Mauren jika beby Zee sudah punya Ibu Susu.

“Baguslah, bayi cengeng itu bisa diam juga. Tapi siapa wanita yang lolos menjadi Ibu susu anakku?” pikirnya kemudian menyuruh anak buahnya menyiapkan mobil karena sekarang juga Balchia pulang ke rumah.

Kini, di kamar Sahira, wanita cantik itu tengah melipat baju yang diberikan oleh asisten Hansel. Lalu tiba-tiba Bayi girlnya menangis, menginginkan ASI ibunya.

Sahira pun menanggalkan sedikit bajunya. Bayinya langsung saja menyambar pu-ting merah Sahira membuat Sahira mendadak mengeluarkan desahan centilnya.

“Auw... sakit... sayang...”

Tanpa ia sadari, seseorang berdiri di depan pintu kamar Sahira. Anehnya, desahan Sahira barusan membuatnya teran-sang. Ia memang mandul, tetapi bukan impoten. Ia masih bisa bergairah, tetapi hanya pada wanita tertentu.

Tok Tok Tok ...

Tiga ketukan itu, seketika membuat Sahira beranjak.

“Si-siapa?”

1
Yus Nita
jangan mau sahira, mungkin ini hanya jebakan yg di buat Rames dan klrga ny
Yus Nita
siksa dulu, hancur kan karier ny, baru camak kan ke penjara. 😀😀😀😀😀
Yus Nita
dlm mimi sono, zander mencintsi mu peremouan iblis
Yus Nita
syukuriinnn...
percays sama jalang, yg akhir hiduo ny tragis, itu karma. ngejahati sahira, tapi di jahati teman sendiri. 😀😀😀
Yus Nita
gimanadiamau punya asi, jku melahir kan saja tdkpernah. ada masa ny diluman rubah itu akan kena axab ny
Uswatun Kasanah
Lanjut Thor 💪💪🙏🙏🩷🩷🩷
༎ຶP I S C E S༎ຶ: siap kk, update tiap hri 😇 ikuti terus... ya 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!