Elara Vienne menyadari dirinya masuk ke dalam novel yang baru-baru ini ia baca. Tapi kenapa justru menjadi tokoh antagonis sampingan? Tokoh yang bahkan tidak bertahan lebih dari lima bab dalam cerita.
Tokoh antagonis ini benar-benar menyedihkan—tidak diakui oleh keluarga aslinya, dibenci oleh netizen, dan bahkan pacarnya direbut oleh sang putri asli.
Ketika bangun dia bahkan sudah kehilangan kesuciannya, sungguh Elara sangat terkejut. tapi kenapa laki-laki ini begitu mencintainya?
Let’s start the story.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly-Ra?, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Langit mulai bergradasi biru ke orange, warna itu sudah biasa tapi hal yang biasa bisa menjadi tidak biasa. tiupan angin yang melewati gedung-gedung tinggi membuat suasana terasa menyegarkan. Suara ribut dari langkah kaki dan klakson mobil yang tidak sabar, membuat seorang pemuda yang sedang menyetir mengerutkan keningnya.
Jalanan kota di sore hari selalu sangat ramai, hatinya berusaha sabar untuk tidak marah kepada para pengendara yang berisik, Daffa menggertakan giginya sudah tidak tahan lagi. Ia mulai meningkatkan kecepatan kendaraannya mencoba untuk menjauhi pengendara yang berisik.
Setelah melihat ada lambaian tangan seorang gadis yang Daffa kenal dan dirindukannya, pemuda itu menghentikan mobilnya dengan sempurna.
Gadis itu tersenyum manis kepada Daffa dengan duduk disamping pemuda tersebut, dia merasa senang karena Daffa menepati janjinya. "Terimakasih Kak Daffa, karena sudah mau menjemput aku."
"Sama-sama cantik, kebetulan kakak ada waktu luang aja buat jemput kamu," ucap Daffa tersenyum kecil dan mulai menyetir, sesekali dia mengelus pelan kepada gadis itu dengan perasaan penuh kasih sayang.
Terlintas sebuah ide nakal dibenak gadis itu, dia dengan berani mencondongkan tubuhnya dan mencium pipi Daffa sekilas. Ayla menundukkan kepalanya malu karena tindakan beraninya.
Daffa berdehem sebentar untuk meredakan rasa kagetnya, dia lalu melirik kearah Ayla hati-hati, "Jangan nakal! kakak masih menyetir."
"Berarti kalau sudah tidak menyetir, aku bisa nakal?"
"Aku tidak bisa apa-apa dengan tindakanmu."
Mendengar nada menyerah dari Daffa, Ayla tertawa kecil melihat tingkahnya. Laki-laki itu tersenyum melihat gadisnya tertawa.
"Eh kak, bagaimana keadaan Elara?" tanya Alya dengan raut wajah polos, nadanya juga terdengar sedih ketika bertanya tentang Elara.
Daffa sedikit menegang ketika Alya bertanya tentang Elara, pikirannya mulai mengembara tentang pacarnya itu, dia lalu tertawa getir," Aku tidak peduli dengannya, masih lebih baik dia tidak mencari mu untuk membuat masalah."
"Tapi, dia masih pacarmu kak, seharusnya kakak menjenguk dia walaupun hanya sesekali," lirihnya pelan dengan nada sedih dibuat-buat.
Hati Daffa terasa manis mendengar Ayla yang begitu baik, padahal orang itu telah menyakitinya tapi dia masih peduli. Sungguh hati yang murni.
"Baiklah, kita berdua akan menjenguknya besok," ucap Daffa dengan enggan, matanya terlihat sangat jijik ketika membicarakan tentang Elara, padahal dia adalah pacarnya.
Ayla Kirana merasa bahagia karena Daffa mau menjenguk Elara, terlintas kelicikan dimatanya. Dia tidak sabar untuk memprovokasinya. Semakin banyak Elara memarahi Ayla, semakin Daffa membencinya. Itu rencana yang bagus bukan?
**
Rolls-Royce Ghost Hitam Matte melaju mulus di jalanan kota yang sibuk, bodinya terlihat berkilau dan elegan dengan memantulkan samar bayangan gedung-gedung tinggi dibawah cahaya senja, mobil yang tidak memiliki kebisingan seperti pengendara lain, seakan melambangkan ketenangan adalah satu hal yang penting.
Arkan melirik gadis disebelahnya sesekali, melihat Elara terus menatap keluar jendela mulut Arkan berkedut, dia tidak mengerti apakah pemandangan diluar lebih indah daripada dirinya yang tampan? semakin dilihat, Arkan semakin menampilkan raut wajah tidak suka yang terlihat jelas.
Setelah melihat suasana kota, Elara menghela nafasnya dia merasa santai karena dunia ini tidak jauh berbeda dengan dunia Elara. Mungkin disini lebih canggih dibandingkan dunia Elara.
Gadis itu sudah dibolehkan untuk pulang, lagipula dia memang tidak memiliki penyakit apapun hanya tiba-tiba saja mengalami koma mendadak. Dokter pun tidak tahu apa penyebabnya, sekarang penyakitnya masih dianalisis oleh para ahli.
Sedikit mengalihkan perhatiannya dari pemandangan kota yang indah, Elara menangkap tatapan panas Arkan, mata yang berair sejernih kristal bertemu mata yang misterius gelap dan penuh penindasan. Membuat Elara segera melirik kearah yang lain, tatapan itu seperti menguliti dirinya.
Melihat rasa malunya bibir Arkan tertarik membuat garis melengkung yang sangat tipis, jika dilihat dengan baik, semua orang akan terkejut melihat seorang Arkan tersenyum.
Suhu yang turun beberapa derajat tiba-tiba menjadi sedikit lebih hangat, asisten pribadi Arkan yang sedang menyetir mobil melirik spion. Melihat bosnya tiba-tiba memiliki suasana hati yang membaik, kepribadian majikannya yang berubah-ubah setiap saat sudah menjadi kebiasaannya.
"Tuan, kita sudah sampai," ucap sang asisten pribadi dengan sopan, sembari membuka pintu dan keluar dari mobil.
Asisten pribadi Arkan lalu membuka pintu untuk majikannya, sedangkan Elara langsung keluar dari mobil menatap rumah didepannya.
Rumah milik keluarga kandungnya.
Rumah mungil satu lantai bercat dinding dengan warna hijau tua, atap genteng coklat klasik. Dan jendela kaca biasa yang ditutupi tirai merah. Warna ini terlihat tidak cocok ketika disatukan. Apalagi melihat pintu utama berbahan kayu yang telah dicoret-coret berapa kata dan gambar.
Sederhana dan bobrok.
Lagipula keluarga kandungnya berasal dari kalangan rakyat ke bawah, sedangkan keluarga angkatnya dari kelas menengah ke atas. jadi terkadang ada pemikiran berbeda dengan keluarga aslinya.
Tapi, mengingat sikap keluarga aslinya. Mata Elara sedikit meredup, dia tidak akan diam lagi ketika sedang ditindas.
"Butuh aku temani?" tanya Arkan dengan nada datar, dan dingin seperti biasanya. Tapi tersirat kelembutan yang halus jika lebih diperhatikan.
Elara mendongak berpikir menatap Arkan, dia lalu menggeleng kepalanya. "Tidak perlu, aku bisa mengatasi ini sendiri."
"Em, baiklah aku hanya akan memberimu waktu 20 menit. Untuk mengemasi kopermu dan mengambil surat-surat identitas."
Mereka berdua sudah mengambil keputusan bersama, setelah menikah akan tinggal bersama. Tidak ada perselingkuhan, dan pernikahan hanya bisa seumur hidup. Yang artinya tidak ada perceraian.
Memilih Arkan sebagai pasangan adalah langkah pertama Elara, karakter antagonis iblis ini sangatlah kuat dalam novel. Para karakter utama sangatlah takut kepadanya. Jadi Elara harus memegang orang kuat ini kan? Ketika dikirim ke pintunya.
"Aku mengerti."
Setelah mengatakan itu Elara melenggang pergi meninggalkan Arkan, dan berjalan memasuki kawasan rumah keluarga kandungnya. wanita itu menarik nafasnya sebelum membuka pintu, menoleh sedikit kearah Arkan dan langsung masuk ke dalam rumah.
Asisten pribadi Arkan itu menghela nafasnya melihat majikannya melihat jam tangannya berkali-kali, baru saja nona Elara memasuki rumah. Bagaimana bisa secepat itu keluar rumah? Tapi asisten itu hanya berani menerima perilaku tuannya yang semakin kesini, semakin tidak seperti biasanya.
Dari dulu nona Elara memang selalu bisa mempengaruhi Tuan. Semoga ini hal baik.
Pintu kayu itu terbuka secara perlahan-lahan, yang menghasilkan suara berderit memecahkan keheningan dalam rumah tersebut. Mendengar suara pintu terbuka, semua orang saling memandang bingung dan menatap kearah pintu. Melihat siapa yang datang.
"Kenapa kamu kesini?"
Pertanyaan ini terdengar kasar dan tidak sabar, seakan sedang menanyakan kepada orang yang membuatnya tidak sedap dipandang. Hal ini sudah diprediksi oleh Elara sendiri.
Tapi hal yang membuatnya tidak menyangka, mereka menanyakannya kenapa disini? Apakah mereka ingin dia tidak berada disini? Apakah Elara tidak memiliki kualifikasi untuk kembali ke keluarga aslinya?
Berbeda dengan kata sambutan ketika seseorang kembali ke rumahnya, ini seperti pertanyaan yang seharusnya Elara Vienne tidak berada disini.
Seketika hati Elara Vienne mati rasa.
...----------------...