NovelToon NovelToon
Cerita Di Balik Luka

Cerita Di Balik Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / PSK
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Dibalik cerita kelam dan kesalahan besar, ada luka yang tersembunyi mencari kesembuhan.

"Aku membelimu untuk menjadi wanita bayaranku seorang!" -Bara-

"Pilihanku menerima tawaranmu, dan perasaanku adalah resiko dari pilihanku sendiri " -Shafa-

*

Hanya seorang gadis yang terjebak dalam dunia malam hanya untuk pengobatan Ibunya. Lalu, bertemu seorang pria kaya yang membelinya untuk menjadi wanita bayaran miliknya seorang. Bisa terlepas dari dunia malam saja, dia sudah bersyukur dan menerima tawaran itu.

Namun, sialnya dia salah melibatkan hati dan perasaan dalam situasi ini. Mencintai pria yang membayarnya hanya untuk pemuas gairah saja.

Di saat itu, dia harus menerima kenyataan jika dirinya harus pergi dari kehidupan pria itu.

"Aku harus kembali pada istriku"

Dengan tangan bergetar saling bertaut, dada bergemuruh sesak dan air mata yang mulai menggenang, Shafa hanya mampu menganggukan kepalanya.

"Ya, aku akan pergi dari kehidupanmu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Akan Bersamaku Selamanya

Bara terbangun saat mendengar sebuah tangisan. Masih dalam remang-remang lampu tidur, Bara tidak menemukan Shafa yang semalam tidur di sampingnya. Suara isak tangis yang terdengar dari arah balkon, Bara turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu balkon yang sedikit terbuka.

Shafa, terduduk disana dengan memeluk lututnya sendiri. Wajahnya dia sembunyikan di antara lutut dan lipatan tangan. Punggungnya bergetar hebat, menunjukan betapa kuat tangisannya. Sudah mencoba untuk menahannya, tapi saat dia sedang sendirian seperti ini, dia tidak bisa menahan perasaannya yang tak menentu. Luka dan kesedihan yang terus bertambah menimpanya dalam sebuah musibah yang entah kapan akan berakhir.

Bara terdiam, membeku melihat itu, isak tangis yang keras begitu terdengar di telinganya. Rasa iba mulai merasuki hatinya, setelah hampir satu bulan tinggal bersama, ini adalah pertama kali Bara melihat Shafa menangis begitu pilu.

"Kau kenapa?" Bara berjongkok di depan Shafa, mengelus lembut kepalanya yang menunduk itu. "Apa ada yang menyakitimu? Bicara padaku?"

Shafa terus terisak, benar-benar meluapkan segala bebannya dalam sebuah tangisan. Ketika dia mendongak, menatap Bara dengan mata sayu yang basah.

"Kenapa aku? Hiks.. Kenapa aku yang harus Tuhan uji dengan segala masalah ini? Kenapa?"

Bara tertegun melihat Shafa yang seolah sedang meluapkan segala risau dalam dirinya. Tidak tahu harus menjawab apa, karena itu tentang takdir yang Tuhan berikan padanya. Jalan hidup yang harus Shafa lewati.

"HIks.. Aku tidak pernah mau masuk dunia malam ini. Aku hanya terpaksa... Hiks.. terjebak dengan Mom Erlin dan sekarang akhir hidupku harus seperti ini. Tatapan kamu yang selalu merendahkan, semua orang yang menatap jijik. Hikss... Sungguh, aku tidak pernah mau hidup seperti ini. Aku lelah Bara, aku lelah... Hiks.."

Bara tidak mampu berkata-kata mendengar setiap kalimat yang Shafa ucapkan. Dia menarik tubuh Shafa dalam pelukannya, mengelus punggungnya yang masih bergetar hebat. Tangisannya semakin menjadi.

"Bara, aku tidak pernah mau seperti ini. Aku juga ingin hidup seperti banyak orang, tidak ada yang bisa aku pertahankan dalam hidup ini, bahkan harga diri pun tidak pantas lagi aku sebut.. Hiks.."

Bara memejamkan matanya, ada gemuruh menyakitkan di dadanya mendengar setiap kalimat dari Shafa. Seolah dia ikut merasakan rasa sakit yang Shafa alami selama ini.

"Jika tidak ada lagi yang bisa kau pertahankan dalam hidup ini. Sekarang kau punya aku, kau milikku. Dan ada masalah apapun, ceritalah padaku"

Shafa mendongak masih dalam pelukan Bara, tatapannya begitu sayu dengan mata yang basah dan sembab. "Tapi, kamu juga tidak akan bersamaku selamanya"

"Jangan pikirkan dulu apa yang akan terjadi ke depannya, sekarang aku bersamamu. Dan itu yang perlu kau ingat"

Hampir satu jam Shafa masih dalam keadaan yang seperti ini. Dan akhirnya dia mulai lelah dan tertidur dalam pelukan Bara. Wajah yang lelah, mata sembab, hidung merah, adalah pemandangan yang pertama kali Bara lihat selama dia bersama dengan Shafa selama ini.

"Dia bisa menangis juga ternyata, biasanya selalu terlihat ceria dan kuat. Ternyata kau tetap seorang perempuan yang mempunyai sisi lemah"

Bara menggendong Shafa dan membawanya kembali ke dalam kamar. Menidurkan Shafa di tempat tidur dengan perlahan, menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang menggigil karena terlalu lama di balkon dan terkena angin malam.

Bara menatap wajah Shafa dengan lekat, ada gemuruh tidak menentu di hatinya. Seolah dia tidak rela melihat perempuan ini menangis dan terluka seperti tadi.

"Sebenarnya kau memang pantas di kasihani. Usiamu masih muda tapi masa depanmu sudah hancur karena pekerjaanmu"

Bara mengelus kepala Shafa dan memberikan kecupan lembut di keningnya sebelum berlalu keluar kamar. Pergi ke arah meja kerja yang berada di sudut ruangan. Duduk di kursi kerja dengan merenung menatap jendela yang sengaja dia buka tirainya, langit malam terlihat gelap gulita tanpa ada bintang dan rembulan.

Matanya menyipit tajam dengan jari mengetuk-ngetuk meja. Ada hal yang sedang dia pikirkan dengan keras saat ini. Hembusan napas kasar, menunjukan jika Bara juga sedang banyak hal yang harus di pikirkan.

Ponselnya yang berdering, membuat Bara mengalihkan fokus. Mengambil ponsel dari atas meja. "Hallo, ada apa?"

"Tuan, segera pergi ke rumah sakit. Keadaan Nona kembali memburuk"

Seketika Bara langsung berdiri tegak dari duduknya. Waktu sudah dini hari, dan dia tidak pernah memikirkan apapun jika itu tentang perempuan yang dicintainya.

"Aku akan segera kesana"

Menyambar kunci mobil dan segera pergi keluar dari Apartemen.

*

Shafa terbangun dengan kepala yang terasa berat. Dia menatap langit-langit kamar, semalam dia terbangun karena rasa sakit di perutnya. Meminum obat dari Dokter, dan Shafa menyadari satu hal, jika sekarang dirinya akan bergantung pada setiap obat-obatan itu.

Tangisan yang tidak bisa dia tahan, keadaan hati yang sudah lelah dengan setiap beban yang dia tanggung seorang diri. Shafa akhirnya pergi ke balkon kamar dan menangis sejadi-jadinya disana. Meluapkan segala hal yang menjadi bebannya. Dan kedatangan Bara yang memeluknya, mendengarkan setiap keluh kesah Shafa, tentu dia ingat tentang itu.

"Dia berkata seperti itu, seolah dia tidak akan pernah meninggalkanku. Jika seperti ini, bagaimana aku tidak berharap?"

Shafa menghembuskan napas kasar, dia turun dari tempat tidur dan segera pergi mandi. Tidak menemukan Bara di sampingnya adalah hal biasa, jika bukan karena Bara sudah pergi bekerja, terkadang Bara akan pergi malam hari tanpa sepengetahuan Shafa.

Hari ini adalah jadwal pengobatan Shafa yang pertama. Perasaannya sudah tidak menentu, ada rasa takut, cemas, gelisah yang menjadi satu. Tapi Shafa harus bisa menghadapi semuanya.

"Ayo Shafa, kamu pasti bisa melewati semuanya. Kamu pasti bisa sembuh, Dokter pun bilang jika kamu pasti sembuh"

Shafa harus punya semangat besar dalam dirinya untuk benar-benar sembuh. Ketika masuk ke dalam rumah sakit, jantungnya sudah berdebar kencang. Mau bagaimana pun dia berusaha tenang, tapi tetap saja hatinya gelisah dan takut.

"Semoga semuanya berjalan baik. Semangat demi kesembuhanmu, Shafa"

Berjalan menuju ruangan Dokter yang sudah dia buat janji terlebih dahulu. Dalam perjalanan, seseorang menyapanya membuat Shafa sedikit terkejut dan menoleh padanya.

"Untuk apa kamu datang kesini?"

"Eh Dokter Andini, aku hanya ada janji sama Dokter"

Andini terlihat terdiam sejenak, lalu dia menatap Shafa begitu lekat. "Shafa, apa semua dugaanku benar?"

Seketika Shafa hanya menundukan wajahnya, untuk menjawab atau menjelaskan apa yang sedang dia derita saat ini, bahkan lidahnya terasa kelu. Semuanya tercekat di tenggorokan.

"Tidak papa, kamu harus melakukan pengobatan dengan benar. Jangan sampai melewatkan satu kali pun jadwal pengobatan kamu. Pasti bisa sembuh"

Shafa tersenyum tipis, ada seorang perempuan seperti Andini yang tiba-tiba begitu peduli pada Shafa. Entah karena dia seorang Dokter atau memang kepribadiannya yang seperti ini.

"Em, Dokter Andini tolong jangan pernah beritahu siapapun tentang ini. Bahkan Tuan Bara sekalipun"

Andini mengangguk tanpa banyak bertanya. Dia bisa mengerti bagaimana pasien yang tidak ingin orang-orang tahu tentang penyakitnya.

"Kamu tenang saja, aku akan tutup mulut soal ini jika memang itu yang kamu mau"

"Terima kasih Dok"

Bersambung

1
Rani R.i
Bara seharusnya kamu mencari tahu sendiri,,heleeee malah bertanya ke shafa tentu shafa gak akan jujur pada mu,,tapi gpp sih biar nanti panjang penyesalan mu...aku gk sabar menunggu moment di bara mengetahui semua fakta nya..bahwa wanita yg di anggap cinta masa kecil nya ternyata bukan aura istri mu wkwkwk....ayuk shafa setelah hamil nanti dan ibu mu kembali pulih.pergi lah jauh sejauh mungkin jgn meninggalkan jejak sedikit pun...biar bara mati dlm penyesalan🤣🤣🤣🤣
Estehanget
thor ditunggu part penyesalan bara ya hehe
Rani R.i
bara bara kpn sih ketauan nya...kasian safa terlalu besar cobaan yg dia hadapi...sebegitu hancur nya hidup saffa tapi masih di uji dgn masalah yg lebih berat,,,apaa masih ada kata maaf buat seorang ayah yg tidak mau mengakui saffa sebagai anak nya,,,,dan betapa besar nya penyesalan barra jika sudah terbongkar semua fakta nya nanti...bahwa istri yg dia agung kan ternyata pembohong ulung yg sudah mengambil posisi saffa...
ken darsihk
Wehhh Bara bere mengamuk 🤭🤭🤭
Aras Diana
lanjut thor
Milla
G thorr g ada aku nabung bab percaya deh ✌️ aku tu malah nungguin othor up karena g sabar sama kelanjutan cerita shafa 🥺 sedih deh jadi seorang shafa 🥺 semangat up ya thorrrr 💪🌹
dika edsel
dia kan labil mak..udah gitu si bara juga udah terkena aura mistis..,noh buktinya dia ter aura aura sampe saat ini..
A.M.G
penasaran pov aura kok bisa dia ngaku ngaku jadi shafa
suryani duriah
🤧🤧🤧
edelweis🌻
klu shafa sdh pergi baru sadar bara siapa yg sbnarnya d cari selama ini
ken darsihk
Semangat thor nggak sempet nabung bab thor , karena bab selanjutnya selalu di tunggu
Aras Diana
lanjut thor
🌷Vnyjkb🌷
aku spi bab ini jg bingung kak ( masih ),,, blm ada hilal tujuan bara, jg aura yg koma, makanyaaaaa kukejarrrrr trs lanjutannya kak, gak kutabung,, lg butuh soalnya,,🤭🙏🙏🤣🤣😍😍💪💪💪💪💪
A.M.G
semangat
A.M.G
sakit banget jadi shafa 😭😭😭😭
A.M.G
hadeh salah paham 😔😔😔
A.M.G
🤣🤣🤣🤣 kasian aaa kasian saatnya hukum kurma
A.M.G
curiga si bara bere salah orang 🤣🤣
A.M.G
kok curiga aura masih saudara seayah sama shafa ya 😏😏😏
A.M.G
😭😭😭😭😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!