⛔: Ini hanya fiksi, jika terdapat kesamaan nama, tempat atau kejadian, itu hanyalah kejadian yang tidak disengaja.
Wilona percaya ia memiliki segalanya—cinta, rumah tangga yang hangat, dan suami yang setia. Tapi semua runtuh saat seorang wanita datang membawa kenyataan pahit: ia bukan satu-satunya istri. Lebih menyakitkan lagi, wanita itu telah memberinya sesuatu yang tak bisa Wilona berikan—seorang anak.
Dikhianati oleh orang yang paling ia percaya, Wilona harus memilih: terpuruk dalam luka, atau berdiri dan merebut kembali hidupnya.
"Ketika cinta tak cukup untuk setia… akan kau pilih bertahan atau pergi?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon viaeonni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4
Tepat satu tahun yang lalu, malam itu terasa berat untuk Aryan. Selepas lembur di kantor, ia menerima pesan dari sang Mama yang memintanya untuk datang ke rumah orangtuanya. Namun, permintaan itu disertai satu syarat yang membuat hatinya tidak nyaman, jangan ajak Wilona.
Alasannya katanya penting. Tapi bahkan sebelum sampai, firasat Aryan sudah tidak enak. Sepanjang perjalanan, pikirannya terus berputar. Dan malam itu menjadi awal dari serangkaian keputusan yang perlahan menjeratnya dalam pusaran hubungan rumit.
Sesampainya di rumah, Aryan menemukan Papa dan Mama-nya duduk di ruang tamu bersama seorang wanita muda yang tak dikenalnya. Wanita itu duduk di samping Mama, dengan tampilan sederhana tapi rapi, senyumnya malu-malu saat menyapa Aryan. Sementara Papa-nya duduk di sofa tunggal, hanya diam dengan raut datar.
"Ma... Pa..." sapa Aryan, menghampiri mereka dan menyalami kedua orangtuanya. Tatapannya hanya sekilas pada wanita asing itu, yang ia balas dengan anggukan sopan dan senyum tipis.
"Kamu sudah datang, Nak? Duduklah dulu. Mama mau bicara hal penting," ucap Lita, sang Mama, dengan nada lembut tapi penuh ketegasan. Antusiasme aneh tampak jelas di wajahnya.
Aryan pun duduk, masih bingung dengan kehadiran wanita asing itu. Suasana hening sesaat sebelum akhirnya Mama-nya membuka percakapan dengan satu pertanyaan yang membuat Aryan mendengus tidak suka.
"Apa Wilona masih belum ada tanda-tanda hamil?"
Aryan langsung menatap tajam ke arah ibunya. "Ma, kalau Mama ngajak bicara cuma untuk bahas hal itu lagi, aku pamit pulang. Aku capek dibahas-bahas terus."
Mama Lita mendengus, lalu menatap tajam balik. "Kamu masih saja bertahan dengan istrimu itu. Tapi Mama tanya, sampai kapan kamu mau sabar? Sampai tua? Apa kamu tidak ingin punya anak? Kamu laki-laki, Aryan. Harus punya penerus!"
"Mama, semua orang pasti ingin punya anak. Tapi apa harus dipaksakan kalau Tuhan belum kasih? Jangan terus-terusan menyalahkan Wilona!" suara Aryan naik satu oktaf, berusaha tetap sopan namun jelas menahan amarah.
Namun Mama Lita tak peduli.
"Dia itu mandul, Aryan! Kamu sendiri dengar vonis dokter waktu itu. Setelah keguguran, dia akan sulit hamil lagi. Kenapa kamu ngotot mempertahankannya?!"
"Ma, jangan pernah menyebut istriku mandul! Apalagi didepan orang lain seperti ini, dia sebelumnya pernah hamil, pasti suatu saat nanti kami juga akan diberi kepercayaan untuk memiliki anak lagi!" bentak Aryan yang akhirnya tak bisa menahan diri.
Papa Danu yang sejak tadi hanya menjadi penonton akhirnya angkat suara, "Lita, sebaiknya batalkan rencanamu itu. Jangan hancurkan rumah tangga anak kita."
Namun, Lita hanya menatap sinis pada suaminya. "Kalau Papa tidak bisa mendukung, lebih baik diam."
Papa Danu hanya bisa menghela napas. Jika istrinya sudah memiliki tujuan, akan sangat sulit untuk digoyahkan
Aryan terdiam. Sorot matanya mulai menegang saat pertanyaan itu terlintas. Apa maksud semua ini?
"Mama ingin kamu menikah lagi, Aryan," ucap Lita akhirnya, blak-blakan.
Dunia Aryan seakan berhenti berputar sesaat.
"Aku tidak mau!" Aryan berdiri dari duduknya. "Mama tahu aku sangat mencintai Wilona!"
"Tapi dia tidak bisa memberimu keturunan! Mama ingin gendong cucu sebelum Mama meninggal. Dan Mama sudah menyiapkan calon istri baru untukmu," Lita menunjuk wanita yang duduk di sampingnya.
"Amanda Maheswari. Anak teman SMA Mama. Cantik, muda, pintar, dan yang paling penting, bisa memberimu anak."
Aryan menatap Amanda. Memang dia cantik, tapi hatinya tak terusik sedikitpun. Bukan karena fisiknya, tapi karena hatinya telah dipenuhi oleh satu nama. Wilona.
"Aku tidak akan pernah menikah lagi," ujar Aryan, tetap bersikeras menolak.
Namun saat Lita mulai berbicara soal perusahaan keluarga, pewaris, dan ancaman akan memutuskan hubungan dengan Wilona, Aryan mulai bimbang. Ia tahu, jika perusahaannya tidak memiliki penerus, kelangsungan bisnis keluarga itu bisa terancam. Dan adopsi bukanlah pilihan yang disukai keluarganya.
Pikiran Aryan kacau. Ia ingin mempertahankan Wilona, tapi ia juga ingin melihat darah dagingnya sendiri melanjutkan bisnis keluarga. Bagaimana jika sampai tua Wilona tak kunjung hamil. Ia benci dirinya sendiri yang mulai terdorong logika dan tekanan, bukan lagi cinta.
Akhirnya, setelah perdebatan panjang, Aryan luluh.
"Aku setuju... tapi dengan satu syarat. Pernikahan ini harus tersembunyi. Tidak boleh ada yang tahu, terutama Wilona. Kalau berita ini bocor, aku anggap perjanjian ini batal," ucap Aryan lirih, hatinya terasa robek separuh.
Dua minggu kemudian, pernikahan antara Aryan dan Amanda digelar secara tertutup. Hanya keluarga inti dan Amanda yang hadir. Tidak ada resepsi, tidak ada kabar bahagia. Hanya ikatan sunyi yang menjadi awal dari kisah yang kelam.
Setelah pernikahan itu, kebohongan demi kebohongan mulai menjadi makanan sehari-hari bagi Aryan. Ia mengatakan pada Wilona bahwa dirinya harus dinas luar kota. Padahal kenyataannya, ia sedang berbulan madu dengan Amanda.
Wilona memang sempat bertanya, kenapa kali ini ia tak diajak ikut. Tapi Aryan selalu punya seribu alasan. Ia mulai mengatur agar Wilona tidak pergi keluar tanpa dirinya, agar tidak ada orang yang mengenali situasi atau mendengar kabar buruk dari luar.
Wilona, dengan hatinya yang penuh cinta dan percaya, mematuhi semua itu. Tanpa curiga sedikit pun.
Malam ini, satu tahun setelah semua itu terjadi, Aryan duduk di ruang kerja, menatap foto pernikahannya dengan Wilona. Dadanya sesak.
"Aku harus jujur... Aku harus selesaikan ini sebelum semuanya semakin dalam," bisiknya lirih.
Ia memantapkan hati, ia akan bicara dengan Amanda. Ia akan minta berpisah secara baik-baik. Ia akan mengambil hak asuh Willy putra kecilnya dan memperkenalkannya pada Wilona. Untuk Amanda mungkin ia akan memberikan kompensasi besar agar mau bercerai dan membiarkannya merawat Willy.
"Ia pasti akan menerima Willy. Wilona adalah wanita yang baik dan lembut."
Namun, sayangnya, tidak ada rahasia yang benar-benar bisa disembunyikan selamanya.
Tanpa Aryan sadari, Amanda berdiri tak jauh dari pintu. Tangan kirinya menggendong Willy yang baru saja menangis, dan telinganya menangkap seluruh percakapan dari bibir Aryan barusan.
Raut wajah Amanda berubah. Dari syok menjadi kecewa. Dari kecewa menjadi marah. Lalu dari marah menjadi kebencian yang membuncah.
"Kamu pikir aku akan membiarkan semua ini terjadi? Melepaskanmu? Menyerahkan anakku untuk dirawat oleh perempuan mandul itu? Tidak akan pernah."
Amanda menggigit bibir bawahnya, menahan emosi. Ia sudah terlalu dalam di permainan ini. Ia tidak akan mundur. Biarpun harus mengorbankan apa pun, ia akan bertahan.
Kalau perlu, Wilona harus disingkirkan.
Biar hanya ada satu istri di kehidupan Aryan.
Dan ia tidak akan tinggal diam melihat hidupnya direbut kembali oleh wanita yang katanya berhati lembut itu. Tidak setelah semua kenyamanan ini. Tidak setelah ia merasakan rasanya menjadi nyonya besar.
Meskipun dulu ia masuk ke rumah Aryan dengan status wanita yang sudah ternoda. Ia tidak peduli. Yang ia tahu sekarang adalah, ia tidak mau menjadi janda muda yang miskin kembali.
Dan jika ada perpisahan, maka harus Wilona yang disingkirkan, bukan dirinya.
JANGAN LUPA BERI LIKE, KOMEN DAN VOTE
DUKUNGAN TEMAN-TEMAN SEMUA SANGAT BERHARGA.....LOVE YOU ALL.....
TBC
Wes to gae duso seng okeh bar iku garek entuk karmane.
ko lek wes miskin po knek penyakit br tau rasa.
bagus bagus biar tmbh hancur nnti.
dah bner si anak dpt wanita baik hidup tertata mlh di hancurkan.
Sekarang balik lagi Aryan suka mabuk dan free sex. sakit kau nnti Amanda kl tau Aryan bgitu 🤣