Transmigrasi Jendral Feng Ming Yao

Setelah pintu mobil Lamborghini Veneno berwarna hitam terbuka terlihat seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan diusianya yang tidak muda lagi.

Pria itu dengan cepat membuka pintu sebelah kiri sang istri.

Mereka masuk kedalam perusahaan yang bertambah besar itu akibat kinerja putra mereka.

Semua karyawan berbaris rapi menyambut kedatangan mantan ceo yang telah lama pensiun dan menggantinya dengan anaknya.

"SELAMAT DATANG KEMBALI TUAN BESAR DAN NYONYA BESAR!"

ucap mereka bersama.

*******

CKLEK...

Pintu kamar mandi terbuka

Angeline keluar dengan rambut basah handuk kecil melilit tubuhnya yang seksi pahanya terlihat jelas karena handuk itu hanya sampai setengah dari pahanya, Angeline berjalan menuju lemari pakaian.

Kring..

Kring...

Suara dering handphone berbunyi membuat Angeline reflek menolehkan wajahnya melirik kearah nakas.

Melihat nama seseorang terpampang dilayar handphone Bertha, digeser tombol hijau itu.

Lalu mengangkat handphone itu mendekatkan pada telinganya.

"Ha..."

"ANGELINE YANG BANGKE KEMANA AJA LU LAPET BERENGSEK UDAH LAMA NGGAK KETEMU SAMA GUE JADI SOMBONG LU YE HUM!."

suara nyaring dan cempreng menyela pembicaraan Angelina sampai gadis itu menjauhkan handphone itu dirinya bisa-bisa telinganya tidak bisa mendengar lagi.

Dalam ingatan pemilik tubuh sebelumnya Angelina memang mempunyai satu teman terbaik yang selalu menjaganya dari orang yang membencinya di sekolah.

Namanya Bertha Romero anak seorang pejabat negara yang tidak tahu mau berteman dengannya tidak seperti orang yang menjauhi dengan segala hinaan.

"Bisakah Lo nggak berteriak keras Bertha Romero anak Juliet telinga gue tuli nanti bren-gsek!"

Kesal Angelina.

Bertha diseberang sana terkekeh kecil. "Hehe ya maaf Lu nya sihh kaga nelpon gue, gue kan khawatir sama Lo Angeline sayang cintaku padamu muach!"

Angeline dibuat merinding saat mendengar kata sayang. "Heh gue masih normal ye jauh jauh sana hih..!"

"Sialan lu fet gue juga masih normal kali"

Bertha merengut kesal siapa juga yang mau jeruk makan jeruk, membayangkannya saja sudah jijik apa lagi kalau hihi amit amit jauh jauh hus.

"Ada perlu apa lu Markonah pasti mau pinjam uang nggak ada"

"Woi lu kira gue kaga punya duit apa bangke lu..... Ini soal Tristan baj-ingan itu kemarin dia datang menghampiri gue nanya Lo Siti Maemunah kemana nggak pernah sekolah?"

Ucap Bertha diseberang sana terdengar serius

Angeline ingat kakak tirinya adalah mantan pacar Tristan baj-ingan itu.

Yang dimana semenjak kedatangan dirinya dikelas IPA seringkali Tristan mencoba mendekatinya dengan cara yang manis dan romantis. Ya, tentu saja Angelina dulu tersipu malu , tapi sekarang feng Ming Yao lah yang menepati tubuh ini sekarang '

"Nggak usah dibahas itu... Em tha bisa kita ketemuan gue mau ngomong sesuatu... Penting inget!"

Ujar Angeline

"Iya-iya bawell lu ye ... Ditempat biasa kan.?"

"Iya"

Setelah beberapa lama Angeline memutuskan untuk pergi ketempat yang selalu gadis itu dan sahabat selalu bertemu sebenarnya dulu Angelina adalah orang yang paling pendiam di kelas tapi semenjak bertemu dengan Bertha, dirinya mulai membuka diri.

******

Ruang gelap tanpa cahaya hanya diterangi cahaya lilin kecil terlihat sesosok pria tengah duduk memandangi beberapa foto yang tertancap pada dinding jika dilihat secara detail dari jarak dekat bisa kita lihat seorang gadis cantik tengah tersenyum dan beberapa foto lagi dengan ekspresi yang berbeda.

"Sayang tunggu saja kau akan menjadi milikku"

Bisiknya pada dirinya sendiri sambil tersenyum misterius mengelus foto gadis cantik itu.

*******

Dan disini lah mereka berada sekarang Angeline, Bertha.

DiSebuah kafe pinggir pantai yang indah terlihat dengan pemandangan air laut yang biru terang memantulkan cahaya matahari dan hamparan pasir putih yang luas dengan pohon kelapa yang mengelilingi sekitar pantai tawa kegembiraan pengunjung terdengar memanggil.

Di pojok kanan kafe dekat jendela menghadap langsung ke pantai Angeline duduk tenang namun terkesan dingin dengan memakai outfit baju lengan panjang berwarna kuning keemasan celana jeans pendek berwarna hitam membuat sedikit bagian paha mulus itu terlihat dengan tambahan kacamata hitam berada di rambut panjang keemasan nya.

Didepannya Bertha duduk dengan wajah cemberutnya menahan kesal.

"Hum?"

Dengan Outfit kekinian anak jaman now Bertha mengenakan jaket tebal yang menelan hampir semua tubuhnya yang kecil bergambar artist K-Pop yang tampan sedang bernyanyi, dipadukan dengan celana legging pendek berwarna putih membuat orang yang melihat itu tersenyum. 'Lucu, imut nya,

Membuat seisi kafe melihat mereka dengan tatapan terpesona melihat kedua gadis itu.

"Jadi mau ngomong apa lu Markonah gue nggak bisa lama-lama lagi sibuk hum!"

Ucap Bertha masih terlihat marah namun terkesan lucu dengan memalingkan wajahnya terlihat pipinya mengembung seperti balon.

"Hah"

Angeline menghembuskan nafas panjang dia harus ekstra sabar untuk menghadapi tingkah kekanakan Bertha dia sudah menjelaskan secara rinci bahwa dirinya terjebak macet ditambah dengan ulah kedua orang itu dengan drama yang dibuat oleh mereka.

"Bertha gue kan sudah bilang maaf kenapa Lo masih marah sih heran gue?"

Gerutunya kesal harus bagaimana lagi menjelaskannya supaya Bertha percaya 'sial di kehidupanku yang dulu mana pernah aku punya teman jadi aku tidak tau harus berbuat apa '

—Ya ikut saja alurnya hehe 😅

"Maksud gue itu ceritain semua dari Kamu pas debat dengan mereka terus cara membuat mereka bungkam teru....."

"Blablablabla, Ok ok gue ngerti dasar penyuka drama novel balas dendam!"

Potong Angeline.

Dan disambut dengan senyum lebarnya menampilkan giginya yang putih rapih

"Nah itu ngerti dasar Markonah gue kan cuma menyampaikan pesan para pembaca sekalian yang sedang menunggu pembalasan dendam dari Angeline Aurora sang gadis barbar dan pembuat onar hehe"

Dengan gayanya yang khas membintangi film

Bertha meletakkan satu kaki diatas kursi dan satu dilantai dengan kedua tangannya keatas.

Yang membuat semua mata tertuju pada apa yang dilakukan oleh gadis remaja itu.

"Hei diterlalu menjiwai tokoh yang baru saja aku lihat hiks sungguh sempurna hiks..."

— orang 1

"Betul oh suhu tolong ajarin aku..."

— orang 2

"Jadikan aku murid mu guru"

— orang 3

Dan masih banyak lagi lah omong mereka dan bukannya malu dengan kelakuannya itu Bertha malah menyambut tanggapan mereka.

"Tenang saja aku akan mengajari kalian wahai muridku hahaha!"

Dengan membusungkan dada dengan sombong dan tertawa keras.

Angeline hanya tersenyum tipis melihat itu dirinya tidak pernah menyangka bahwa di kehidupannya yang kedua dirinya mempunyai sahabat yang agak-agak gimana gitu ahhh'

"Tapi terimakasih Dewi aku akan menjalani kehidupan ini dengan baik mengikuti alur cerita ini sampai mencapai tujuan hidup ini"

Gumam Angeline pelan.

dengan ini Angeline akan memulai perjalanan menuju kebahagiaan yang abadi yang diucapkan oleh Dewi kepadanya dan mencari jati dirinya untuk menjadi seorang wanita yang kuat.

Namun ngomong-ngomong soal wanita kuat dirinya teringat Anderson setelah bangun pagi tadi dirinya tidak menemukan tubuh kekar itu disampaikannya.

"Kemana perginya pria itu?"