NovelToon NovelToon
Harta, Tahta, Duda Anak Dua

Harta, Tahta, Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Keluarga
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Kayanara tidak tahu kalau kesediaannya menemui Janu ternyata akan menghasilkan misi baru: menaklukkan Narendra si bocah kematian yang doyan tantrum dan banyak tingkahnya.

Berbekal dukungan dari Michelle, sahabat baiknya, Kayanara maju tak gentar mengatur siasat untuk membuat Narendra bertekuk lutut.

Tetapi masalahnya, level ketantruman Narendra ternyata jauh sekali dari bayangan Kayanara. Selain itu, semakin jauh dia mengenal anak itu, Kayanara semakin merasa jalannya untuk bisa masuk ke dalam hidupnya justru semakin jauh.

Lantas, apakah Kayanara akan menyerah di tengah jalan, atau maju terus pantang mundur sampai Narendra berhasil takluk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

Hari Minggu adalah jadwalnya Kayanara berbelanja bahan-bahan makanan. Dia tidak terlalu suka makan di luar, lebih senang berkutat di dapur untuk menyiapkan makanannya sendiri. Selain lebih sesuai selera, kehigienisannya juga lebih terjaga.

Troli didorong pelan, dibawa menyusuri lorong demi lorong demi menemukan apa yang ingin dia masukkan ke sana. Kalau kebanyakan perempuan lebih senang mengambil merek barang yang sedang diskon, Kayanara lain lagi. Dia lebih senang membeli merek yang sudah dia sukai, tidak peduli meskipun harganya tidak sedang didiskon. Datangnya tawaran tebus murah juga sering dia tolak, jika tidak benar-benar membutuhkan barangnya. Pokoknya, lebih baik membeli apa yang benar-benar dia butuhkan. Itu saja.

Karena Kayanara selalu memastikan menyusun list sebelum pergi berbelanja, maka tak membutuhkan waktu yang lama untuk dirinya membuat troli yang dia dorong menjadi penuh. Tidak sampai setengah jam, semua bahan makanan yang dibutuhkan sudah lengkap di dalam troli.

Kayanara mendorong trolinya menuju kasir. Antrean panjang dengan masing-masing belanjaan menggunung membuatnya sedikit menggerutu, namun tak urung tetap berdiri di antrean tanpa berniat untuk menyelak. Oh, menyerobot antrean adalah tindakan yang norak, Kayanara tidak akan pernah melakukannya.

Demi mengusir bosan selama menunggu gilirannya tiba, Kayanara mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya. Bagian layarnya masih retak, dia belum sempat membeli screen protector yang baru.

Sosial media yang pertama kali dia kunjungi adalah X. Berniat mengecek apakah akunnya yang sempat disuspend sudah dipulihkan atau belum.

"Wah, berengsek," umpatnya, kala menemukan akunnya masih belum dipulihkan juga.

Umpatan itu membuatnya dihadiahi tatapan menghakimi dari beberapa ibu-ibu yang sedang mengantre di depannya. Dan seperti biasa, Kayanara tidak mau ambil pusing. Diabaikannya tatapan mereka semua, lalu beralih membuka akun sosial medianya yang lain.

Layar ponsel terus digulir, sampai kemudian dia tiba pada sebuah unggahan yang menampakkan sosok Janu di dalamnya. Nama lelaki itu menjadi headline, disusul sebaris kalimat yang kurang lebih menjelaskan bahwa lelaki berusia 49 tahun baru saja menggelontorkan dana sebesar satu miliar untuk disumbangkan ke sebuah yayasan amal.

Menariknya, fakta itu justru dibeberkan oleh sang pemilik yayasan, sedangkan dari pihak Janu sama sekali tidak buka suara soal dana sumbangan itu. Seakan Janu tidak ingin kebaikannya diketahui oleh siapa pun, dan berakhir dituduh hanya sedang pencitraan atau hal-hal semacam itu.

"Janu orang baik, Kay. Nggak akan nyesel kamu kalau bisa jadian sama dia."

"Ya elah, Ko, emang Ko Daniel udah pernah jadi pacarnya sampai bisa kasih statement kayak gitu?" Kayanara bergumam sendiri. Kepalanya menggeleng pelan demi mengusir suara Ko Daniel dari sana. Semalam, lelaki itu menelepon. Hanya untuk bertanya apakah pertemuannya dengan Janu berjalan lancar dan dia memutuskan untuk pergi ke pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Ha... Ko Daniel sama saja seperti Michelle. Sama-sama cerewet.

"Silakan, Kak."

Kayanara mengangkat kepala, kemudian menyakui kembali ponselnya dan mendorong troli ke arah kasir. Ibu-ibu rempong yang menjulidinya tadi sudah tidak ada.

Bunyi barcode yang discan seharusnya kedengaran nyaring, tetapi Kayanara justru merasa keadaan di sekitarnya begitu sunyi. Sebab keributan sesungguhnya malah terjadi di dalam kepalanya.

           🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Dua kantong belanjaan Kayanara tenteng tanpa kesusahan, diletakkan di jok belakang dan dua bergegas duduk di balik kemudi. Tangannya sudah menyambar tali seatbelt dan siap melilitkannya di tubuh, ketika ponsel di saku jaketnya berdering.

Seatbelt urung dipasang, ponsel kembali dikeluarkan dari sarang.

"Apa?" sapanya, pada Michelle, si penelepon.

"Susu gue di kulkas udah habis, Kay. Minta tolong beliin, ya!"

Hadeh...

Kayanara memutar bola mata malas. Kalau hari Minggu, Michelle memang suka tiba-tiba datang ke apartemennya, menjarah isi kulkas dan menjadikannya berantakan mentang-mentang tahu bahwa hari Minggu adalah jadwalnya Kayanara isi ulang.

"Berapa?" Meski kesal, dia tetap menuruti keinginan Michelle. Pintu mobil dibuka lagi, dan dia bergegas turun sambil menunggu Michelle menjawab.

"Dua, deh."

"Ya udah, tunggu." Saat menjawab begitu, Kayanara sudah sampai lagi di dalam supermarket.

Tak sulit baginya menemukan di mana rak tempat susu kesukaan Michelle berada. Napasnya juga bisa dihela dengan lega sebab menemukan stoknya memang tinggal dua.

"Kebetulan nih, stoknya emang sisa dua," ucapnya, berbagi informasi pada Michelle yang masih berada di sambungan telepon.

"Good. Makasih, ya, Sayangku. I love you, emmuachhhh." Kecupan basah terdengar di ujung kalimat, membuat Kayanara seketika merinding sebadan-badan.

"Najis!" serunya, lalu memutus sambungan telepon secara sepihak sebelum gelak tawa Michelle membahana.

Sigap, Kayanara membawa dua karton susu ukuran satu liter ke dalam pelukan dan membawanya ke kasir. Kondisi kasir yang lengang membuatnya semakin bersemangat. Ayunan kakinya semakin cepat.

Dan seharusnya, dia bisa tiba di depan kasir tanpa halangan apa pun.

Kalau saja seseorang tidak tiba-tiba saja menabraknya dan membuat dua karton susu lepas dari dekapannya. Sialnya, seseorang yang lain datang dari arah depan dan tidak sengaja menginjak salah satu karton susu, membuat isi di dalamnya muncrat. Bukan hanya mengotori lantai supermarket, tapi juga celana bahan yang si penginjak kenakan.

"Aduh, Mbak, yang bener dong megangnya! Celana saya jadi kotor, nih!" Laki-laki paruh baya berkumis melintang dengan kepala setengah botak itu mengomel.

Kayanara tidak menjawab, tidak juga berniat meminta maaf. Karena fokusnya saat ini sudah langsung tercuri oleh sosok lain yang berdiri di sampingnya. Si bocah ceroboh kurang ajar yang membuatnya ponselnya retak kemarin. Bocah yang sama yang menyebabkan kekacauan ini terjadi.

"Bocil kematian nggak ada akhlak." Kayanara menggeram. Kedua tangannya terkepal di samping tubuh. Matanya menatap tajam sosok pemuda berkaus hitam itu. "Minta maaf!" serunya.

"Lo yang meleng pas jalan, kenapa jadi gue yang harus minta maaf?" Si pemuda, sama seperti kemarin, malah balik menyalahkan dirinya.

Aduh, Tuhan, Kayanara tidak mengerti kenapa dia harus bertemu dengan pemuda ini dua kali, dan dua-duanya dengan keributan yang serupa seperti ini.

"Minta maaf," ulangnya. Dengan intonasi yang lebih tegas dan lugas.

"Nggak!" Si pemuda masih kekeuh menolak.

Satu tarikan napas dalam Kayanara ambil, lalu tanpa keraguan sedikit pun, dia berjalan mendekat ke arah si pemuda. Telinga pemuda itu langsung menjadi sasaran jewerannya. Dia tarik kuat-kuat sampai si empunya berteriak kesakitan.

"Kalau salah itu minta maaf! Jangan kebiasaan playing victim kayak gini! Gue yakin orang tua lo nggak pernah ngajarin lo buat jadi nggak sopan, jadi jangan bikin usaha mereka didik lo jadi anak baik-baik berakhir sia-sia begini!" cerocosnya. Sementara si pemuda masih terus meronta minta dilepaskan.

"Mbak, celana saya gima--"

Si laki-laki paruh baya yang masih rempong dengan keadaan celananya, seketika mengatupkan bibir rapat-rapat saat Kayanara menoleh cepat ke arahnya dengan sorot tajam yang mengerikan. Sikap arogannya seketika lenyap, nyalinya mendadak ciut, dan dia berakhir mengambil langkah mundur.

"Lain kali hati-hati dong kalau jalan, jangan sampai nabrak orang dan bikin bawaannya jatuh!" semprot lelaki itu pelan kepada pemuda yang masih dijewer oleh Kayanara, lalu langsung kabur sebelum telinganya juga menjadi korban.

Setelah si lelaki pergi, Kayanara kembali menatap tajam pemuda yang sedang dia hukum. "Minta maaf!" serunya lagi. Sudah tidak peduli meski kini mereka sedang menjadi bahan tontonan oleh pengunjung yang lain.

Minta maaf kan tidak susah, apalagi kalau kita memang benar-benar salah. Jadi, kenapa si pemuda ceroboh ini sulit sekali untuk melakukannya? Tentu tidak boleh begini. Anak-anak zaman sekarang harus diberi pelajaran supaya tidak semakin kurang ajar.

"Buruan minta ma--"

"Kay,"

Deg.

Tubuh Kayanara mendadak kaku ketika suara yang familier itu menginterupsi.

Dengan gerakan slow motion bak dalam adegan film, dia menolehkan kepala ke sisi kiri. Hanya untuk berakhir menjadi lemah letih lesu tatkala menemukan sepasang masa teduh yang menatapnya dan pemuda pembuat onar yang masih dia jewer itu secara bergantian.

"What happened?"

Aduh, mampus, bagaimana ini?

Bersambung....

1
Dewi Payang
Kagak bakal bisa terlahir kembali Nareeeeen
nowitsrain: Lebih ke malesan aja sih Kak bocahnya
Dewi Payang: Astaga, seputus asa itu kah dirimu Ren😀
total 5 replies
Dewi Payang
Mulut juga gak mau kompromi ya😂
Dewi Payang: /Facepalm/
nowitsrain: Daripada makin malu Kak 🤣
total 2 replies
Dewi Payang
Perut mah kagak mau kompromi😂
Dewi Payang: /Facepalm/Seru itu, gak sabar nunggu momennya yang itu.
nowitsrain: Ntar lama-lama juga semua anggota badan dia berontak Kak 🙈
total 6 replies
Dewi Payang
Hadeh, Eric kagak fokus. fokusnya ke Naren mulu😀
nowitsrain: Emang iseng bocahnya
Dewi Payang: Dasar si Eric😅
total 3 replies
Dewi Payang
Seru kayanya klo Eric nebeng 😀
Dewi Payang: Iya bener😅
nowitsrain: Wkwk makin sewot makin terhibur orang-orang
total 4 replies
Dewi Payang
Macan? manis cantik ya?🤭
nowitsrain: 🤣🤣 auto posesif
Dewi Payang: Ku jamin dia cemburu takut emaknya diambil Erik...😅
total 7 replies
Dewi Payang
Rasain si naren punya temen yg nyebelinnya sama kaya dia😂
nowitsrain: Benerr
Dewi Payang: Definisi sewot sama gaya diri sendiri tuh😅
total 3 replies
Zenun
Tadi bilangnya nggak laper😄
Zenun: 😄😄😄😄😄😄
nowitsrain: Udah terlanjur malu wkwm
total 2 replies
Zenun
Bole bole, ayo nebeng
nowitsrain: Nenek sihil is mine
Zenun: Ih kok gitu
total 3 replies
Zenun
Yaa... bisa jadi tumbuh lagi
Zenun
eheump
Zenun
Mungkin karena disana ada Janu. Jadi michelle mau bikin kencan tersembunyi
nowitsrain: Jam segitu mah Om Janu sibuk kerjaa
total 1 replies
Dewi Payang
Kok tau sih?🤭
Dewi Payang
Tul👍🏻
Dewi Payang
/Facepalm/bibir monyong tapi aduhayyyy
Dewi Payang: Haha, iya bener😂
nowitsrain: Kesayangannya Edward si setengah bule tuh
total 2 replies
Dewi Payang
Mumpung masih mempesonahhh ya Tejas😂
Dewi Payang: Eh🤭, mau nikung siapa nih?
nowitsrain: /Grin//Grin/ calon calon penikung
total 2 replies
Dewi Payang
Dan klo dah berantakan,.malu ah jadinya....
Dewi Payang: /Joyful/
nowitsrain: Iya lagi bener 🙈
total 2 replies
Dewi Payang
/Facepalm/ya ampun, sabar Ren....
nowitsrain: Ilang dah tuh uler mahal
Dewi Payang: Rasain uler nya dilempar😂
total 3 replies
Dewi Payang
/Facepalm/
Dewi Payang
Yang kedua aja deh Ren😂
nowitsrain: Daripada kehilangan koleksi ya Kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!