NovelToon NovelToon
PUTRI ASLI KELUARGA CEO

PUTRI ASLI KELUARGA CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Roh Supernatural / Putri asli/palsu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

Leona tiba-tiba diculik dan dibunuh oleh orang yang tidak ia kenal. Namun ketika berada di pintu kematian, seorang anak kecil datang dan mengatakan bahwa ia dapat membantu Leona kembali. Akan tetapi ada syarat yang harus Leona lakukan, yaitu menyelamatkan ibu dari sang anak tersebut.

Leona kembali hidup, namun ia harus bersembunyi dari orang-orang yang membunuhnya. Ia menyamarkan diri menjadi seorang pria dan harus berhubungan dengan pria bernama Louis Anderson, pria berbahaya yang terobsesi dengan kemampuan Leona.

Akan tetapi siapa sangka, takdir membawa Leona ke sebuah kenyataan tidak pernah ia sangka. Dimana Leona merupakan puteri asli dari keluarga kaya raya, namun posisinya diambil alih oleh yang palsu. Terlebih Leona menemukan fakta bahwa yang membunuhnya ada hubungan dengan si puteri palsu tersebut.

Bagaimana cara Leona dapat masuk ke dalam keluarganya dan mengambil kembali posisinya sebagai putri asli? Bagaimana jika Louis justru ada hubungannya dengan pembunuhan Leona?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4. PERTOLONGAN

Noah meminta untuk Leona tenang sebentar, kemudian menelepon seseorang untuk datang secepat mungkin. Setelah itu Noah menelepon orang lain, kali ini nadanya memerintah tidak seperti sebelumnya. Ia menjelaskan situasi tanpa terperinci kepada orang tersebut seraya menggenggam tangan Leona untuk menenangkan gadis itu, tahu kalau Leona takut.

"It's okay, Baby. Sekarang, kita harus pindah ruangan, aku sudah mengaturnya tenang saja," kata Noah, tersenyum lembut agar tidak membuat Leona semakin takut.

Tak lama seorang suster datang membawa kursi roda. Seolah telah diberitahu, suster tersebut langsung membantu memegangi tiang infus ketika Noah mengangkat tubuh Leona ke atas kursi roda dengan hati-hati agar tidak menyakiti sang gadis.

"Kau tahu harus apa. Beritahu saja orang di ruangan ini telah pulang hari pagi ini. Dan jika ditanya ciri-cirinya, bilang saja pirang gelap," kata Noah pada suster tersebut, sebelum akhirnya menyelipkan beberapa lempar uang ke tangan suster.

Suster tersebut mengangguk dan berkata, "Dari sini ambil kanan, ikut saja jalannya nanti kau akan bertemu lift dan pergi ke lantai lima, ruang VVIP nomor tiga, atas nama Noah. Sudah ada suster yang menunggu di sana."

"Terima kasih atas bantuannya," ucap Noah tulus, sebelum akhirnya mendorong kursi roda dengan infus di pegang oleh Leona. Dengan cepat pergi dari ruangan itu.

"Noah?" panggil Leona ketika melihat pria bertubuh besar berpakaian hitam dan kacamata hitam di ujung lorong hendak membuka pintu.

Melihat apa yang Leona lihat, dengan cepat Noah berlari mendorong kursi roda hingga mencapai tikungan sebelum mereka terlihat oleh orang-orang itu. Karena jika orang-orang itu melihat Noah dan Leona, sudah pasti mereka akan mengejar dan nyawa Leona akan dalam bahaya kembali.

Ketika berada di lift, barulah Noah bernapas lega dengan ritme napas yang berantakan karena berlari terlalu kencang. Bersyukur karena tidak terjadi sesuatu dengan Leona ketika berlari tadi atau buruknya kursi roda yang rusak.

Setelah berada di lantai lima, Noah langsung berjalan menuju ke ruangan tiga sesuai arahan dari suster sebelumnya. Bisa ia lihat ada nama Noah pada papan nama di dekat pintu, menandakan kalau pria itu berada di ruangan yang benar.

Begitu ia masuk ke ruangan, dua suster yang sedang merapihkan ruangan menyambut mereka Noah dan Leona. Pelan-pelan membantu Leona yang Noah pindahkan kembali ke tempat tidur. Para suster membenarkan infus milik Leona, terkejut ketika darah mengalir di punggung tangan gadis itu dan dengan cepat mengganti dengan infus baru serta membersihkan darah yang mengalir.

"Akan kutinggal sebentar untuk mengecek keadaan. Kau istirahat saja dan jangan khawatirkan apa pun. Kau aman di sini, " kata Noah yang kemudian mencium kening Leona, lalu bicara kepada para suster. "Aku titip dia sebentar."

"Baik," jawab kedua suster tersebut bersamaan.

Leona mendengarkan ucapan Noah, membaringkan tubuhnya untuk beristirahat dan tidak memikirkan apa pun. Walau ia bertanya-tanya bagaimana bisa Noah mendapatkan ruangan rumah sakit semewah ini, ruangan VVIP yang seumur hidup tidak pernah Leona membayangkan akan menginjakkan kakinya ke ruangan dengan status seperti itu. Terkejut karena ruangan ini lebih mirip ruangan hotel dibandingkan ruangan rumah sakit. Entah semahal apa ruangan ini. Ingatkan Leona untuk bertanya tentang hal itu nanti pada Noah.

"Tidurlah. Aku akan membangunkanmu jika terjadi sesuatu."

Leona menatap ke sisi kanan tempat tidur, dan ia melihat Rowan berdiri di sana dengan senyum yang tidak bisa Leona tebak. Namun gadis itu hanya mengangguk. Obat yang kedua suster itu suntikkan di infus, sudah mulai membuat kesadaran Leona terombang-ambing hingga akhirnya menutup matanya untuk tidur dalam buaian tidur.

Di sisi lain, Noah berjalan ke ruangan tempat Leona dirawat sebelumnya. Ia mendapati ruangan tersebut telah kosong, artinya orang-orang itu sudah tidak ada di lantai ini, dan tidak mungkin untuk mereka mengecek ke lantai VVIP.

Noah yang berjalan ke lantai dasar, melihat pria dengan jaket abu-abu mengangkat tangan dan melambai memanggil Noah. Segera ia berjalan ke tempat pria tersebut berada.

Mereka duduk di luar, di kursi panjang yang mengarah ke gerbang masuk rumah sakit. Mata Noah nanar untuk beberapa menit, melihat kehadiran dari orang-orang yang akan mengancam nyawa Leona.

"Mereka sudah pergi. Aku mendengar salah satu dari mereka mengatakan kalau gadis pirang itu tidak ada di rumah sakit ini juga," kata pria yang terlihat jauh lebih muda dari Noah, duduk di sampingnya.

"Aku tidak menyangka kalau mereka sampai berpikir untuk mencarinya ke setiap rumah sakit. Kurasa mereka terlalu waspada padahal dengan jelas mereka sendiri yang membuang gadis itu dengan tangan mereka. Tapi seolah takut, justru mengecek kalau-kalau gadis itu diselamatkan, walau itu memang benar. Atau dalangnya memang setakut itu terhadap Leona yang masih hidup," ucap Noah pada dirinya sendiri.

"Apa gadis bernama Leona ini adalah orang kau cari selama ini?" tanya pria di samping Noah.

"Benar. Tuhan membawaku ke tempat itu malam itu, dan berkat hal tersebut aku bertemu dengan keponakanku yang hilang. Telat lima menit saja aku pasti akan kehilangan dia selamanya, Peter," jawab Noah pada pria yang merupakan anak buahnya di kepolisian. "Terima kasih karena kau memberitahu dengan cepat soal orang-orang tadi," sambungnya.

"Sama-sama. Tapi apa yang terjadi sebenarnya pada keponakanmu? Kenapa sampai bisa berurusan dengan orang-orang yang jelas itu bukan preman, tapi seperti kriminal bawah tanah?" tanya Peter kembali, karena ia tidak tahu apa pun tentang orang yang dicari oleh seniornya itu selama bertahun-tahun.

"Rumit untuk dijelaskan. Tapi ada orang yang ingin membunuh keponakanku. Dia diculik saat masih bayi, entah apa yang terjadi dia diasuh oleh seorang pria sampai hari ini. Tapi orang yang menculiknya menemukannya dan ingin menghabisi nyawanya," jelas Noah sesingkat yang ia bisa.

"Jahatnya. Memang kenapa sampai sejauh itu mereka bertindak?" Peter tidak mengerti inti masalahnya.

"Harta kurasa. Tapi sayangnya, aku tidak tahu siapa dalangnya, yang pasti orang terdekat. Kakakku dan juga kakak iparku sama-sama memiliki anggota keluarga yang mengincar hartanya mereka terlebih keduanya mendapatkan warisan besar dari kedua orang tua mereka. Sepertinya hal itu yang membuat saudara lainnya gelap mata. Di sisi keluargaku ada dua saudara tertua yang bermasalah. Di sisi kakak iparku tiga orang saudaranya yang bermasalah, beruntung ada dua adiknya yang masih baik," jelas Noah pada Peter sebagai orang terpercayanya.

"Memikirkannya saja sudah membuat kepalaku sakit. Lalu tentang keponakanmu ini apa yang terjadi selama dia menghilang?" Peter kembali bertanya.

"Keluargaku tidak ada yang tahu kalau keponakanku menghilang. Karena ketika diculik, bayi itu digantikan dengan bayi yang lain oleh si penjahat ini. Ketika aku beritahu mereka kalau itu bukan anak mereka, tidak ada yang percaya. Mereka mengatakan aku melihat bayinya berbeda karena baru sekali melihatnya. Rumah sakit itu pun punya penjagaan ketat dan dokter yang dapat dipercaya. Aku masih sangat muda saat itu, tidak bisa membuktikan kalau ucapanku benar," jawab Noah dengan raut sedih.

"Bukan memihak mereka, aku hanya ingin tahu bagaimana kau yakin kalau keponakanmu diganti?" Peter semakin penasaran.

"Aku orang yang menggendongnya ketika tidak ada yang bisa saat itu. Mata hijau indah milik keponakanku tidak mungkin berubah biru dalam waktu satu malam. Dan wajahnya saja berbeda dari yang kulihat. Jika kau melihat gadis yang menjadi keponakanku di rumah sana dan melihat Leona di sini, kau pasti akan mengerti kenapa aku yakin yang di sana bukan keponakanku. Yang kulakukan hanyalah melakukan tes DNA setelah ini," kata Noah.

"Apa kau akan membawa Leona pulang ke rumah dan memberitahu kepada anggota keluarga yang sebenarnya jika tes DNA itu positif?" Ada raut berbeda dalam paras Peter sekarang.

"Tadinya iya, tapi setelah melihat ada orang yang mengincar Leona. Kurasa untuk menyembunyikannya dulu untuk saat ini. Aku takut kalau mereka akan kembali mengambil nyawa Leona jika tahu kalau dia masih hidup," simpul Noah. Tidak ingin sampai kehilangan keponakannya untuk kedua kalinya.

"Itu juga yang kupikirkan," kata Peter. "Akan lebih baik untuk menyembunyikan Leona untuk saat ini. Selain kau dan aku, jangan beritahu siapa pun tentang Leona. Bagaimana jika menyamarkannya menjadi orang lain?" sambungnya.

Saran Peter dapat diterima oleh Noah dan justru memunculkan ide di kepala pria itu.

"Peter bantu aku belanja," kata Noah tiba-tiba.

"Belanja?"

"Menyamarkan Leona seperti yang kau bilang. Lakukan sebelum Louis datang." Noah terlihat terburu-buru sekarang.

"Louis? Maksudmu Mr. Louis Anderson?!" seru Peter.

"Iya, memang kenapa? Kau kenal dia juga, kau sudah sering bertemu dengannya," tanya Noah bingung dengan reaksi dari rekan kerjanya itu.

"Ugh, dia menyebalkan. Dia seperti iblis," ujar Peter, mengelus kedua lengannya yang merinding.

"Aku tahu maksudmu. Karena itu lebih baik menyamarkan Leona sebelum Louis datang, setidaknya aku ingin melihat apakah samarannya berhasil atau tidak," kata Noah.

Mereka berdua langsung bergegas pergi. Walau sepertinya ini akan menjadi awal mula keributan terjadi di masa depan karena ulah dari Noah dan Peter yang membuat samaran untuk Leona dengan cara yang tidak seharusnya. Dan membangunkan obsesi pada pria yang mereka panggil iblis tersebut.

1
Aldiza azahra
lanjut dn semangat
Aldiza azahra
jngn2 cuma liona dn sang kakek/ nenek yg punya kemampuan itu...lanjut...
Yhunie Arthi: ditunggu ya /Joyful/
total 1 replies
Aldiza azahra
knp ibu rowan mrah...ap dia juga salh satu orang hilngy leona
Yhunie Arthi: Kenapa hayo /Chuckle/
total 1 replies
Aldiza azahra
lanjut.....
Aldiza azahra
jngn lam2 up thor takuty ad yg ngiri trus bilanh plagiat sebelah padahl itu karyamu.... kan sayang..ayo semangat
endah retno adi: iya up-nya yang rutin ya thor, ini keren lho ceritanya..
Anonymous: Authoorrrr double up pkoknyaaaaa
total 3 replies
☘️💮Jasmine 🌸🍀
menarik
endah retno adi
ceritanya bagus banget ini, tapi sayang masih sepi,semangat author nya...☺️
Yhunie Arthi: Terimakasih kak, semangat selalu /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!