Musuh Tapi Menikah.

"Apa maksud Lo ngomong kayak gitu di restoran kemarin???." ketus Devano yang masih geram dengan keisengan Inayah.

"Jangan sok jadi korban, Lo duluan yang ngelakuin hal yang sama ke gue." jawab Inayah tak mau kalah.

Devano tidak menepis ucapan Inayah sebab apa yang dikatakan gadis itu memang benar adanya. tapi masalahnya sekarang berbeda, mereka sudah dewasa bukan lagi mahasiswa yang bisa menjadikan hal semacam itu sebagai keisengan.

"Terus sekarang mau Lo apa??? Kalau masalah kekasih Lo itu, nanti gue ngomong ke dia kalo gue cuma bercanda doang kemarin. jadi Lo nggak usah khawatir kehilangan kekasih tercinta Lo itu!!!." lanjut ujar Inayah sebelum kembali menyesap minumannya.

"Di saat gue udah kelabakan dengan kesalahpahaman kedua orang tua gue, dengan mudahnya Lo ngomong kayak gitu??? lagian wanita itu bukan pacar gue jadi Lo nggak usah mikirin tentang dia, yang harus Lo lakuin sekarang adalah bertemu dengan kedua orang tua gue buat jelasin semuanya!!!." Devano berdiri dari duduknya kemudian meraih pergelangan tangan Inayah, hendak memaksa gadis itu untuk ikut bersamanya menemui kedua orang tuanya.

"Nggak bisa, bentar lagi gue mau kembali ke kantor." Inayah berusaha melepas genggaman tangan Devano pada pergelangan tangannya.

"Ck..... pantas aja mudah dapet kerjaan. Inayah.... Inayah...." suara decakan sinis yang di susul dengan kalimat pedas seseorang mampu mengalihkan perhatian Inayah. Sementara Devano, sontak pria itu menjauhkan tangannya dari Inayah.

"Kalau udah dibooking ya dilayani dong, masa pelanggannya dibiarkan sampai maksa kayak gitu sih!!!." kalimat menyakitkan yang terucap dari mulut saudari tirinya membuat Inayah tak sanggup mengontrol emosinya, hingga tanpa berkata-kata gadis itu melayangkan tamparan keras ke wajah Laura.

"Plak"

Bukan hanya Laura yang terkejut dengan tindakan Inayah, tapi Devano pun tak kalah terkejutnya. Tapi pria itu memilih tak ikut campur dalam urusan keduanya, mengingat lawan Inayah seorang wanita.

"Jaga ucapan kamu, karena aku bukan mama kamu yang rela melakukan hal kotor agar bisa menikah dengan pria kaya!!!." ketus Inayah pada Laura yang saat ini memegang wajahnya yang terasa panas dan kebas akibat tamparan kerasnya.

Dengan menahan rasa nyeri dihatinya akibat tudingan Laura, Inayah berlalu. Jika seandainya tidak dihadapan Devano mungkin Inayah masih bisa mengontrol emosinya, tidak sampai melayangkan tamparan di wajah Laura. Tetapi Laura melakukan semua itu dihadapan musuh bebuyutannya, Inayah tidak ingin terlihat rendah dan menyedihkan di depan Devano akibat fitnahan Laura kepadanya.

"Tunggu pembalasan gue, Inayah...dasar gadis mura_han." teriak Laura yang geram pada Inayah.

Sepersekian detik selanjutnya Laura beralih pada pria tampan di hadapannya. "Daripada sama Inayah, mending sama aku aja." berpikir jika Devano adalah pria hidung belang yang akan menggunakan jasa Inayah untuk memuaskannya di tempat tidur, Laura berbicara dengan manjanya di hadapan Devano. Pria yang mampu membuat Laura melupakan kekasihnya saat melihat ketampanannya.

"Ck...." kini giliran Devano yang mendecakkan lidah, merasa jijik dengan sikap tak tahu malu Laura.

Devano beranjak menyusul langkah Inayah. "Tunggu!!!." seruan Devano berhasil menghentikan langkah Inayah.

"Hari ini gue lelah banget Dev, please kali ini biarin gue pergi!!!." tidak ingin sampai Devano melihat air matanya, Inayah lantas berbicara tanpa menoleh pada Devano. bukannya mengindahkan ucapan Inayah, Devano justru kembali mengayunkan langkah menyusul Inayah.

"Lo punya telinga nggak sih???." cetus Inayah yang merasa kesal terus di buntuti oleh Devano.

"Kalau bukan karena Zeva, gue juga ogah ngikutin Lo." kata Devano tak mau kalah.

"Maksud Lo???."

"Zeva yang minta gue buat nganterin Lo kembali ke kantor." jawaban ketus Devano menyadarkan Inayah, jika tadi ia datang ke sini bersama Zevano. Jika Zevano sudah pergi maka ia akan kembali ke kantor dengan siapa???

Tanpa menunggu jawaban Inayah, Devano berlalu begitu saja menuju mobilnya berada. Dan mau tak mau Inayah pun membuang jauh-jauh gengsinya, balik mengekor di belakang pemuda itu.

Apalagi tadi ia lupa membawa tas dan dompetnya, bisa hamil betisnya kalau harus jalan kaki. Meski hanya berjarak satu kilometer tapi bukankah jarak itu cukup melelahkan, terlebih saat ini Inayah mengenakan high heels.

"Pantes aja Ardi ninggalin Lo demi Alia, orang Lo nyebelin banget kayak gini." komentar Devano saat Inayah baru saja masuk ke mobilnya. Untuk pertama kalinya dua orang insan yang menjadi musuh bebuyutan sejak masih duduk di taman kanak-kanak tersebut berada di dalam satu mobil.

"Itu semua karena keisengan Lo juga kan." jawab Inayah tak mau kalah. Ya, ketika itu Inayah dan mantan kekasihnya, Ardi, hendak meninggalkan kampus, secara tiba-tiba Devano muncul dan mengaku telah menjalin hubungan asmara dengan Inayah sejak dua bulan yang lalu. Ardi yang merasa dikhianati oleh Inayah lantas memutuskan hubungan mereka tanpa mau mendengar penjelasan apapun dari kekasihnya itu.

"Ck...kalau memang Ardi beneran cinta sama Lo seharusnya dia dengerin dulu dong penjelasan Lo, lagi pula dia kan tahu sendiri kalau kita nggak pernah akur mana mungkin sampai menjalani hubungan asmara. Ardi nya saja yang bego plus gatel lebih milih Alia ketimbang Lo yang nyebelin." jawab Devano yang tidak ingin disalahkan sepenuhnya oleh Inayah.

Pemuda itu lantas menghidupkan mesin mobilnya hingga perlahan mobil Devano pun berlalu.

Untuk pertama kalinya, Inayah kalah telak atas perdebatannya dengan Devano. pasalnya apa yang dikatakan Devano memang benar, baru dua hari memutuskan hubungan dengannya, Ardi sudah menggandeng kekasih barunya yakni Alia, gadis sebayanya yang juga kuliah di kampus yang sama dengan mereka.

Devano melirik pada Inayah. Apa dunia akan runtuh??? bagaimana tidak, Inayah yang biasanya tidak pernah mau kalah darinya kini menutup mulutnya rapat-rapat.

"Cewek tadi saudari tiri gue, dan asal Lo tahu gue nggak seperti yang dituduhkan sama cewek sinting itu." setelah cukup lama terdiam, Inayah merasa perlu mengklarifikasi tudingan Laura dihadapan Devano tadi, ia tak ingin dianggap wanita murahan.

"Mau Lo ngapain juga, nggak penting buat gue." jawaban ketus dilontarkan Devano sembari memutar setir mobilnya memasuki kawasan gedung Galaxy group.

"Ck....."

Tanpa di sangka ketika Inayah turun dari mobil Devano, papa Riza melihat keberadaan mereka dari balik jendela kaca ruang kerja Zevano. menyaksikan kebersamaan putra sulungnya itu dengan gadis yang ada di dalam video saat di restoran waktu itu, semakin meyakinkan papa Riza akan pengakuan Inayah di restoran saat itu,, sehingga ia bertekad meminta putranya untuk bertanggung jawab atas perbuatannya pada gadis itu.

"Apa gadis itu bekerja di sini??." papa Riza bertanya pada Zevano saat melihat Inayah bergerak menuju pintu masuk gedung.

"Iya, pah." jawab Zevano yang saat itu mengikuti arah pandang ayahnya.

"Katakan pada mas mu, ajak gadis itu ke rumah malam ini juga!!! papa tidak ingin lagi mendengar alasan." usai mengutarakan kalimat tersebut papa Riza meninggalkan ruang kerja putranya, dan kembali ke ruang kerjanya.

Selamat datang di karya baru mommy, sayang-sayangku.....jangan lupa like, koment, vote, give, and, subscribe ya.....🙏🙏😘😘😘🥰🥰🥰🥰