NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Pewaris (Gleen Fernando)

Kembalinya Sang Pewaris (Gleen Fernando)

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: DF_14

Gleen Fernando, sosok pria yang selalu terlihat ceria, padahal hatinya menyimpan banyak luka. Dari kecil, dia tak pernah mendapatkan kebahagiaan, karena dia adalah korban penculikan saat dirinya masih bayi. Sehingga dia dikira telah mati.

Setelah dewasa, dia tumbuh sebagai seorang penipu ulung, memanfaatkan ketampanannya untuk mendapatkan uang dengan cara menipu para korban. Kemudian dia bergabung dengan seorang detektif dalam mengungkapkan banyak kasus.

Sebuah insiden saat dirinya dalam melakukan sebuah penyamaran, membuat dia akhirnya bertemu dengan keluarganya yang sesungguhnya.

Siapa sangka dia ternyata adalah seorang pewaris yang telah kembali, dia pasti akan menghancurkan siapapun yang telah terlibat ke dalam peristiwa penculikan atas dirinya dan juga pembunuhan terhadap ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Gleen sebenarnya sangat penasaran, siapa orang tua kandungnya, tapi apa yang bisa dilakukan oleh seorang anak kecil berusia 10 tahun, karena dia hanya menemukan fakta bahwa ada seseorang yang ingin membunuhnya, seorang direktur dari Rumah Sakit Gerrad Jakarta.

Membuat hati Gleen bertanya-tanya siapa direktur tersebut? Dan apa tujuan dia ingin membunuhnya? Anak kecil seusia Gleen tak akan dapat memahami permasalahan orang dewasa, dia hanya berharap dia akan cepat dewasa dan mencari tahu siapa orang tua kandungnya.

Rima menyuruh Gleen untuk pura-pura tidak tahu tentang kenyataan tersebut, karena Salman pasti akan membunuh Gleen, jika seandainya dia tau bahwa Gleen telah mengetahui fakta yang sebenarnya, rupanya Gleen bukan anak kandung mereka dan tahu bahwa seorang direktur dari Rumah Sakit Gerrad Jakarta menyuruh Salman untuk membunuhnya.

Rima tidak begitu mengenali sosok Robert, dia hanya mengetahui dari seragamnya saja yang menunjukkan sebuah tulisan bahwa dia adalah Direktur RS Gerrad Jakarta. Rima hanya melihatnya sekilas, jadi tidak bisa membaca secara keseluruhan, saat itu Robert memang sangat terburu-buru sekali.

Sehingga kini Gleen menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya, dia hanya bisa berusaha keras agar tidak melakukan kesalahan yang mengakibatkan Salman marah padanya.

Billy dan ketiga temannya sudah tidak berani lagi melakukan pembullyan terhadap Gleen, justru mereka menjadi takut kepada Gleen karena telah menghajar mereka sampai babak belur.

Setelah pulang sekolah, Gleen menghitung uang hasil jualan gorengan sambil berjalan dengan pelan, anak tersebut terlihat sedikit ceria karena gorengan yang telah dia jual telah laku habis.

"Sepuluh ribu."

"Tiga puluh ribu."

"Lima puluh ribu."

"Tujuh puluh lima ribu."

Gleen menghela nafas panjang, dia merapikan uang tersebut, kemudian dia memasukkannya ke dalam saku celana bagian kiri.

Kemudian Gleen meronggoh sebuah plastik bening berisikan uang recehan di dalam saku celananya yang sebelah kanan, uang itu adalah uang jajan yang selalu diberikan oleh sang ibu kepadanya, tapi Gleen memilih mengumpulkan uang tersebut, karena dia ingin memberikan sebuah kado untuk ibunya, Gleen tahu besok adalah peringatan hari ibu.

Gleen mampir dulu ke sebuah toko kue, dia ingin membeli sebuah kue brownies, sudah lama dia dan ibunya tak pernah memakan kue tersebut, mungkin mereka memakannya satu tahun yang lalu, saat ulang tahun Gleen yang ke sembilan tahun, ibunya membelikan kue brownies karena Rima tahu Gleen ingin sekali tahu bagaimana rasa kue tersebut.

Gleen menunjuk sebuah kue brownies berukuran sedang, sampai dia sendiri menelan ludah karena sudah lupa bagaimana rasanya kue tersebut.

"Pak, aku beli kue yang itu." ucap Gleen kepada seorang pelayan toko disana.

Pelayan toko tersebut segera mengambil kue brownies yang ditunjuk oleh Gleen, kemudian memberikannya kepada Gleen, "Kue yang berukuran ini harganya 50 ribu dek."

Gleen pun memberikan uang recehan yang jumlahnya lima puluh ribu kepada pelayan toko tersebut. Dia pun segera pulang tak sabar ingin segera memberikan kue untuk sang ibu.

Rima tidak berjualan hari ini karena sedang sakit, penyakit kanker hatinya kambuh lagi, seharusnya dilarikan ke rumah sakit, tapi Salman angkat tangan karena tak memiliki uang.

Namun, peristiwa mengejutkan telah terjadi ketika Gleen sampai di rumah, Gleen mendapati ibunya yang sedang disiksa oleh Salman.

Beberapa kali pukulan dilayangkan oleh Salman kepada Rima, hanya karena Rima tidak memasak hari ini, padahal dia sedang sakit parah.

Sebenarnya dari dulu Rima sudah beberapa kali berusaha untuk melarikan diri, tapi Salman selalu menemukan keberadaannya, sehingga Salman mengancam jika seandainya Rima melarikan diri lagi, dia tak segan akan membunuhnya dan Gleen jika berhasil menemukan mereka.

"Arrrgghh, ampun, Mas."

Rima mengaduh kesakitan.

Plak!

Salman menampar pipi Rima dengan sangat keras.

"Kamu ini dasar istri tak berguna, seharusnya walaupun kamu sedang sakit, kamu bisa masak."

Gleen melemparkan kue itu ke tanah, dia segera berlari untuk menolong ibunya. Gleen membawa balok kayu bakar yang ada di depan rumah, dia memukulkan balok kayu tersebut ke kepala Salman.

Buuuk!

"Arrrgghh!" Seketika Salman meringis memegang kepalanya yang terluka.

Gleen membantu Rima berdiri, "Ayo ibu, kita harus pergi dari sini."

"Arrrgghh! Anak Sialan! Akan ku bunuh kamu" Emosi Salman meluap-luap, sehingga dia meraih sebilah pisau yang ada di atas meja.

Salman mengarahkan pisau tersebut ke punggung Gleen, Rima yang melihat pergerakan Salman, dia langsung mendorong Gleen.

"Gleen, awas!"

Jlebb!

Sebilah pisau telah menembus perut Rima, sampai Rima memelototkan matanya, merasakan sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya.

"Arrrgghh!" Rima merintih penuh rasa kesakitan, sampai tubuhnya ambruk ke lantai dengan bersimbah darah.

Seketika Gleen menjerit histeris melihat kondisi Rima, "IBUUUU!"

Gleen langsung memeluk Rima sambil menangis, "Bertahanlah, Bu. Aku mohon."

Salman sangat terkejut dengan apa yang telah dia lakukan, dia memang pernah membunuh orang karena dia seorang pembunuh bayaran, tapi dia tak pernah berniat membunuh Rima. Pria tersebut segera berlari untuk melarikan diri.

Rima mengusap dengan lembut wajah anak berusia 10 tahun itu, "Ma-maafkan ibu, Gleen. Ibu tidak bisa me-me-lindungimu lagi. Ibu sa-ngat menyayangimu."

Tangan Bu Rima pun kini terkulai di atas lantai dan memejamkan matanya.

"IBUUUU!"

Rima telah dilarikan ke rumah sakit, karena Gleen segera menelepon ambulan melalui ponsel milik Rima. Tapi sayangnya nyawa Rima tak terselamatkan, membuat Gleen hidup sebatang kara. Sementara status Salman kini telah menjadi seorang buronan.

1
Vea Love
/Heart/
Dwi Oktaviani
reaksi alami.. naluri anak dan ibu yah...
Dwi Oktaviani
Luar biasa
Dwi Oktaviani
Lumayan
Irwandy 16
bagus sekali ceritanya
Datu Zahra
top
Irwandy 16
seru jln ceritanya dan juga menarik ada sedihnya juga
RORO RATIH
Luar biasa
Ignatius Sumardi
Sinmong toto..
Ignatius Sumardi
Kecewa
Ignatius Sumardi
Buruk
Ignatius Sumardi
Bagus, bahasanya lugas.....
Arie Chrisdiana
jgn bodoh kmu Felicia masak seorang CEO yg paling tdk punya pendidikan tinggi bisa dibodohi dg begitu mudahnya oleh org lain
Ignatius Sumardi
Tetaplah teguh pd prinsip.
Aceng Saepudin
Luar biasa
Arie Chrisdiana
ayo Thor kmu hrs bergerak cpt utk menangkap pelakunya aq sdh ndak sabar nich pingin tak becek2 jd penyetan
Endah Putra Arda
Kecewa
Endah Putra Arda
Buruk
Deni Santosa
coba kata NGGAK ganti dengan kata TIDAK /Pray/(cuma sebatas saran)
indi tresna
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!