NovelToon NovelToon
KEMBALINYA JENDERAL PERANG

KEMBALINYA JENDERAL PERANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Dikelilingi wanita cantik / Percintaan Konglomerat / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari / Rebirth For Love
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Update setiap hari!

Leon Vargas, jenderal perang berusia 25 tahun, berdiri di medan tempur dengan tangan berlumur darah dan tatapan tanpa ampun. Lima belas tahun ia bertarung demi negara, hingga ingatan kelam tentang keluarganya yang dihancurkan kembali terkuak. Kini, ia pulang bukan untuk bernostalgia—melainkan untuk menuntut, merebut, dan menghancurkan siapa pun yang pernah merampas kejayaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14 Kedatangan Leon

Louge Bar—permata malam di distrik paling elit Lunebridge City. Lampu gantung kristal bergemerlap, sofa kulit mahal berjejer, musik jazz modern mengalun lembut. Segelas anggur berusia puluhan tahun terhidang di meja bundar dari marmer hitam, tempat dimana June D’Arvenne bersandar dengan elegan.

Senyum sinis terlukis di wajahnya.

Tiba-tiba—

BRAAKK!!

Suara meja hancur menggetarkan ruangan pribadi yang luas itu. Garka dilempar keras ke atas meja oleh N'Kosi, pria besar berkulit hitam dan rambut gimbal panjang.

Tubuh Garka berlumuran luka, wajahnya bonyok, darah menetes dari bibir. Ia batuk keras, meninggalkan bercak merah di lantai.

Di sekitarnya, dua belas anak buahnya juga digiring tak berdaya. Ada yang pingsan, ada yang terikat, ada pula yang hanya bisa merintih pelan.

June mengangkat gelas anggurnya, menatap mereka semua dengan tatapan penuh ejekan. “Hmm… seperti sekumpulan tikus yang tersapu keluar dari sarang mereka,” ucapnya santai.

Matanya lalu melirik ke Jack, yang berdiri di sisi ruangan dengan tubuh penuh perban, wajah lebam, dan tongkat yang menopang kakinya.

“Yang mana pria itu?” tanya June, suaranya tajam namun tetap terdengar elegan.

Jack menunduk, wajahnya pucat. Ia menggeleng cepat. “T-Tidak satupun dari mereka, Tuan… dia tidak ada di sini.”

June mendengus. Tatapannya lalu beralih kearah N'Kosi, pria berkulit hitam dengan tubuh setinggi raksasa yang berdiri kokoh di samping pintu.

“Apa sudah semua?” tanyanya dingin.

N'Kosi menunduk hormat, suaranya berat. “Ya. Semua kecuali satu gadis. Dia berhasil melarikan diri. Perlu saya cari?”

June terdiam sejenak, lalu menyeringai. Ia menyilangkan kaki, suaranya penuh hinaan.

“Tidak usah. Aku ingat Garka punya seorang adik yang sakit-sakitan… mungkin sekarang dia sudah membusuk di selokan.”

Kata-kata itu menusuk, membuat Garka terdiam dengan wajah penuh amarah. Tangannya bergetar, dadanya naik turun. Namun, alih-alih ketakutan, senyum getir justru muncul di wajah lebamnya.

“Kau menyedihkan, June…” Garka menghela napas kasar, darah menetes dari bibirnya. “…kehilangan hak waris, lalu berlagak seperti preman yang memimpin sekelompok idiot. Begitu rendah.”

June mendadak menegang. Tatapannya berubah tajam, senyum elegannya lenyap. “Apa… yang kau tahu tentangku?” suaranya parau, penuh bara amarah.

Garka mendongak, menatap langsung ke mata June.

“Siapa yang tidak tahu tentangmu. Anak ketiga keluarga D'Arvenne yang paling terpinggirkan, kau bukan apa-apa selain bayangan kakakmu, March.”

“Cukup!!” June meraung dan bangkit dari duduknya. Sepatunya yang mahal menghantam mulut Garka dengan keras hingga darah memercik lagi. Ia menekan rahangnya dengan ujung sepatu, mendekatkan wajahnya sambil berbisik penuh ancaman.

“Satu kata lagi dari mulut busukmu… dan aku akan pastikan kau bicara lewat lubang tenggorokanmu yang sobek.”

Hening tegang menyelimuti ruangan. Namun tiba-tiba, sesuatu yang tak terduga terjadi.

“JANGAN SENTUH BOS GARKA!!!”

Seorang anak buah kurus dengan wajah kikuk, Louis, menerjang dari lantai. Ia menggigit kaki June dengan sekuat tenaga. Semua orang tercengang. Louis, yang dikenal pengecut, kini justru melawan demi melindungi Garka.

Wajah June menegang, matanya berkilat penuh kebencian. Ia menatap dingin, lalu melirik pada N'Kosi.

N'Kosi langsung bergerak. Dengan satu tangan saja, ia meraih tubuh Louis, mengangkatnya tinggi-tinggi layaknya boneka kain, lalu—

BAMM!

Membanting tubuh kurus itu ke lantai. Suara keras menggetarkan ruangan, membuat beberapa orang menjerit ngeri. Louis menahan sakit, tubuhnya kejang-kejang.

June tak berkata apa-apa, hanya memberi isyarat dengan jari. N'Kosi melipat kedua tangan Louis ke belakang punggungnya, lalu tanpa aba-aba.

KREEKKK!!

Suara tulang patah menggema ketika N'Kosi mematahkan tangan Louis layaknya kayu kering.

"Aaargh!!" Louis berteriak melengking, suara kesakitannya menusuk telinga.

“LOUIS!!!” Garka meraung, matanya merah penuh murka. Ia berusaha bangkit meski tubuhnya remuk, lalu mengangkat tangan, hendak memukul June.

Namun gerakannya terlalu lambat.

BRUGHH!!

N'Kosi bergerak lebih cepat. Ia menahan pukulan Garka dengan satu tangan, lalu membanting tubuh besar itu ke lantai, tepat di samping Louis yang hampir kehilangan kesadarannya.

June berdiri tegak di atas mereka, wajahnya kembali tenang namun matanya menyala penuh kelicikan. Ia menyesap wine miliknya pelan, seolah semua ini hanyalah tontonan semata.

“Baiklah...” katanya pelan, senyum bengis perlahan kembali menghiasi wajahnya. “Biar ku perlihatkan apa yang bisa dilakukan anggota keluarga D'Arvenne yang terpinggirkan ini..."

Ruangan privat bar itu seketika jatuh dalam keheningan yang mencekam.

Louis masih merintih kesakitan, air mata mengalir di pipinya, sementara N'Kosi menahan tubuh Garka kuat-kuat hingga derak tulangnya terdengar jelas.

June, dengan penuh gaya, menyalakan sebatang rokok. Cahaya api dari pemantik memantul di matanya yang dingin.

Ia mengisapnya pelan, lalu menghembuskan asap ke arah wajah Garka.

“Kau tahu,” ujarnya dengan nada santai, “aku pernah menghadapi pria sepertimu. Monster besar, sombong, penuh tekad. Semua orang takut padanya. Tapi bahkan seekor monster pun… punya kelemahan.”

June berjalan berputar pelan, sepatunya berderap elegan di lantai marmer yang sudah retak.

“Jadi apa yang kulakukan? Aku mengincar kelemahannya. Mengikat lehernya dengan tali, dan setiap kali dia hendak memberontak—aku tarik talinya. Hingga akhirnya, monster itu merangkak patuh… seperti anjing.”

Ia berhenti tepat di depan Garka, lalu menunduk sedikit. Dengan ujung sepatunya, ia mengangkat dagu pria penuh luka itu, senyumnya menyeringai kejam.

“Jadi, Garka… apakah kau ingin lehermu diikat seperti seekor anjing? Atau kau dan semua pengikutmu kehabisan nafas di dalam semen coran?”

Garka terdiam. Matanya menyala dengan api kebencian, rahangnya mengeras. Ia tidak menjawab. Hanya mendengus marah, darah menetes dari hidungnya.

June mendesis, lalu mengangkat tiga jarinya.

“Kau punya… tiga detik untuk menjawab.”

“3…”

N'Kosi langsung mengeratkan cengkeramannya. Suara sendi Garka berderak. Louis menjerit memanggil bosnya.

“2…”

Anak buah Garka yang tersisa panik. Mereka berusaha bangkit, tapi puluhan orang milik June sudah mengepung, senjata tumpul dan pisau terhunus, siap menebas kapan saja.

“1—”

Tiba-tiba—

PLAKKKK!!

Lampu gantung kristal di langit-langit padam serentak. Ruangan yang tadinya gemerlap berubah gelap gulita.

“APA?!” suara June membelah kegelapan.

"Aaarghh!"

"Siapa kau bajingan!?"

"Kita diserang!!"

Jeritan panik terdengar dari luar ruangan, disusul suara gaduh—meja terbalik, kaca pecah, dan dentuman keras seperti tubuh-tubuh yang dilempar ke dinding.

Di kegelapan, hanya cahaya rokok di tangan June yang berpendar merah samar. N'Kosi refleks menegakkan tubuh, masih menahan Garka, matanya liar mencari sumber kekacauan.

“Siapa di luar sana?!” pekik salah satu anak buah June.

Namun jawabannya bukan suara manusia.

Melainkan dentuman berat—seperti langkah sepatu menghantam lantai dengan penuh tenaga. Satu langkah… dua langkah… suara itu semakin mendekat.

Hening sejenak, lalu—

DUARRR!!

Pintu ruangan hancur berantakan, serpihannya beterbangan, menghantam dan menjatuhkan anak buah June di jalurnya. Beberapa tubuh terpental menabrak meja dan dinding, jeritan mereka bercampur dengan suara kaca pecah.

Lampu darurat merah menyala, membanjiri ruangan dengan cahaya muram bak neraka.

Di ambang pintu, sosok itu berdiri. Siluetnya tegap, penuh aura mengancam. Kemeja putihnya kusut, tergulung sampai siku dengan bercak-bercak darah di serat kainnya. Rambut hitam berantakan menutupi sebagian wajah dinginnya.

Leon.

1
Kustri
☕ngopi sik thor, bn cepet UP, 🤭
Kustri
hahaaa.... segitu penasaran ama leon ampe dateng ke club, kau lewat evelyn, ada angeline
Kustri
ya pilih berlian'a bos... wkwkwkkk
sangtaipan
sebal sekali, di gantung pas lagi penasaran😄
Hendra Saja
sampai saat ini menarik....MC nya Badas...
Hendra Saja
semangat up Thor.......makin seru
Rudik Irawan
sangat menarik
Kustri
☕semangat UP😍
Cha Sumuk
mantap mc cowok nya ga kaleng2 bnr..
Caveine: makasih kak🥰🥰
total 1 replies
Kustri
kutemani thor☕☕☕untukmu💪
Caveine: makasih bang 🥰🥰
total 1 replies
Kustri
wajib dibaca!!!
Kustri
waduuuh jgn biarkan wanitamu dipermalukan , leon
ayooo muncullah!!!
Kustri
weee... leon curi start
gmn malu'a klu tau angeline anak si komandan🤭😄
Kustri
angeline anak komandan?
Kustri
tambah semangat 💪
Kustri
woii tanggung jwb kau, leon🤭
Kustri
apa edward kakak leon
Kustri
latihlah anak" buah garka spy lbh tangguh
Kustri
uuh.... kalimat"mu, keren
sangtaipan
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!