Pembantu Cantik Kesayangan Tuan Presdir

Akhirnya Kevin menunjukan rumah sederhana dengan luas 200-250m persegi, rumah ini memiliki halaman yang cukup luas.

Kayra dan Kenzo merasa cocok dengan rumah yang telah di pilih oleh Kevin.

Kenzo menghampiri Kevin yang berdiri di belakangnya, ia menepuk bahunya. "Aih... Seleramu memang ok Kevin, kau selalu bisa aku andalkan!"

Kevin mengangguk, ia sampai tersanjung atas pujian dari Tuannya dan ia merasa lega karena Tuannya menyukai rumah yang ia pilih.

"Semoga Tuan dan juga Nyonya betah berada di sini, kalau Tuan butuh sesuatu, nanti tinggal hubungi saya kapan pun Tuan mau! "

Kenzo menghela napas, ia menatap dalam Kevin." mulai saat ini aku sudah bukan lagi atasan ataupun Tuanmu lagi, dan mungkin ini adalah terakhir kalinya aku meminta tolong padamu, fokuslah dengan pekerjaanmu, Kevin! Karena sekarang kau adalah Assistennya Daddy ku, aku tidak mau kau mendapatkan masalah karena telah menolongku! "

Perkataan dari Kenzo entah kenapa membuat perasaan Kevin menjadi sedih, baru kali ini ia melihat Tuannya seperti itu.

"Tapi, Tuan!"

"Sudah, kau tidak perlu mengkhawatirkan aku, aku bukanlah anak kecil lagi Kevin, aku sudah dewasa, malah sebentar lagi akan menjadi seorang Ayah!" Kenzo menepuk bahunya dan meminta Kevin untuk segera pergi dari hadapannya, Kenzo tidak mau menjadi beban untuk Kevin, mantan Assistennya.

.

.

Menjelang malam, Kayra sudah berada di atas ranjang tempat tidur, ia masih merasa canggung saat berada di dekat suaminya.

Sedangkan Kenzo, ia sedang sibuk membuat CV di sambil duduk di atas kursi, meja kerjanya yang berada di dalam kamar tidur dekat jendela kamar, karena rencananya besok pagi ia akan pergi ke salah satu perusahaan besar di kota ini, ia sangat yakin dan percaya diri jika dirinya akan sangat mudah diterima bekerja, apalagi dirinya adalah mantan seorang Presdir perusahaan terkemuka dan bukan kaleng-kaleng.

Kayra memperhatikan sekilas suaminya yang berkutat di depan layar laptopnya, ia tak mau mengganggu aktifitasnya, sampai akhirnya Kayra memutuskan untuk tidur lebih dulu.

Kenzo melirik Kayra dengan ekor matanya. "Apakah kau tidak mau menungguku sebentar?" tanyanya tanpa berani menatap.

Kayra sampai mengerutkan kedua alisnya, ia tidak faham atas perkataan dari suaminya yang barusan. Pada akhirnya Kayra tidak jadi memejamkan kedua bola matanya dan ia memilih untuk bersandar di dashboard tempat tidur.

kini suasana kamar terasa hening, dak ada lagi percakapan diantara mereka berdua, hanya bunyi ketikan keyboard dan juga detak jarum jam yang terdengar sebagai perwakilan memecah keheningan.

Sekitar lima belas menit kemudian, Kenzo telah selesai dengan pekerjaannya, dan ia bergegas menghampiri Kayra.

Perlahan Kenzo naik ke atas ranjang tempat tidur, dada Kayra mulai bergemuruh, ia sangat gugup. Lalu Kenzo menyibakkan selimut yang dikenakan oleh Kayra dan ia menyusup masuk kesana, Kenzo sengaja duduk berdempetan dengan Kayra.

"T.. Tuan, apakah aku sudah bisa memejamkan mataku? Hoaammmm... Aku sudah sangat mengantuk!" Kayra sampai berkali-kali menguap dan dari ekor matanya keluar bulir bening.

"Yasudah kalau kamu sudah ngantuk kau boleh tidur lebih dulu, tapi ada syaratnya?" kedua alisnya sampai ia naikan.

" Kok ada syaratnya sih?" tanyanya bingung.

Kemudian Kenzo menunjuk jarinya ke arah pipi kananya.

"Maksudnya apa Tuan?"

"Cium, aku minta kau menciumku!"

"Tuan genit!" cibirnya sampai mengerucutkan bibir.

"Ayo cepat cium, jangan kebanyakan protes!" Kenzo seolah memaksanya.

Karena sudah sangat mengantuk, dengan terpaksa Kayra mengabulkan permintaan suaminya.

Saat bibirnya mendarat di pipinya, Kenzo malah sengaja menggeser wajahnya, kini bukan lagi pipi yang ia cium, akan tetapi menjadi bibir.

Kayra sempat menghindar, namum kedua tangan Kenzo sudah mengunci tubuhnya, Kayra merasa telah di jebak oleh suaminya sendiri.

Kenzo tak mau melepaskan pagutannya, meskipun kayra berusaha terus berontak.

Ciuman yang sangat menuntut itu, membuat Kayra ikut terbawa arus, entahlah apa yang akan terjadi selanjutnya, hanya Kayra dan Kenzo lah yang tahu 😂😂😂

.

.

Keesokan harinya, bibir Kayra sedikit membengkak apalagi ada bekas gigitan di bagian ujung.

sedangkan Kenzo ia merasa kesal karena semalam tidak berhasil melepaskan hasratnya, Kayra menolaknya dengan berdalih takut melukai janin di dalam rahim, Kenzo sendiri masih sangat awam mengenai hal ini, sampai akhirnya ia mencoba mencari tahu di salah satu aplikasi sejuta umat, sebut saja embah google.

Dan akhirnya ia menemukan jawabannya, ternyata memang benar jika wanita yang tengah hamil di trimester pertama, tepatnya usia kehamilan sekitar satu sampai tiga bulan, sangat rawan jika melakukan aktivitas hubungan suami-istri, dan bisa menimbulkan kontraksi ringan, terjadinya flek serta risiko infeksi.

Kayra masih tampak kesal atas peristiwa semalam, ia sempat bergulat dengan suaminya, meskipun pada akhirnya dirinyalah yang kalah, namun sekilas ia tersenyum tipis, ada rasa keseruan tersendiri saat bersama dengan suaminya, dilain sisi dirinya bisa merasakan berkurangnya rasa gugup dan canggung terhadap suaminya.

"Kayra, ehh... Aku pamit dulu ya, doakan semoga aku segera diterima bekerja!" Kenzo tampak canggung, apalagi saat dirinya melihat bibir istrinya yang sudah seperti tersengat lebah.

'Aih... Apakah semalam aku begitu brutal padanya? Dulu saat bersama dengan Laura, aku tidak segila ini, tapi mengapa di dekat Kayra, aku tak bisa mengendalikan diri? Untung saja aku dan Kayra sudah resmi menikah, jadi aku bisa lebih leluasa! ' gumamnya dalam hati.

"Hemmm...!" jawab Kayra tanpa berkata apapun lagi.

Kenzo sampai tertunduk lemas dengan ekspresi istrinya yang seperti itu.

"Kau masih marah?"

"Tidak!"

"Yakin, enggak marah?"

" Hemmm! "

"Kok Hem sih?"

" Sebaiknya Tuan segera pergi, nanti takut terjebak macet!" ucapnya dengan nada lembut.

pada akhirnya Kenzo mulai merasa lega, dan itu artinya Kayra sudah tak marah lagi padanya.

.

.

Setibanya di dalam lobby perusahaan yang masih memiliki kekerabatan dengan salah satu temannya, Kenzo begitu percaya diri untuk segera menemui Presiden direktur perusahaan ini, yang diketahui bergerak di bidang sektor pertambangan. Perusahaan ini merupakan perusahaan gabungan dengan BUMN yang memiliki saham sekitar empat puluh persen, tadinya saat dirinya masih menjabat sebagai presdir di perusahaan Alexander, secara diam-diam Kenzo tertarik dan ingin ikut bergabung di perusahaan ini, namun entah kenapa ia selalu merasa ragu, dan di hari ini, ia sudah mantap untuk menjadi salah satu karyawan di perusahaan ini, apalagi Kenzo mendapatkan rekomendasi dari salah satu kerabatnya yang memiliki saham di perusahaan ini

Kehadiran Kenzo ternyata sudah di tunggu oleh Tuan Beni, beliau sudah tidak sabar Kenzo bergabung di perusahaan miliknya, mengingat Kenzo merupakan salah satu pria yang memiliki kemampuan di bidang bisnis.

Tuan Beni menyambut hangat kehadiran Kenzo, dan segera mempersilahkan dirinya untuk duduk di sampingnya.

"Tuan Kenzo, suatu kehormatan bagi saya dan juga perusahaan ini karena Tuan telah memutuskan untuk bergabung, semoga untuk kedepannya perusahaan Gemilang Energi bisa menjadi perusahaan yang semakin maju dan juga kuat, oh iya Tuan, semalam saya sudah melihat CV anda, dan saya merasa sangat tersanjung karena Tuan mau bekerjasama di perusahaan Gemilang Energi, kebetulan putraku baru menjabat sebagai CEO, dan saya yakin anda dan putraku bisa bekerjasama dengan baik untuk mengelola perusahaan ini! " tuturnya.

Kenzo pun mengangguk pelan, ia tak mau banyak bicara, diterima di perusahaan Gemilang Energi saja ia merasa sangat bersyukur.

Tak lama putra dari Tuan Beni datang, dan kini sudah berada di dalam ruangannya, ketika Kenzo menoleh sejenak karena penasaran siapa sosok CEO yang merupakan putra dari Tuan Beni, ia pun cukup syok dibuatnya.

'Apa? Kenapa pria si tampang buah kesemek bisa berada di sini? ' batinnya tak percaya.

Bersambung..

🌸🌸🌸🌸🌸🌸