Seorang wanita yang berjuang hidup sendiri. di tengah padat penduduk real estate. Dengan perut yang mulai mbuncit.
Semua itu berawal dari kecerobohannya. Dia harus di usir oleh kedua orang tuanya karena hamil.
Di usia yang masih muda Adinda Dermawan harus hidup serba susah. Mencari ayah dari anak yang ada dalam perutnya.
mau tau kisah selanjutnya..?
yukk.. ikuti kisahnya.
⚠️⚠️ Cerita ini mengandung keHALUan akud
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap Dinda berubah
"Aku... aku di mana..?" tanyanya pada dirinya.
mendengar dengkuran halus di sampingnya. dengan tanpa sehelai benang. Dinda pun langsung terjengkit dan menatap dirinya.
Huaaaa.... tangis Dinda begitu kencang. Hingga Alex pun kaget dan segera bangun.
"Dek.. ada apa? " tanya Alex masih belum mengerti
Huaaaa.. Dinda kembali menangis melihat dirinya yang sudah telan*ang. Dinda segera turun dari tempat tidurnya.
Ouhhh... sakitt hikzzz.. Dinda kembali menangis. "apa yang sudah anda lakukan pada saya? " tanya Dinda dalam tangis pilunya.
"Kau.. kau yang memintaku untuk melakukan ini dek." jawab Alex.
"Hikkzz kau bohong.. pergi.. pergii dari kamarku. aku tidak sudi mengenal dan melihat wajahmu. pergiiii.. " teriak Dinda lagi
Dinda segera berlari ke kamar mandi dengan selimut yang dililitkan di tubuhnya.
'Hikzz.. apa yang terjadi tadi malam. kenapa.. kenapa aku sampai tidak tau apapun. Hikzz..'
'Maafin Dinda mah.. pahh.. Dinda udah ngecewain papa dan mama. maafin hikzz..'
Diluar Alex begitu hawatir. Dinda tak kunjung keluar. 'apa yang dia lakukan. seharusnya aku tidak menuruti keinginannya tadi malam. maafin aku Dinda maafin.'
Alex melangkah menuju pintu kamar mandi. terdengar samar samar tangisan Dinda.
Ingin mengetuk pintu tapi ragu. ahirnya Alex segera menelpon bagian Resepsionis untuk membawakan baju wanita dan sarapan ke kamar yang Alex tempati.
Alex kembali duduk di atas tempat tidurnya. menatap pintu kamar mandi yang belum juga di buka.
ting...
suara pintu kamar hotel di buka. Alex segera menghampiri dan menetap pesanan.
"Apa tuan Alex masih butuh sesuatu? " tanya karyawan nya
"Tidak.. terimakasih." jawabnya. itulah Alex walau hidup bergelimang harta namun selalu ramah pada karyawan dan juga orang orang yang ada di sekelilingnya.
Ceklekk.. pintu Kamar mandi terbuka. nampak lah wajah Dinda yang begitu menyedihkan.
"Dinda.. pakai pakaian ini." ucap Alex sembari menyerahkan papebag pada Dinda
"Kau masihh di sini? aku bilang cepat keluar. aku akan menuntutmu setelah ini, lihat saja. pergiii... " teriak Dinda lagi.
"Tenang.. aku bisa jelaskan." ujar Alex
"Tidak perlu. aku jijik melihat wajahmu. cepat keluar." Perintah Dinda histeris. Ahirnya Alex pun menuruti Dinda. Alex keluar kamar hotel dengan perasaan bersalah.
Dinda kembali Duduk di lantai. Tidak ada lagi yang bisa di banggakan untuk kedua orang tuanya.
Hidupnya benar benar hancur.
Dinda segera mengambil tasnya dan mencari ponselnya. 'ponselkuuu.. di mana ponselkuuu..' Batin Dinda. Dinda mengobrak abrik tempat tidurnya. Namun tak berhasil menemukan ponselnya.
Dinda mencoba mengingatnya kejadian tadi malam. 'Reno.. apa ini ulah Reno? tapi tidak mungkin Bukankah Reno sangat mencintainya?'
Dinda segera memakai pakaian yang tadi malam di pakainya. namun pakaian itu sangat bau Alkohol. ahirnya Dinda mengambil pakaian yang Alex berikan.
Dinda segera keluar dari hotel. "Selamat pagi nona." Dinda pun bingung. kenapa semua yang ada di sini pada menatap nya. bahkan tatapan mereka tatapan yang sangat menghormatinya.
"Nona tadi Tuan meminta saya untuk mengantar anda sampai rumah." ucap Seorang pria dengan pakaian hitamnya.
"Tuan.. tuan siapa. siapa tuanmu. dan katakan pada tuanmu. aku tidak butuh semua itu." jawab Dinda lalu berlalu meninggalkan Sopir tadi.
"Nona.. tolong terimalah niat baik tuan kami." ucap Sopir itu lagi.
Dinda pun menghentikan langkahnya
"Niat baik kamu bilang.. dia uda.." ucapan Dinda terpotong Dinda merasa tidak perlu membeberkan kejadian tadi malam pada siapapun.
"Katakan pada Tuanmu. bahwa Aku akan menuntutnya. dengar itu." ucap Dinda. lalu segera berlari menuju parkiran Mobil. Dinda segera masuk kedalam mobil taxi yang sudah terparkir rapi di sna.
"Pak.. ke jl. Mayor indah." ucap Dinda.
sesaat mobil itu pun melaju dengan kecepatan sedang.
'Apa yang harus ku katakan pada mama. papa dan mama pasti sangat kecewa padaku. maafin Dinda ma. seandainya Dinda nggak ngikutin ajakan Reno semua ini tidak akan terjadi.' Batin Dinda. sembari menghapus air matanya yang tak kunjung berhenti keluar.
20 menit kemudian.
Dinda sudah sampai rumahnya. di sana sang mama sedang menyiram bunganya. sedangkan papa nya tengah membaca buku laporan dari perusahaannya.
Dinda berusaha tenang. dan segera menghapus sisa air matanya. "makasih pak.' ucap Dinda sembari mengulurkan uang pada sopir taxi.
" Ma.. " panggil Dinda
"Sayang anak mama.. mama sangat menghawatirkan kamu. sampai sampai mama tak bisa tidur karena kamu tak ada di rumah.' ucap Mutiara dan langsung menghujani kecupan kecupan pada putri semata wayangnya.
" Maafin Dinda ma.. " ucap Dinda
"Untung saja kamu hanya menginap di rumah Ratu. jadi mama sedikit lega.' tambah Mutiara mama Dinda
'jadi semalam mereka bilang jika aku tidur di rumah Ratu. kenapa mereka tega membohongi kedua orang tuaku. seandainya mereka bilang jika aku tak bersamanya. tentu papa akan segera bergerak dan mencariku. atau ini rencana mereka untuk menghancurkan aku' Batin Dinda
" Ayuk masuk sayang mama udah masakin masakan kesukaan kamu." ucap Mutiara dan langsung menggandeng putrinya masuk ke dalam.
"Sayang.. ini baju siapa? " tanya Mutiara
"Ini.. baju yang Ra.. " jawaban Dinda terpotong saat mamanya berkomentar lagi.
"Sayang.. ini baju mahal banget. kemarin mama mau belikin baju ini. tapi mama rasa kamu tidak suka pakaian mahal." Tambah Mutiara
"ohh.. Din.. " " Oohh anak papa sudah pulang." sambut Mawan papa Dinda. dan langsung memeluk putrinya.
"Lain kali.. papa tidak akan izinin kamu keluar malam lagi. kau membuat mama dan papa sangat hawatir." ujar Sang papa
"iya.. maafin Dinda." ucap Dinda penuh penyesalan
"Ya sudah.. sekarang cepet ganti pakaianmu. dan secepatnya turun setelah itu berangkat sekolah kali ini papa yang akan mengantar. karena pak Dony tidak masuk kerja." titah sang papa.
Dinda hanya mengangguk. dan segera masuk ke kamarnya. Rasa nyeri di tubuh bawahnya masih Dinda rasakan.
terkadang Dinda mendesis sangat pelan saat merasakan nyeri. Dinda tak boleh menunjukkan kehancuran nya pada kedua orang tuanya yang sangat mencintainya.
Namun Dinda tetap akan mengusut nya.
Dinda sudah berada di kamarnya. Berdiri di depan Cermin dan menatap tubuhnya. tubuh ini sudah di jamah oleh pria yang tidak di kenal. 'lihat saja aku akan menuntutmu Tuan asing.' Ucap Dinda lirih
Dinda segera berganti seragamnya dan segera bergabung dengan kedua orang tuanya.
...**...
Saat ini mereka telah duduk di ruang makan.
"Dinda.. besok lagi papa nggak izinin kamu keluar malam lagi. papa hawatir kamu akan terjebak kedunia pergaulan bebas." ucap Papa
Dinda hanya mengangguk paham.
"Apa kau tau Dinda. pak Dicky temen rekan bisnis papa? " tanya Papa Dinda
Dinda menggeleng.
"Pak Dicky itu punya anak tiga. 2Laki laki dan satu perempuan. Anak perempuan pak Dicky terjebak kedalam pergaulan bebas. suka mengonsumsi obat terlarang dan selalu berganti pasangan. Sampai sampai Anak perempuan Dicky itu hamil. dan pak Dicky menutupinya. pak Dicky selalu minta uang muka saat bisnis dengan papa. namun tidak pernah beres. dan Papa pun curiga uang sebanyak itu tidak ada bukti bukti untuk belanja. setelah di usut oleh anak buah papa yang lain. ternyata uang itu pak Dicky gunakan untuk Mengaborsi anaknya yang hamil. dan karena aborsi nya gagal. anak pak Dicky harus di rawat di rumah sakit untuk waktu yang lama. dan ahirnya anak pak Dicky itu meninggal. tidak itu saja Ternyata pak Dicky pun juga punya hutang banyak pada rekan rekan yang lain. dan ahirnya pak Dicky di jebloskan ke penjara oleh group papa." Cerita Papa Dinda.
Dinda jadi ngeri membayangkan dirinya jika sampai seperti itu. dalam hati Dinda semoga kejadian malam tadi tidak meninggalkan jejak.
"Pa.. jika Dinda sampai... " ucapan Dinda terpotong tak mampu melanjutkan.
Papa Dinda menatap Dinda penuh selidik.
"Ehemmm.. jika kamu sampai melakukan dan terjebak di dunia bebas. papa akan mengusirmu." ucapnya tegas.
Uhuukk...
...Bersambung...
kok arsha ga ada crt nya lg sekolah