🚨Warning 🚨
Dapat menyebabkan keram pipi, sakit perut, guling-guling dan hal aneh lainnya.
Bersembunyi lah dari jangkauan orang lain!!!!
Bercerita tentang pernikahan yang diawali oleh sebuah perjodohan. Cerita biasa yang sering kita baca bukan???
Tapi disini mereka adalah sepasang manusia yang memiliki sifat yang saling bertolak belakang...
Zee yang memiliki sifat humoris, pecicilan, rusuh dan selalu membuat masalah harus dijodohkan dengan Guntur yang memiliki sifat dewasa, dan tidak banyak tingkah, hidup layaknya orang pada umumnya.
Siapakah diantara mereka yang akan berubah setelah menikah?
Akankah Zee yang menjadi dewasa, ataukah Guntur yang ketularan somplak seperti istrinya?
Selamat senam wajah gratis Pemirsaaaaahhh...🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mantai
Sejak Guntur buka kado, dia semakin sering tersenyum, lebih ceria, dan lebih tampan (itu menurut Zee). Panggilan mereka pun kini berubah menjadi 'Say' dan 'Yang'. Hoeeek…
Satu lagi kelebihan dari Zee yang baru dia sadari selama ini, selain pintar memanjakan lidah dengan masakannya, Zee juga pintar memanjakannya tubuhnya…(Ehehe..)
Mereka berencana menunda momongan, dikerenakan Zee saat ini sedang sibuk-sibuknya, dia sedang sibuk dengan tugas PKL-nya yang dia lakukan di salah satu hotel milik teman suaminya, karena jaraknya tidak terlalu jauh dari apartemen mereka. Pun dengan toko kue Zee yang makin hari makin banyak pengunjung.
Pagi ini sinar mentari begitu cerahnya, Zee merengek pada suaminya yang masih asyik ndusel-ndusel buah dada montoknya.
"Say, ke pantai yuk! Cuacanya lagi bagus banget buat mantai nih."
"Aku lagi males, enakan ndusel-ndusel kamu." Wajahnya masih betah menempel di dada istrinya.
"Boseeeeen…Aku pengen mantai, kangen bau pantai." Rengeknya pada suami yang punya hobi baru yaitu seneng banget ndusel-ndusel dada montok Zee.
Sebuah panggilan video masuk ke HP Zee, yang ternyata dari Kakaknya Fabian.
"Ngapain lu Dek?" Tanya Bian yang hanya melihat wajah lecek adik semata wayangnya.
"Ngamar."
"Ngamar aja lu, ga ada bosennya! Laki lu mana?" Lanjutnya karena tidak terlihat keberadaan adik iparnya.
"Noh!" Mengalihkan handphonenya ke arah Guntur yang sedang asyik membenamkan wajahnya di dada Zee.
"Buseeeeetttz,,,Udah siang woy, Ny*su aja lu, udah jangkung juga!" Teriak Bian yang melihat kelakuan mesum sahabatnya.
"Ganggu aja lu, ipar durhaka!" Guntur mengambil alih handphone Zee. "Ngapain lu ganggu penganten baru?"
"Pengantin Basi….!" Jawab Bian sewot, mendengar pernyataan suami adiknya. " Udah ampir setaun masih ngaku-ngaku pengantin baru."
"Kak Quinny mana? Aku kangen!" Zee menggeser tubuh suami agar ikut dalam perbincangan mereka.
"Nih." Kamera HP nya kini beralih kepada seorang balita gembul yang cantik yang sedang belajar berjalan diatas hamparan pasir.
"Kalian lagi mantai?" Mata Zee terbelalak melihat pemandangan yang ada di HPnya.
"Gabung sini, jangan ngelonin si Gledek aja lu!"
"Ok, tungguin gue. Nyonya siap-siap dulu. Bye!"
Sambungan telepon diputus oleh Zee. Dia langsung bangun dari balik selimutnya, sehingga tubuh polosnya terlihat sangat jelas karena tak ada sepotong kain pun yang menempel ditubuhnya.
"Aaaaahhh,,, aku malu!" Kata Guntur menutup matanya seperti seorang gadis yang sedang melihat pria telanjang.
"Malu,,,malu,,,doyan juga. Mang siapa yang tiap malam meretelin baju aku?" Sambil berjalan santai menuju kamar mandi.
"Yaaaaaang,,,pengen lagi." Merengek seperti anak kecil yang sedang merayu ibunya untuk dibelikan mainan.
"Ngelayanin kamu terus, kapan ke pantainya? Bisa-bisa Magrib baru nyampe pantai." Jawab Zee yang sudah berada di kamar mandi.
**
Zee yang sudah sangat merindukan pantai langsung lari bergabung dengan Kakak iparnya Nana dan keponakan kecilnya yang kini beberapa bulan lalu baru merayakan ulang tahun pertamanya. Sedangkan Guntur bergabung duduk bersama Kakak iparnya.
"Gemukan lu sekarang." Kata Fabian ketika melihat sahabatnya itu.
"Naek 4 kilo gue." Sambil menyeruput jus jeruk milih Bian. "Bingung gue juga padahal gue olah raga tiap malem, jeda kalo dia lagi halangan doang. Hehehe."
"Berarti lu cocok itu susunya."
Perbincangan tak berfaedah itu berakhir dengan gelak tawa.
"Gue ga nyangka, bener-bener bisa nikah sama dia.!" Ucap Guntur sambil memandangi istrinya yang sedang asyik berlarian bermain ombak bersama balita cantik yang tertawa renyah melihat Zee dikejar-kejar ombak.
"Kan dari SMP lu dah nyaho kalo lu dah dijodohin sama tu bocah!" Bian mengingatkan Guntur.
"Tapi kan ribuan cara gue lakuin buat bisa ngebatalin perjodohan itu. Lu pikir siapa yang mau kawin sama siluman monyet?"
"Hahaha." Tawa mereka kembali pecah dan hilang bersama deburan ombak.
"Berarti bener dong kalo lu suka ny*su monyet?"
"Kalo monyetnya model gitu sih siapa yang bisa nolak?" Jawab Guntur menimpali gurauan Kakak iparnya yang tak kalah mesum dengannya.
"Gue kesana dulu, nyonya manggil." Kata Guntur, ketika melihat Zee melambaikan tangannya ke arah suaminya.
Guntur berlari ke arah istri yang sudah sebelas bulan ini mengubah warna hidupnya, mengisinya dengan jutaan warna yang selama ini tidak pernah ada dihidupannya. Seorang wanita yang bukan tipe idealnya sama sekali, wanita manja yang selama ini dia jauhi dengan ribuan cara.
"Turunin akuuuuu!!!!" Teriak Zee ketika tubuh mungilnya dibopong dan diputar-putar suaminya. Mereka terlihat begitu bahagia, membuat setiap yang melihatnya ikut tersenyum.
Quinny si bayi kecil yang baru bisa berjalan melompat-lompat kegirangan melihat Aunty cerewetnya itu diputar-putar.
Di balik lensa kamera GoPro miliknya Fabian mengabadikan momen romantis antara adik dan sahabatnya yang begitu membahagiakan hati..