Stella Fransiska Seorang gadis yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di Australia, ia begitu bersemangat untuk segera pulang ke Indonesia karena ingin segera bertemu dengan pria yang sudah di pacarinya selama lebih dari lima tahun.
Tapi Stella harus di hadapkan pada kenyataan pahit.
Ia mendapati kekasihnya sedang bercinta dengan wanita lain, saat hendak memberikan kejutan tentang kepulangannya.
Karena Marah dan sedih ia pun datang ke sebuah klub malam dan terjebak cinta satu malam dengan seorang pria berstatus duda yang tidak lain adalah kakak dari kekasihnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya?
Apa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Ririn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30.Pernyataan
"Sayang, kamu dari mana?" Tanya Mama Sovia saat melihat Stella dan Daniel baru pulang.
Mama Sovia sedang sibuk menyendok nasi untuk Pak Pratama.
Stella mencium punggung tangan Mama Sovia dan Pak Pratama.
Begitupun dengan Daniel.
"Aku dari kantor Mas Daniel Mam. Abis tadi di rumah sepi." Jawab Stella.
"Maaf ya sayang. Tadi Mama keasikan ngobrolnya jadi lupa waktu deh." ujar Mama
Sovia lagi.
"Mama kalo udah ketemu temen-temennya pasti lupa waktu." Ujar Pak Pratama menimpali.
"Iya Mam, nggak apa-apa." jawab Stella Sambil menuangkan air yang di minta Daniel.
"Jangan dulu ke atas Niel, Sekalian kita makan malam dulu." Ujar Mama Sovia pada Daniel yang duduk di sofa yang vtak jauh dari meja makan.
"Aku dan Stella udah makan Mam, tadi sekalian jalan pulang." Jawab Daniel.
"Oh, Yasudah kalau begitu." Mama Sovia
Stella mengantarkan air yang di minta Daniel dan menemaninya duduk di sofa.
"Kamu dari mana Lee? Katanya kamu tadi mau ngobrol sama Abang.?" Tanya Daniel pada Leo yang baru saja tiba di rumah.
" Nanti saja bang," Jawab Leo sambil berlalu pergi.
"Ada apa dengan anak itu? Aneh sekali." gerutu Daniel yang sudah pasti terdengar oleh Stella.
"Mas, aku ke kamar dulu ya. Nggak enak mau cepat-cepat mandi." Stella
"Yasudah ayo, mas juga mau mandi."
"Mam, Yah, Kami ke atas dulu ya." Pamit Stella saat melewati Mama Sovia dan Pak Pratama yang sedang makan malam.
Stella kini sudah segar dan berganti pakaian.
Daniel yang kini sudah terbiasa melihat Stella Menggunakan piyama seksi.
Walaupun pengaruhnya masih tetap sama seperti pertama.
"Mas," Tanya Stella saat mereka sedang bersantai di kamar.
Stella duduk bersandar di sandaran ranjang, sementara Daniel berbaring dengan paha Stella yang di jadikan bantal.
"Iya." Jawab Daniel Sambil terus memandangi benda kesukaannya.
"Aku mau bicara sesuatu." Ucap Stella sedikit gugup.
"Bicara saja." jawab Daniel yang kini sudah mulai menyentuh benda kesukaannya.
"Tapi aku mau bicara serius."
"Tentang apa?" Jawab Daniel yang semakin liar menjalankan aksinya.
"Tentang masa laluku." Jawab Stella, tapi kini ia sudah tidak fokus karena Daniel mulai menguasainya.
"Stella, mari kita simpan masalalu kita. Dan menjalankan hidup kita di masa depan."
"Tapi Mas,"
Daniel menaruh jari telunjuknya di bibir Stella membuat Stella terdiam.
Daniel menggenggam tangan Stella.
" Seburuk apapun masalalu-mu aku akan menerimanya, karena kamu pun sudah bersedia menerima masa lalu-ku yang kelam."
"Aku harap begitu. Tolong ijinkan aku untuk mengatakan semuanya, aku tidak ingin pernikahan kita di selimuti dengan kebohongan."
"Apa? Apa yang mau kamu katakan?" ujar Daniel sembari menyelipkan anak rambut Stella ke telinga.
Stella menarik nafasnya, ia menguatkan hatinya, untuk segala kemungkinan buruk yang akan terjadi nanti.
"Mas, Aku dan Leo dulu pernah berpacaran." Ucap Stella dengan satu tarikan nafas.
Daniel terdiam, Tangannya yang semula bergerliya di tubuh Stella sontak terhenti.
"Kamu, kamu pernah berpacaran dengan Leo adikku?" Tanya Daniel pada akhirnya.
Stella mengangguk. Ia hanya bisa diam, menunggu reaksi Daniel selanjutnya.
"Apa hubungannya kalian sudah berakhir?" Daniel membuka suara.
"Hubungan kami berakhir saat kita menikah." Jawab Stella lirih.
"Jadi kamu menyelingkuhi Leo dengan aku kakaknya?" jawab Daniel seperti Belum percaya.
"Aku tidak pernah berniat menyelingkuhi-nya. Malam itu aku datang ke kantornya dan melihat sepasang kekasih yang aku kira itu Leo dan kekasihnya sedang bercinta. Dengan hati dan pikiran yang kacau aku datang ke klub, dimana kita bertemu malam itu." Ucap Stella.
Suasana hening, Daniel dan Stella terdiam mencerna segala hal yang sudah terjadi.
Sampai waktu cukup lama Daniel masih belum memberikan reaksi yang berlebihan seperti apa yang di pikirkan Stella sebelumnya.
"Mas, Apa kamu marah?" Tanya Stella pada Daniel yang terus diam.
"Ini sudah malam, sebaiknya kita tidur!" Ucap Daniel dengan nada normal.
Daniel menutup tubuhnya dengan selimut dan tidur dengan membelakangi Stella.
Sementara Stella hanya bias diam, ia begitu sedih.
Apakah Daniel akan meninggalkannya?
Stella membaringkan tubuhnya, pikirannya masih terus berkecamuk.
Stella tidak ingin kehilangan Daniel. Tapi sudah menjadi hak Daniel kalau dia ingin mengakhiri pernikahan mereka.