NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta Beda Dunia / Romansa Fantasi / Action / Diam-Diam Cinta / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:802
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Kerajaan itu berdiri di atas darah, dusta, dan pengkhianatan.

Putri Mahkota yang logis dan penuh tanggung jawab mulai goyah ketika seorang tabib misterius menyingkap hatinya dan takdir kelam yang ia sembunyikan.

Putri Kedua haus akan kekuasaan, menjadikan cinta sebagai permainan berbahaya dengan seorang pria yang ternyata jauh lebih kuat daripada yang ia kira.

Putri Ketiga, yang bisa membaca hati orang lain, menemukan dirinya terjerat dalam cinta gelap dengan pembunuh bayaran yang identitasnya bisa mengguncang seluruh takhta.

Tiga hati perempuan muda… satu kerajaan di ambang kehancuran. Saat cinta berubah menjadi senjata, siapa yang akan bertahan, dan siapa yang akan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30 : Perubahan Tanpa Kuasa

Yvaine membuka suara, suaranya lembut namun penuh rasa ingin tahu. “Sakit apa yang menimpa mereka?” tanyanya hati-hati.

Elara menarik napas panjang sebelum menjawab. “Ada penyakit aneh yang menyerang seluruh desa,” ucapnya lirih. “Aku tidak tahu kapan tepatnya penyakit itu datang. Beberapa bulan lalu, seorang petani tiba-tiba jatuh sakit. Awalnya hanya demam biasa, atau begitulah kata tabib istana ketika pertama kali dipanggil. Tapi tidak lama kemudian, semakin banyak warga desa yang mengalami hal serupa.”

Ia menunduk, jemarinya bergetar saat meremas kain bajunya. “Kami kembali memohon pertolongan tabib istana… namun mereka tak pernah datang lagi. Satu per satu, orang-orang mulai tumbang dengan gejala yang sama. Hingga akhirnya, hampir semua orang di desa terbaring tak berdaya. Sekarang, hanya aku dan adikku yang masih bisa bergerak.”

Suara Elara mulai bergetar, matanya berkaca-kaca. “Aku tidak sanggup meninggalkan adikku sendirian di sana. Dan… persediaan makanan pun sudah habis. Kami pernah meminta bantuan istana, tapi tidak ada yang datang. Karena itu aku harus mencarinya sendiri.”

Ketiga putri itu terdiam, tenggelam dalam keheningan yang menyesakkan. Mereka bisa merasakan keputusasaan Elara, seakan penderitaan seluruh desa itu ikut menekan dada mereka.

Malam semakin larut. Api unggun yang dibuat Lysander dan Arion berkeredap, melemparkan bayangan hangat di wajah mereka. Elara sudah tertidur pulas bersama adiknya, tubuh kecil itu terhimpit dalam pelukan sang kakak.

Sementara itu, Yvaine, Lyanna, dan Veyra duduk melingkar di dekat api, diam dalam pikiran masing-masing. Suasana hening itu membuat Lysander perlahan mendekat, lalu duduk di sisi Yvaine, meski masih menjaga jarak sopan.

Ia menatap mereka bergantian, sebelum akhirnya bertanya pelan, “Ada masalah? Kalau ada yang membebani pikiran kalian, katakan saja. Kita bisa bicarakan bersama.”

Yvaine menghela napas panjang, wajahnya menunduk ke arah api yang berkobar. “Entah kenapa… aku merasa bersalah,” ucapnya lirih. “Padahal aku bahkan belum pernah memimpin kerajaan. Tapi semua ini… seolah menjadi tanggung jawabku.”

Lysander menatapnya dengan tenang. Ia mencondongkan tubuh sedikit, lalu berkata, “Seseorang yang pernah merasakan ketidakadilan, pasti tahu bagaimana rasanya melihat orang lain diperlakukan sama. Kau… akan menjadi putri mahkota suatu hari nanti, Yvaine. Itu bukan hal yang ringan.”

Yvaine menunduk semakin dalam. Suaranya bergetar, namun tegas. “Aku tidak pernah benar-benar menginginkan kekuasaan itu. Tapi… aku juga tidak bisa berpaling begitu saja. Kalau aku diam, siapa yang akan melindungi mereka? Bukankah hanya mereka yang punya kuasa yang bisa membuat perubahan?”

Keheningan sejenak. Api unggun berderak, seakan menegaskan beban kata-kata Yvaine.

Lysander menarik napas pelan. “Perubahan tidak selalu datang dari tahta. Bahkan tanpa kuasa, setiap orang bisa berjuang dengan keinginannya sendiri. Memang, jalannya lebih sulit… dan sering terasa mustahil. Tapi perubahan tanpa kuasa bukanlah omong kosong. Kadang justru dari situlah segalanya dimulai.”

Lyanna yang sejak tadi mendengarkan, melirik Lysander. “Dan orang yang memiliki kuasa… belum tentu bisa melakukan perubahan. Ada kalanya mereka justru terikat dengan kuasanya sendiri.”

Arion, yang duduk di sampingnya, ikut menimpali dengan suara datar namun tegas. “Itu hanya berlaku pada sebagian orang yang haus kekuasaan. Mereka yang tak bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya, akan buta pada apa yang seharusnya benar.”

Ucapan Arion membuat mereka kembali terdiam. Sementara itu, Veyra hanya terpaku menatap kobaran api di depannya. Sorot matanya kosong, seakan nyala api itu menyingkap sesuatu yang tak ingin ia ingat.

Ia tenggelam begitu dalam pikirannya sendiri, sampai akhirnya tubuhnya bergetar kecil. Dengan kasar ia menggeleng, seolah berusaha mengusir bayangan yang kembali menghantuinya. Perlahan, ia menunduk, membenamkan wajah di antara kedua lutut yang ditekuk, menutup diri dari pandangan yang lain.

Sebuah gumaman lirih lolos dari bibirnya, nyaris tenggelam oleh bunyi kayu terbakar. “Sialan…"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!