NovelToon NovelToon
Dengki

Dengki

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Balas Dendam / Lari dari Pernikahan / Konglomerat berpura-pura miskin / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Siapa yang tidak menginginkan harta berlimpah. Segala keinginan dapat diraih dengan mudah. Tak heran banyak orang berfoya-foya dengan harta.

Berbeda dengan keluarga Cherika. Mereka menggunakan hartanya untuk menolong sesama dan keluarga.

Tapi tidak disangka, karena harta lah Cherika kehilangan harta keluarganya. Orang tuanya menghilang sejak mendapatkan kecelakaan. Hanya Cherika yang selamat.

Cherika kemudian tinggal bersama saudara ibunya. Dan tanpa sengaja, Cherika mendengar penyebab tentang kecelakaan orang tuanya.

Kabar apakah itu?

Ikuti jalan ceritanya !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Iri

Dhika menahan diri untuk menarik Laudya dari lantai dansa. Dhika masih menghormati Pak Billy dan Bu Fanny sebagai tuan rumah acara. Wajah Dhika menjadi ketat tatkala melihat pria asing itu memeluk pinggang Laudya.

Dhika cemburu sambil mengepalkan tangannya. Laudya dan pria itu tertawa bahagia, berputar-putar mengikuti irama musik.

Listrik pun tiba-tiba saja mati. Dhika dengan instingnya mencari Laudya dalam kegelapan. Dhika mencium aroma khas Laudya. Tidak berapa lama, listrik kembali menyala. Tampaklah Laudya sedang mencium pipi pria yang berdansa bersamanya.

"Laudya, apa yang kamu lakukan? Aku sudah punya istri," dengan cepat pria itu atau yang lebih tepatnya Mizan mantan kekasih Laudya, meninggalkan Laudya di lantai dansa.

Mizan tidak menyangka Laudya nekat menciumnya. Laudya ingin mengejar Mizan, dengan cepat Dhika menarik tangan Laudya keluar dari ballroom. Dhika membawa Laudya ke tempat sepi. Nayyara seolah tidak ingin ketinggalan berita, dia perlahan mengikuti Dhika dan Laudya dari belakang.

Dhika bertanya ada hubungan apa antara Laudya dengan pria itu. Mengapa Laudya berani mencium pria itu. Laudya diam. Laudya tidak bisa menjawab. Dhika kembali menarik Laudya masuk ke dalam mobil dan mereka pergi meninggalkan hotel.

Nayyara perlahan menghubungi seseorang. Nayyara diam-diam meminta bantuan kepada salah satu karyawan hotel untuk merekam gerak gerik Laudya di pesta ulang tahun Widia. Karyawan hotel itu mengirimkan video Laudya berdansa bersama Mizan. Saat Laudya mencium Mizan pun sempat terekam kamera.

Nayyara kembali meminta karyawan itu menyebarkan video Laudya ke media sosial tapi Nayyara minta wajah Mizan jangan sampai terekspos. Nayyara masih mengingat kebaikan Mizan di masa lalu. Nayyara kemudian mentransfer sejumlah uang jasa kepada karyawan hotel tersebut.

Dalam waktu singkat, Laudya lagi-lagi viral. Setelah kasus mencuri berlian, Laudya tertangkap kamera berdansa dengan pria lain di pesta ulang tahun salah anak konglomerat di kota Zamrud. Laudya juga tidak malu mencium pria itu tepat di hadapan suaminya.

Kembali para netizen memaki, menghujat Laudya di media sosial. Nayyara merasa puas. Nayyara akan membuat kekacauan pada Laudya dan Dhika.

"Sayang, maaf. Lama nunggu ya," Vian memeluk Nayyara dari belakang.

"Gak. Gimana urusannya? Sudah beres?" Nayyara memeluk lengan Vian sambil mendongakkan kepalanya.

"Sudah. Sayang, kita belum sempat makan malam. Kamu pasti lapar," Vian melepaskan pelukannya.

Nayyara juga memegangi perutnya yang mulai keroncongan. Mereka pun meninggalkan kawasan hotel dan mencari tempat untuk makan malam.

Mereka memutuskan makan di warung pinggir jalan. Vian memarkirkan mobilnya. Nayyara melihat ada warung tenda yang sepi. Di kiri kanannya ramai pengunjung yang datang. Hanya di sana yang tidak ada pengunjung.

Nayyara mengajak Vian makan di tempat itu. Warung tenda itu menjual bakso, mie ayam. Mereka masuk ke dalam dan memesan. Ternyata pemilik warung tenda itu adalah Budi dan Iwan. Mereka mantan karyawan Tamara di toko karpet.

 Nayyara meneteskan air mata haru. Ingin sekali rasanya Nayyara mencium tangan mereka berdua dan mengatakan bahwa dia adalah Cherika. Tapi Nayyara menahan diri. Nayyara tidak mau orang mengenalinya sebelum tujuan utamanya membalas dendam tercapai.

"Permisi, mau pesan apa?" Budi menghampiri mereka berdua.

"Saya bakso dan es jeruk," pesan Nayyara.

"Saya mie ayam dan es jeruk," Vian juga memesan.

Nayyara memperhatikan Budi yang terlihat lebih kurus dari terakhir pertemuan mereka. Begitu juga dengan Iwan yang sedang menyiapkan bakso dan mie ayam untuk mereka. Nayyara merasa kasihan melihat warung tenda milik mereka sepi.

Nayyara diam, menutup mata sesaat melihat dengan mata batinnya, apa yang membuat warung tenda milik Budi dan Iwan menjadi sepi. Vian memperhatikan Nayyara. Vian menyadari pasti Nayyara merasakan sesuatu. Vian dengan sangat hati-hati bertanya kepada pemilik warung tenda.

"Maaf Pak. Sejak kapan warung Bapak berdua sepi?"

Sejak dua bulan yang lalu," jawab Budi.

"Sebelumnya rame?" tanya Vian lagi.

"Sejak pertama kali buka, kira-kira satu tahun yang lalu selalu rame. Dan dalam dua bulan ini mendadak tidak ada seorangpun yang membeli. Mungkin belum rezeki kami kali ya," Iwan menyuguhkan bakso dan mie ayam.

Vian dan Nayyara mencicipi makanan mereka. Rasanya sungguh lezat. Mereka sangat menikmatinya. Selesai makan, Nayyara memberitahu Budi dan Iwan. Yang membuat dagangan mereka tidak laku, warung tenda mereka sama sekali tidak terlihat. Ada makhluk besar yang menutupi warung tenda mereka.

"Maksudnya gimana Neng?" tanya Iwan.

"Ada yang iri melihat kesuksesan Om berdua. Dari segi rasa, tidak mengecewakan. Pelayanan juga oke. Namanya juga persaingan di dunia dagang. Ada yang menaruh tanah kuburan di depan kiri dan kanan warung tenda Om," kata Nayyara.

"Astaghfirullah!" Budi dan Iwan sama sekali tidak menyangka hal itu dialami mereka berdua.

"Om punya sapu lidi?"

"Ada Neng," Budi langsung mengambil sapu lidi.

Nayyara menyuruh Budi menyapu di depan kanan dan kiri warung tendanya sambil membaca doa di dalam hati. Budi mengikuti semua yang diarahkan Nayyara.

Dan dalam hitungan detik, satu persatu pengunjung mulai berdatangan.

"Bang, kemana aja? Kok lama gak buka, saya kangen lho baksonya," kata ibu-ibu yang membawa tiga orang anaknya.

"Ada kok, mungkin ibunya yang gak liat," jawab Iwan.

Pengunjung bertambah ramai. Nayyara dan Vian tersenyum melihatnya. Budi dan Iwan sangat berterima kasih kepada Nayyara. Mereka mengikhlaskan makanan mereka malam ini alias gratis khusus untuk Nayyara dan Vian.

Tapi Nayyara ingin sekali membalas kebaikan Budi dan Iwan di masa lalu. Mereka berdua orang baik dan jujur. Mereka berdua saudara kandung yang berjuang mencari uang untuk menghidupi keluarga mereka.

Nayyara bertanya kepada Budi, apakah baksonya masih banyak. Budi bilang masih bisa 50 porsi lagi. Nayyara memborong bakso dan mie ayam Budi dan Iwan. Nayyara membayar lebih untuk mereka.

Nayyara dan Vian memanggil orang-orang yang lewat untuk makan gratis di warung tenda milik Budi dan Iwan. Nayyara bahkan menyiarkan live di akun media sosialnya. Nayyara mempromosikan secara gratis warung tenda Budi dan Iwan.

Tetangga warung tenda sebelah Budi berdiri di depan warung tendanya. Dia sinis melihat pengunjung yang semakin banyak di warung tenda Budi. Dia ingin melakukan sesuatu tapi kepergok Nayyara.

"Mas, kalo dagang itu yang halal dong. Jangan mematikan usaha orang," kata Nayyara.

"Maksud Neng apa!" Mas pemilik pecel lele berkacak pinggang.

"Mas, namanya dagang itu ada pasang surutnya. Mas mau, usahanya sepi terus gak dapat uang?"

"Maksudnya apa sih? Ngomong yang jelas!!" Pemilik warung tenda pecel lele mulai emosi.

"Mas kan yang nabur tanah kuburan di depan dagangan mereka!" Kali ini Nayyara yang emosi.

"Jangan asal nuduh lu!" Pemilik warung pecel lele marah sambil menunjuk wajah Nayyara.

Suara bentakan keras pemilik warung pecel lele memancing perhatian orang-orang yang ada di sana. Asisten pemilik warung menahan tubuh bosnya agar tidak melakukan perbuatan kasar terhadap Nayyara.

Budi, Iwan dan Vian berdiri di belakang Nayyara. Nayyara mulai membaca doa yang diajarkan kakek Firman di dalam hati. Tidak berapa lama, pengunjung warung pecel lele berhamburan keluar dari warung tenda. Mereka semua ketakutan ambil berteriak.

"SETAAAAAAAAAAAAN!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Mauk
😭
Mauk
Laudya blm move on
Al!f
😱😱😱😱😱😱
Fang
Tunangan gadungan 🤣
Al!f
🤣🤣🤣🤣
Al!f
Pasti Nyai lagi
Fang
Anak haram ?
Al!f
ngaku² tunangan , pdhl bukan
Al!f
cemburu
Fang
😍
Fang
Kasian Abang bakso
Al!f
Laudya terhindar dari bencana 🤭
Al!f
😭😭😭😭😭😭
Mauk
Dhika kumat
Mauk
Kalo ada CCTV dlm toilet bahaya
Mauk
Balas dendam di mulai
Mauk
Waaaaaw🤭
Tuti
Dijinakkin pake black magic 🤭
Baby
Syukur in
Al!f
😱😱😱😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!