Gairah Cinta Sang Pembalap

Keanu terkejut ketika bibir yang ingin ia sentuh itu menyentuhnya. Tak ingin membuang-buang waktu, Keanu langsung menerima ciuman itu sembari membuka jaket bombernya. Sedari tadi ia ingin menutupi tubuh Jihan yang terbuka. Keanu tak rela wanita yang ia yakini adalah Jihan, dilihat banyak mata pria hidung belang yang menatapnya lapar.

“Mmpphh …” Jihan mencoba melepas ciuman itu, karena diluar dugaan ternyata Keanu lebih ganas.

Keanu merasakan kembali ciuman delapan tahun lalu. Rasanya manis dan kenyal. Sudah banyak bibir yang singgah di bibirnya. Namun hanya bibir Jihan yang berbeda. Tekstur dan rasanya hanya milik wanita itu, wanita yang selalu menjadi pusat perhatiannya dan hingga kini tak bisa tergantikan.

Brak

Seseorang membuka pintu ruangan yang di isi Keanu dan Jihan. Posisi Jihan duduk di pangkuan Keanu dan membelakangi pintu. Keduanya masih berpagutan hingga pria yang membuka pintu itu pun melihat ciuman panas Keanu dan Jihan.

“Sorry, Kean,” ucap pemilik club yang sangat mengenal Keanu, karena Keanu dan teman-teman tim-nya adalah anggota tetap club ini.

Gio sering berbincang dengan Keanu, mereka cukup kenal dekat. Namun permusuhan antara Wiliam dan keluarga Adhitama, tidak diketahui Gio. Sejak tak mampu mengambil Jihan dan sibuk dengan urusannya sendiri, Wiliam tidak lagi menganggu keluarga Adhitama. Wiliam tak lagi berpusat pada bisnis bersihnya melainkan masih ambisi dengan bisnis terlarangnya itu.

Keanu pun tidak tahu tentang hal itu. Ia tidak tahu tentang permusuhan ayahnya dengan ayah Jihan. Ia juga tidak tahu bahwa Jihan terlahir dari ayah yang seorang mafia. Bahkan ia tak tahu bahwa Gio adalah kakak Jihan. Yang Keanu tahu, Rasti memisahkannya dengan sang pujaan hati hanya karena Jihan terlahir dari rahim asisten rumah tangganya dan tanpa ayah.

“Mmpphh …”

Keanu melepas pagutan itu. Dada Jihan berdetak tak karuan, antara takut ketahuan dan ciuman panas yang ia rindukan.

“Hm. Kau mengangguku, Gio,” ucap Keanu.

Jihan menyembunyikan wajahnya di dada Keanu, seolah ia kelelahan akibat ciuman itu.

Di pintu, Gio tersenyum pada Keanu. “Sorry, aku mencari seorang wanita dengan menggunakan gaun hitam.”

Mata Gio melirik ke arah Jihan. Nafas Jihan terus berdetak kencang.

“Hei, jaga matamu, Gio. Dia wanitaku,” ucap Keanu.

Gio tertawa. Untung saja saat ini gaun Jihan sudah berbalut dengan jaket bomber Keanu yang besar dan mampu menutupi mini dres hitam itu.

“Sorry.” Gio kembali tetawa. “Oke, kalau begitu teruskan.”

Gio menutup kembali pintu itu. Sedangkan di sofa, Keanu menatap mata Jihan yang sedang bernafas tersengal.

“Kamu Jihan,” ucap Keanu.

Jihan langsung menggeleng dan mengeluarkan tanda pengenal yang dibuatkan timnya sebelum sampai di negara ini.

“Aku Clara dari …” ucapan Jihan terpotong dan melihat sekeliling ruangan memastikan bahwa ruangan ini tak memiliki cctv.

Keanu melihat identitas itu. Nama, lahir, dan profesi yang berbeda dengan Jihan. Namun, ia meyakini bahwa ciuman itu adalah ciumannya bersama mantan kekasih yang tidak pernah ia anggap sebagai mantan hingga saat ini. Ia merasa kisah asmaranya dengan Jihan belum selesai.

“Tolong keluarkan aku dari sini!” kata Jihan memelas.

Keanu dapat melihat ketakutan itu. Wajah cantik yang ia ajak berdansa itu tampak sedikit pucat dan kelelahan. Keanu pun cukup tahu siapa Gio dan apa bisnisnya. Namun, ia tidak mau berurusan untuk itu, karena ia hanya pelanggan tetap di salah satu club milik mafia itu.

“Baiklah, aku akan membantumu, tapi dengan syarat,” ucap Keanu.

Jihan mengernyit menanti sambungan dari ucapan pria mesum itu.

“Tidurlah denganku malam ini.”

Jihan menggigit bibirnya. Ia bingung antara mati atau kehilangan kesucian. Jihan menatap mata Keanu. Pria itu tersenyum licik plus mesum. Sungguh, ekspresi menjijikkan yang tidak Jihan sukai. Wanita itu benar-benar merutuki kemesuman Keanu.

“Bagaimana?” tanya Keanu.

“Hm.” Jihan masih menggigit bibirnya.

Walau ia mencintai pria ini dan pria ini bukanlah pria asing untuknya. Tapi untuk bercinta, Jihan ingin kelak suaminya lah yang akan menikmati itu.

Keanu mengelus bibir Jihan dan mengisyaratkan Jihan untuk tidak menggigit benda kenyal yang Keanu sukai.

“Oke,” jawab Jihan lirih.

Senyum Keanu pun mengembang. “Jawaban yang bagus.”

“Lima menit lagi, kita akan keluar dari tempat ini. Buatlah seolah-olah kamu sedang mabuk berat, sayang. Aku akan menggendongmu hingga ke mobil,” ucap Keanu yang masih meyakinin bahwa wanita yang ada dalam pangkuannya adalah Jihan.

Walau Jihan memperlihatkan identitasnya sebagai Clara. Namun, Keanu tidak percaya. Ia tetap meyakini bahwa wanita itu adalah Jihan, cinta pertamanya, wanita pujaannya. Dan, Keanu memanfaatkan keadaan ini untuk kembali dekat dengan Jihan setelah delapan tahun terpisah. Bagaimana dengan Chintya? Keanu tidak memikirkan kekasihnya itu sama sekali.

Keanu mengangkat tubuh Jihan. Pria itu menggendong Jihan seperti koala. Sesekali ia juga mencium lagi bibir itu. Jihan pasrah, yang terpenting adalah keluar dari tempat ini. Ia pasrah dengan apa yang dilakukan Keanu. Keanu pun mencium Jihan untuk mengalihkan para penjaga yang mereka lewati saat Keanu menggendong tubuh itu keluar.

“Mmpphh …” Keanu melepas bibir itu, tapi dalam beberapa detik ia kembali **********.

Sambil berjalan menuju parkir mobil, Keanu mencium ganas bibir itu. Rasanya puas sekali Keanu memainkan bibir yang terakhir ia sentuh delapan tahun lalu saat di gudang. Itu adalah terkahir kali Keanu mencium ganas benda kenyal itu.

Para penjaga yang dilewati Keanu hanya tersenyum melihat sang pembalap dengan ganasnya mencium bibir wanitanya.

“Hai, Kean. Selamat bersenang-senang,” teriak penjaga yang menjaga pintu keluar club itu sembari tertawa.

Keanu pun hanya melambaikan tangannya ke atas sembari tetap berjalan menuju mobilnya. Lalu, keanu membuka pintu mobil itu dan mendudukkan Jihan tepat di samping kursi kemudi.

“Si*l, kau memanfaatkan keadaan,” kata Jihan sembari memukul dada Keanu.

Keanu tertawa. “Yang penting kamu keluar dari tempat itu kan? Dan ini caraku.”

Keanu tersenyum, lalu menutup pintu mobil itu. Jihan kesal, ia merengut sembari menghentakkan kakinya menedang-nendang mobil mewah itu.

“Dasar, br*ngs*k. memang dari dulu br*ngs*k tetap saja br*ng s*k sampai sekarang,” umpat Jihan seat Keanu memutari mobil dan duduk di sampingnya.

“Kamu bicara apa?” tanya Keanu yang hanya mendnegar kata terakhir dari umpatan Jihan tadi.

“Apa?” tanya Jihan ketus dan menatap wajah itu.

Keanu tersenyum. “Aku br*ngs*k dari dulu hingga sekarang? Jadi kamu mengenalku?”

“Siapa yang bilang begitu.” Sontak Jihan pun mengalihkan pandangannya. Ia beralih menatap jendela di sampingnya.

Keanu kembali mengulas senyum dan menyalakan mobil. Entah mimpi apa ia kemarin, hatnya beguti senang bertemu dengan Jihan malam ini. Apalagi sang pujaan hati akan tidur dengannya malam ini.

Keanu menoleh ke arah Jihan sembari menyetir. Ia melihat ekspresi wajah yang ketus itu sedari tadi.

“Sh*t.” Jihan kembali mengumpat saat ia membaca pesan dari Fiona. Rekannya itu sudah lama menunggunya di jembatan pusat kota.

“Berhentilah mengumpat karena kamu selamat,” ucap Keanu santai.

Jihan menggeleng. “Aku keluar kandang macan dan akan masuk ke kandang singa.”

Sontak, Keanu tertawa. Jihan memang wanita paket lengkap. Wanita itu pintar, multitalent, tidak mudah ditindas, galak, dan teradang lucu menggemaskan seperti saat ini. Keanu benar-

Benar tidak bisa menemukn wanita lain seperti Jihan.

Jihan menatap tajam ke arah Keanu sambil cemberut, mengerucutkan bibirnya.

“Jangan menggoda seperti itu. nanti aku tak tahan ingin mencium bibirmu lagi. kasihan bibirmu sudah bengkak.” Keanu mengangkat tangannya dan hendak menyentuh bibir itu.

Dan. Dengan cepat Jihan menangkisnya. “Dasar mesum!”

Keanu tertawa. Wanita ini memang benar-benar Jihan, wanitanya.

Kemudian, Jihan membalas pesan Fiona bahwa dirinya baik-baik saja dan meminta rekannya itu untuk pulang lebih dulu, karena saat ini ia bukan terjebak dengan geng mafia pemilik club tadi, tapi terjebak oleh cinta lama yang belum kelar.