Laras tidak pernah kekurangan uang sama sekali,bahkan hidupnya bergelimang harta dan sialnya dia tidak pernah berpacaran dengan lelaki manapun.
Namun kini dia merasa tertantang dengan pemuda tampan yang merasa kehidupannya sama seperti dirinya menurut prasangakanya,bahkan dia menjadikan lelaki tampan itu penghangat ranjangnya.
Sebut saja Laras gila,karena berani membawa seorang lelaki ke rumahnya dan bahkan Laras begitu tertarik dengan lelaki tampan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
“Kau tampak begitu frustasi”ucapnya yang langsung duduk di samping Kevin.
“Kau benar,aku sedang mencari dalang yang menjebakku kemarin”balas Kevin dengan nada kesal.
“Menjebak?”tanyanya memastikan.
“Ada yang menjebakku kemarin,sialnya dia memakai trik kotor terhadap ku”balas Kevin menatap sahabatnya.
“Sudah mengecek CCTV?”tanyanya memastikan.
“Aku tidak memiliki wewenang seperti itu Smith,aku dan kau berbeda.Aku tidak bisa terang-terangan melakukan hal seperti itu,kau tau bukan bagaimana aku bersembunyi dari orang tua ku”katanya kesal.
”Kau begitu sulit berdamai dengan orang tua mu sendiri”balas Smith menepuk pundak Kevin.
“Kau tau sendiri,bagaimana aku membenci ayahku sendiri dan aku tidak suka ibu tiriku itu!!!”
“Memang salah apa ibu tiri mu itu,hingga kamu begitu enggan pulang ke sana”ucap Smith penasaran terhadap Kevin.
Karena selama ini,Kevin selalu memendam semuanya sendiri dan bahkan dia tidak tau alasan Kevin kabur dari rumah.
Sebagai sahabat kecilnya,dia hanya bisa membantu Kevin semampunya dan jelas Kevin tidak tau sebenarnya bantuan yang di berikan oleh Smith merupakan bantuan dari ayah Kevin sendiri.
Ayah Kevin meminta tolong terhadap Smith,setidaknya dia berusaha bertanggung jawab terhadap putranya sendiri dan Smith setuju dengan perintah ayah Kevin untuk tidak mengatakan hal yang sebenarnya terhadap Kevin.
Berbeda halnya dengan Kevin,dia menyaksikan sendiri bagaimana ibu tirinya berlaku kejam terhadap adiknya yang membuat sang adik meninggal dunia.
Sedangkan ayahnya,dia tidak mempercayai apa yang di katakan Kevin dan lebih membela ibu tirinya yang membuat Kevin memiliki keputusan keluar dari rumah orang tuanya.
"Kau tidak perlu tau.Lagi pula,sekarang aku malas berurusan dengan keluargaku sendiri”ucapnya menghela nafasnya kasar.
Kevin menduga orang yang menjebak nya adalah ibu tirinya sendiri,namun sayangnya dia tidak memiliki bukti sama sekali.
"Kenapa kamu bisa curiga bahwa ada yang menjebak kamu?”tanya Smith penasaran.
Kevin pun menceritakan apa yang terjadi pada dirinya sendiri,membuat Smith yang mendengarnya cukup takjub dengan wanita yang menolong Kevin pada saat itu.
“ Apa dia cantik?” Tanya Smith dengan penuh penasaran.
“ Cantik,aku juga cukup mengagumi ketulusannya saat menolongku”balas Kevin mengingat wajah Laras saat ini.
“Ayo pergi ke kampus,kau selama ini tidak pernah pergi ke kampus dan bahkan aku cukup iri dengan kepintaran mu itu.Tanpa pergi ke kampus pun,kau selalu memuaskan dosen dan kau benar-benar anak emas mereka”ujar Smith cukup iri dengan kepintaran Kevin.
"Kau terlalu beromong kosong,ayo kita pergi"ajak Kevin yang malas dengan ucapan Smith yang terlalu berlebihan tentang dirinya.
Merekapun langsung pergi menuju kampus,bahkan Kevin mengendarai motor sport miliknya sendiri dan jelas itu hasil dari kerja kerasnya selama ini.
...****************...
“Aku cukup puas dengan hasil karya mu ini,kau bisa bekerja sama dengan murid kebanggaanku untuk hasil yang lebih memuaskan lagi nantinya”ucap sang dosen menatap Laras.
“Murid kebanggaan?”pikir Laras bingung.
“Memangnya siapa murid kebanggan bapak?”tanya Laras penasaran.
“Dia jarang datang ke kampus,lagi pula tanpa kehadirannya di kampus itu membuat aku semakin bangga dengan kecerdasannya dan aku sudah menyuruhnya datang pada hari ini.”
Laras mengangguk mengerti,dia semakin di buat penasaran oleh murid kebanggaan sang dosen dan bahkan dosen begitu membanggakannya di hadapan dia.
Dia merasa berkecil hati atas kepuasan terhadap dirinya sendiri,padahal masih ada orang yang lebih cerdas dari pada dirinya saat ini.
Tok...
Tok...
Tok...
“Masuk”perintah sang Dosen.
Laras menatap lurus ke depan,dia mendengar suara pintu di buka dan seseorang masuk ke dalam ruangan.
Bahkan sang Dosen tersenyum ke arahnya,terlihat senyum bangga yang terukir di wajah sang Dosen.
“Apa saya mengganggu?”tanyanya dengan sopan.
“Tidak,duduklah”perintah sang dosen.
"Kenapa suaranya terdengar tidak asing”batin Laras mengingat suara siapa yang pernah dia dengar saat ini.
“Ada perlu apa bapak memanggil saya kesini?”tanya Kevin sopan dan bahkan dia enggan untuk melihat wanita di sampingnya.
“Aku perlu bantuan kamu mengerjarkan karya ilmiah yang baik bersama salah satu murid yang lain”ucapnya yang menyerahkan karya ilmiah tersebut.
“Saya lihat dulu pak”balas Kevin menerima laporan karya ilmiah tersebut.
Kevin membacanya dengan seksama,berbeda halnya dengan Laras yang kini merasa menjadi patung di antara mereka.
“Dia Kevin murid kebanggaanku,kau bisa bekerja sama dengan dia”ucap sang dosen terhadap Laras.
“Kevin”beo Laras yang langsung menatap ke arah Kevin.
Laras langsung menatap ke arah Kevin,namun Kevin tetap fokus pada laporan ilmiah di tangannya.
“Ternyata dia sekampus denganku”batin Laras terkejut.
“Kevin”panggil sang Dosen.
“Gimana pak?”tanya Kevin langsung menatap sang Dosen.
“Dia Laras yang akan menjadi partner kerja karya ilmiah ini”ujar sang Dosen terhadap Kevin.
"Kamu”ucap Kevin terkejut melihat wanita di depannya.
"Kalian saling kenal?”tanya sang Dosen.
“Iya,kami saling kenal pak”balas Laras cepat.
“Baguslah,kalian bisa kerja sama dengan baik nantinya.Aku serahkan karya ilmiah ini terhadap kalian,semoga kalian tidak mengecewakan harapan ku”ucapnya senang.
“Kami janji tidak akan mengecewakan bapak"balas Kevin dengan yakin.
“Kalian bisa membahasnya dari sekarang,karena aku ada kelas dan kalian bisa lanjutkan diskusi ini di tempat lain”ucap sang Dosen,karena dia memiliki kelas yang harus di isi olehnya.
“Baik pak,kalau gitu kami permisi"ucap mereka berdua lalu pergi meninggalkan ruangan sang Dosen.
Laras tidak menduga pertemuan mereka ini benar-benar takdir,bahkan dia cukup terkejut dan menyadari dunia ini terlalu sempit bagi mereka saat ini.
“Aku tidak menduga,kau anak kampus sini"kata Laras menatap lurus ke depan.
“Aku juga sama terkejutnya dengan kehadiran kamu di kampus ini,aku pikir kita tidak akan bertemu lagi dan takdir malah mempertemukan kita lagi.Dunia terlalu sempit bagi kita,karena ini pertemuan kedua kita dan aku akan membalas budi atas pertolongan kamu kemarin”ucap Kevin menghentikan langkahnya.
“Tidak perlu seperti itu,aku menolong kamu merupakan takdir.jadi,kita bahas karya ini dengan serius”kata Laras sungkan dengan perkataan balas budi.
Bagaimanapun,dia ikhlas menolongnya kemarin.Bahkan,dia tidak pernah memikirkan orang lain membalas budi terhadapnya.
Apalagi dengan Kevin,orang yang baru di tolongnya kemarin dan dia jelas tidak memerlukan balas budi Kevin terhadapnya.
Berbeda halnya dengan Kevin,dia merasa perlu untuk membalas budi terhadap Laras atas pertolongannya kemarin dan dia cukup bersyukur yang menolongnya saat itu Laras,bukan orang lain yang sudah pasti akan memanfaatkan moment itu untuk mendapatkan dirinya.