Kesalahan fatal yang Zea lakukan untuk kabur dari bodyguard telah merubah seluruh hidup nya , karena ingin bersembunyi membuat Zea tanpa sadar masuk kedalam kamar seorang Mafia yang tengah mabuk .
Malam itu telah merubah segalanya hingga Zea harus menikah dengan Axel karena meraka telah melewatkan satu malam bersama .
" Mau kemana Girls?" pertanyaan Axel menatap noda diatas ranjang dengan tatapan sayu.
" Mau pulang " tangis Zea duduk memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya.
Axel menatap ke arah pintu yang terdengar ramai sekali orang diluar bahkan sudah terdengar baku hantam yang tak terelakkan.
yuk baca🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
" Kamu hanya milikku Zea , sayang peluk" kata Axel terus saja meracau benar-benar sudah mabuk berat .
Zea membantu Axel berjalan menuju ranjang dan membaringkannya sambil menarik nafas berat .
" Aku mencintai Zea , dia adalah milikku " kata Axel kembali duduk dan tertawa .
" Diam, berbaring disana " kata Zea melepas sandal Axel lalu menyelimuti nya setelah Axel berbaring lagi .
" Sayang kenapa , marah-marah, sudah tidak cinta , lagi padaku " rengek Axel mencoba menyentuh Zea namun langsung ditepis nya .
" Ehhh, mau kemana ?" Zea memegang tangan Axel yang akan turun ranjang lagi sementara matanya sudah tertutup.
" Beri aku minum , sebotol lagi " kata Axel yang tidak bisa lagi bergerak karena Zea memegang kedua tangan nya agar tetap berbaring.
" Lepaskan, panas " kata Axel menarik baju nya sampai koyak .
Zea mengambil remote control lalu menurunkan lagi suhu AC agar Axel merasa nyaman .
" Pria sialan itu , benar-benar berani, mau meminta Zea, aku tidak akan memberikan nya" racau Axel yang perlahan matanya tertutup .
" Zea itu siapa ?" tanya Zea yang duduk ditengah ranjang menatap Axel yang berbaring telentang dengan mata tertutup.
" Zea itu istriku, apa kau tidak tau " kesal Axel menarik Zea sampai jatuh keatas tubuhnya.
" Hahhh, ini Zea ," kata Axel menghirup aroma tubuh Zea lalu memeluk nya dengan erat .
" Tuan lepaskan " kata Zea yang benar-benar tidak bisa lagi keluar dari pelukan Axel karena separuh tubuh Axel menindihnya.
" Siapa yang meminta Zea pada tuan?" tanya Zea penasaran berharap Axel masih akan menjawabnya.
Katanya orang mabuk akan berkata jujur jika di tanya .
" Zea itu , milikku, milikku ,tidak mau memberikan, pada orang lain " Axel memeluk semakin erat .
............
Keesokan paginya.
Axel langsung memegang kepalanya yang terasa pusing begitu bangun namun dia juga terkejut melihat Zea yang berada dalam pelukan nya .
" Apa yang terjadi semalam ?" pertanyaan Axel menatap Zea yang masih tertidur pulas dalam pelukan nya dan yang paling mengejutkan Zea juga memeluk nya bahkan sampai pagi .
" Aku, aku tidur berpelukan dengan Zea semalam ?" ucap Axel yang mendadak merasa jantungnya berdebar-debar.
" Jantung tenanglah kenapa kau berdetak kencang sekali, kalau Zea dengar bagaimana" batin Axel mencoba mengatur nafasnya yang tiba-tiba juga sulit diatur .
" Tuan kenapa ?" tanya Zea begitu membuka mata menatap Axel yang sedang mengatur nafas dengan perasaan cemas .
" Kepalaku sakit " kata Axel langsung meletakkan kepalanya di paha Zea yang sudah duduk agar tidak bertatapan mata lagi dengan Zea .
" Itu gara-gara tuan mabuk semalam makanya pusing " kata Zea memijit kepala Axel.
" Tuan dari mana semalam kenapa mabuk?" pertanyaan Zea .
" Zea jangan panggil aku tuan, aku akan menghukum mu jika salah memanggil lagi " ucap Axel marah agar Zea tidak bertanya lebih lanjut lagi soal semalam .
" Ihhhh, " Zea langsung berhenti memijit dan memangku tangan nya .
" Panggil aku Baba " kata Axel menurunkan nada bicara kini berbaring menghadap perut Zea .
" Pijit lagi kepalaku masih sangat pusing " ucap Axel kembali meletakkan tangan Zea dikepala nya .
" Nggak mau, tadi marah " cemberut Zea .
" Zea aku marah karena kamu tidak patuh , kalau kamu panggil Baba aku tidak akan memarahimu" ucap Axel tiba-tiba melingkarkan kedua tangannya dipinggang Zea.
" Ehhhh, apa yang tuan lakukan" kata Zea memegang kepala Axel yang membenamkan wajah diperutnya.
" Apa yang Baba lakukan" Zea meralat ucapannya ketika Axel mendongak menatapnya seolah memberi peringatan.
" Zea kepalaku sangat pusing, tolong pijit lagi " ucap Axel yang sangat menikmati suasana pagi ini .
" Jawab dulu pertanyaan ku, semalam dari mana?" pertanyaan Zea yang berpikir Axel dari club' .
" Dari ruang kerja " pengakuan Axel namun Zea terlihat tidak percaya .
" Astaga, ayo kita cek cctv jika tidak percaya " ucap Axel yang memang tidak berbohong .
" Lalu kenapa mabuk?" pertanyaan Zea memijit kembali kepala Axel .
" Ya karena minum " senyum tertahan Axel menikmati pijitan Zea .
" Ya kenapa minum ?" tanya Zea mulai geram .
" Ya karena ingin mabuk " jawab Axel yang langsung ditabok Zea karena kelewat kesal .
" Zea mulai berani ya kamu " kata Axel tersenyum menatap Zea yang masuk kedalam kamar mandi membawa handuk .
Axel yang duduk di ranjang itu menatap baju kaos yang dia kenakan sudah koyak bagian atasnya cukup lebar .
10 menit kemudian.
" Kenapa melamun , mandilah nanti terlambat berangkat kerja " ucap Zea yang sudah selesai mandi begitu lewat .
Axel menghampiri Zea yang berhenti berjalan " Kamu mencoba mengambil kesempatan disaat aku mabuk ?" pertanyaan Axel.
" Iya kan ?" ucap Axel jadi yakin melihat ekspresi Zea yang enggan berkomentar atau membela diri .
" Ternyata kamu itu tampang nya aja yang benci aku , selebihnya suka banget sampai memanfaatkan,"
" Memanfaatkan apa?" suara besar Zea tidak terima langsung memotong ucapan Axel yang bicara kepedean itu .
" Memanfaatkan kesempatan" kata Axel menatap bajunya yang koyak serta ada tanda memerah di dadanya .
" Ihhhh, kalaupun ada kesempatan semalam lebih baik aku memanfaatkan kesempatan itu untuk membunuh tuan agar pagi ini tidak di fitnah begini " ketus Zea memberikan handuk yang dipegang nya pada Axel .
" Semalam tuan yang mengoyak sendiri baju tuan karena panas , nuduh aku memanfaatkan kesempatan kalau memang berniat aku punya banyak kesempatan disetiap malam nya " kata Zea yang tidak terima dituduh .
" Zea " teriak Axel melingkarkan tangan didada nya saat Zea menarik bajunya yang sudah koyak sampai benar-benar lepas dari tubuh Axel .
" Apa yang kamu lakukan" kata Axel terus bergeser kebelakang karena Zea mendekatinya.
" Zea , aku ," Axel sudah tersandar kedinding tapi Zea terus mendekati nya .
" Zea " Axel merasa semakin deg-degan ketika Zea memegang kedua tangannya.
" Tuan ini kenapa?" tanya Zea menyentuh lengan bagian atas Axel yang diperban dan sepertinya terluka cukup dalam .
" Ti, tidak papa, ini hanya , luka kecil saja " kata Axel yang tidak kuat menatap mata Zea yang benar-benar mencari kejujuran.
" Tuan katakan ini kenapa ?" menatap luka itu membuat Zea sangat cemas .
" Aku terluka , saat latihan dengan bodyguard ku kemarin " pengakuan Axel dengan santai .
" Jangan berbohong " kata Zea menatap mata Axel .
" Zea aku berlatih pedang jadi karena kurang fokus makanya pedang itu melukai aku " jawab Axel .
" Untuk apa berlatih pedang ini bukan lagi zaman,"
" Zea , mafia itu harus serba bisa dan menguasai semua seni menggunakan senjata " ucap Axel dengan jawaban masuk logika .
" Tapi kapan terluka seperti ini kemarin tidak ada " ucap Zea mengajak Axel duduk diranjang karena perban nya harus diganti karena sudah dipakai semalaman .
" Semalam , sebelum minum aku berlatih pedang " kata Axel .
"Akhhhh, ini lukanya lebar sekali" Zea langsung meringis begitu membuka perban nya .
" Pelayan cepat panggil dokter " teriak Zea histeris melihat luka yang begitu dalam .
" Zea rasanya nya sangat perih " rintih Axel bersandar ke dada Zea .