NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Akta Nikah

Aku, Kamu Dan Akta Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Pernikahan Kilat / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:50k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Nara Anjani Sukma berada di situasi harus menikah dengan adik angkat pria yang akan melamarnya. Sakti Pradana tidak menduga ia akan bertukar jodoh dengan kakak angkatnya. Dua karakter bertolak belakang, pertemuan tak terduga dan pernikahan mendadak seperti tahu bulat, drama rumah tangga apa yang akan mereka jalani.

===

“Sudah siap ya, sekarang aku suamimu. Bersiaplah aku buat kamu bahagia jiwa dan raga.” Sakti Pradana.

“Aku penasaran, apa milikmu bisa sesakti namamu.” Nara Anjani Sukma

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Keluarga Toxic

Bab 30

 

 

“Sudah beres Ra. Dia nggak akan cari aku lagi.”

Nara mengabaikan penjelasan suaminya, wajahnya cemberut sejak tahu kalau Rosa datang lagi.

“Nara, sayang.” Mengekor langkah Nara ke walk in closet mengambil pakaian ganti lalu berdiri di samping gadis itu saat membersihkan wajah. “Aku sudah ultimatum dia, jadi nggak akan ada drama dia cari aku lagi.”

“Rosa nggak akan cari kamu, tapi uget-uget lain masih ada.”

“Bukan salahku, kalau banyak perempuan yang menggatal dan suka cari perhatian. Yang jelas aku condongnya ke kamu, sumpah Ra.”

Beranjak dari meja rias, Nara menuju toilet. Tangannya menggapai resleting di punggung, Sakti sigap menurunkan resleting itu. Bahkan Nara seakan sengaja menggoda, melepas dress dan hanya memakai pakaian dal4m saja membelakangi Sakti memasuki toilet.

“Suka mancing, bukan ikan yang dapat ini anaconda jadi teg4ng,” gumam Sakti. “Ra, buka Ra. Mandi bareng yuk.”

“Nggak,” sahut Nara dari dalam toilet.

“Perempuan kalau lagi cemburu kayak gitu ya. Ampun, dah.”

Menunggu istrinya selesai dengan urusan di toilet, Sakti menuju balkon. Merokok sambil membuka ponsel. cukup lama sampai menghabiskan dua batang rokok.

Saat kembali ke dalam Nara sudah duduk bersandar pada headboard menatap layar tv.

“Sayang,” panggil Sakti akan ikut naik ke ranjang.

“Mandi atau tidur di sofa.”

Tidak ingin mendengar perintah itu dua kali atau istrinya kembali mengoceh dan mengeluhkan masalah uget-uget, Sakti pun patuh. Setelah membersihkan diri, hanya memakai celana pendek lalu naik ke ranjang dan duduk di samping istrinya.

“Belum ngantuk Ra?”

“Hm.”

“Mau aku pij4t, Ra.”

“Nggak, nanti kamu grepe-grepe aku.”

“Itu mah pasti. Ini pij4t plus plus,” bisik Sakti.

Pandangan Nara menatap televisi, tapi tangannya memukul pah4 suaminya.

“Tidur yuk.”

“Cuma tidur ya, jangan macam-macam.” Nara mematikan tv, meletakan remote di atas nakas lalu berbaring dan kembali beranjak duduk saat melihat Sakti bertelanj4ng dada. “Kenapa nggak pakai baju?”

“Enak begini, adem. Kalau dingin tinggal peluk kamu.”

“Kamu selalu begitu ke banyak perempuan ya. Pintar gombal dan otak mesum, makanya pada ngefans sama kamu.”

“Mereka nge fans karena suami kamu ini ganteng pusat Ra. Aku nggak pernah obral cinta, cuma sama kamu doang. Ayo, tidur apa mau aku tiduri?”

Nara mencibir lalu berbaring miring menghadap Sakti, tangannya terulur merab4 tato di dad4 Sakti.

“Kapan buat ini?”

“Waktu kuliah.”

“Dulu kamu nakal ya?" Tangan Nara masih meraba tato di badan suaminya. 

Sakti merapatkan tubuhnya. “Bukan nakal sih, tapi pencarian jati diri. Hidup aku lebih banyak di kampus dan di jalan daripada di rumah. Sering ikut balap liar, tapi dulu motor. Kalau menang uangnya lumayan.” 

Sakti miris sendiri mengingat hidupnya dulu. Meski diangkat anak oleh keluarga yang cukup berada, tapi tidak merasakan kemewahan seperti yang dirasakan Samir anak kandung Naryo dan Sinta. Sampai sekarang ia belum tahu alasan dirinya diadopsi oleh keluarga itu.

Nara diam saja, saat Sakti mendekapnya dan menarik selimut menutupi tubuh mereka.  Perlahan ia mulai memejamkan mata menjadikan lengan Sakti sebagai bantal. 

“Tangan kamu jangan kemana-mana.”

Sakti terkekeh karena tangannya sudah menyusup ke dalam piyama dan mengusap punggung Nara.

“Ra, sekarang ya?”

“Besok,” sahut Nara.

“Sekarang atau besok sama aja Ra.”

“Aku bilang besok.” Tidak ingin menahan lebih lama apa yang harus diberikan pada Sakti sebagai suaminya. Besok sudah lebih dari satu minggu periode bulannya.

“Tapi bener besok ya?” Nara menjawab dengan anggukan. “Asyik. Akhirnya bisa dipakai juga tongkat sakti gue.”

“Matikan lampunya, aku ngantuk.”

“Jangan tidur Ra, dua jam lagi udah besok.”

“Astaga Sakti, maksudnya besok malam.” Nara merubah posisi membelakangi Sakti.

“Sekarang atau besok ya sama aja Ra.” 

Nyatanya Nara cuek. 

“Ra. Aku masih punya satu permintaan ya. Gimana kalau kita honeymoon setelah resepsi?”

“I-ya.”

“Bener Ra?”

Tidak ada sahutan, ternyata Nara sudah mulai terlelap. Terdengar nafasnya yang teratur. Semakin merapatkan pelukannya.

“Aku cinta kamu Ra. Uget-uget di luar sana tidak ada yang bisa menggoyahkan perasaan ini.”

***

Sakti sudah berangkat tadi pagi, Nara masih berada di rumah. Ada pertemuan siang ini yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Opa ditemani Pak Ali mengunjungi plaza.

Berada di sofa ruang keluarga, dengan posisi bersandar sambil selonjoran. Fokus dengan tablet dan mendengarkan penjelasan Weni.

“Nanti pakai slide yang ini. Pastikan link video dan gambarnya tidak ada masalah.”

“Siap, kak.”

“Tumben ada di rumah, biasanya udah muter kayak gangsing.” Serli ikut duduk di salah satu sofa.

“Mau aku muter, mau aku rebahan doang. Itu hak aku, jangan ikut campur.”

Serli terkekeh. “Lihat kamu malas begitu, jangan-jangan beneran hamil.”

Weni sampai menoleh mendengar ocehan Serli.

“Abaikan saja, mulutnya memang begitu. Kampungan. Dari pada sibuk ngurusin aku, mending kamu kerja sana. Nggak malu numpang mulu.”

“Aku punya hak di sini dan kamu tidak berhak mengusir aku.”

Nara terkekeh mendengar itu bahkan sampai menggeleng pelan.

“Mbak, ada tamu,” seru bibi.

“Siapa bik?”

“Ibu mertuanya mbak Nara. sudah bibi minta tunggu di depan. Ini mau buatkan minum dulu.”

Nara mengernyitkan dahi lalu beranjak dari sofa. Ternyata benar, Sinta yang datang ditemani Samir. Hampir saja mulutnya ingin berdecak dan mengump4t melihat pria itu.

“Apa kabar Nara?” tanya Sinta.

Nara menghampiri lalu mencium tangan ibu angkat suaminya.

“Baik tante.”

“Jangan tante dong, panggil Bunda seperti Samir dan Sakti.”

Nara tersenyum simpul lalu mempersilahkan tamunya duduk.

“Kebetulan sekali kamu ada di rumah. Opa kamu kemana?” Sinta sengaja mengajak Samir untuk bertemu Jimmy, menduga Nara tidak ada di rumah malah bertemu sekalian.

“Opa sedang keluar, sepertinya ke plaza.”

Sinta menghela nafasnya sebelum bicara.” Jadi maksud kedatangan bunda ingin membicarakan tentang kalian, kamu dan Sakti.”

“kami … kenapa?”

“Sakti sekarang sulit dihubungi, setelah kalian menikah baru sekali pulang ke rumah. Seharusnya kamu tetap ingatkan dia kalau kita masih keluarga jangan seperti kacang lupa dengan kulitnya. Selama ini siapa yang sudah peduli dan mendidiknya, sudah menikah pergi begitu saja.”

“Oke, nanti aku sampaikan,” ujar Nara singkat. Meski kesal dengan pernyataan yang juga menyudutkannya, tidak ingin memperlama obrolan itu.

“Jangan lupa dengan kewajibannya terhadap keluarga. Aku ini bundanya, tidak pernah Sakti kasih mobil malah kamu dia kasih. Harganya mahal pula.”

“Oh, tante mau mobil baru?”

Samir berdecak. Rencana awal kedatangan mereka untuk melobi Jimmy agar mau bekerja sama dan menerima Samir bergabung di plaza milik keluarga itu.

“Nggak usah ditanya, kalau mau ngasih ya ngasih aja.”

“Oke, nanti saya bicarakan dengan Sakti.”

“Kita pulang,” ujar Samir sudah berdiri. Masih ada rasa malu karena kejadian kemarin dan sekarang Sinta malah minta dibelikan mobil baru.

“Nanti dulu.”

“Pulang sekarang,” ujar Samir menarik tangan ibunya.

“Kenapa buru-buru, apa kamu ada acara lagi di hotel?” Bukan pertanyaan sesungguhnya dari Nara, tapi ejekan.

Samir mencebik. “Sebaiknya kamu khawatirkan Rosa, dia dan Sakti masih ada hubungan. Aku dengar kemarin mereka masih bertemu.”

“Wah, benarkah?” tanya Nara, dengan raut wajah biasa saja.

“Selidiki saja. Mereka masih saling mencintai,” ujar Samir lagi.

“Mereka ada hubungan sebelum kamu merebut Rosa dari Sakti,” tutur Nara lalu ikut berdiri. “Terima kasih karena sudah menolak menikah denganku dan terima kasih sudah merebut Rosa. Rasa cinta Sakti pada wanita itu sudah pupus, hanya ada rasa untukku. Aku bersyukur karena Sakti yang menikahiku.”

Merasa terpojok, Samir pun pergi.

“Loh, Samir. Eh, kita belum bertemu Pak Jimmy,” seru Sinta mengejar putranya.

“Keluarga toxic.”

 

\=\=\=\=\=

Readers : nggak sabar pengen cepet besok

Sakti : apalagi gue

Author menyimak sambil makan kuaci

 

 

 

1
Felycia R. Fernandez
bener2... hati hati kejebak aja,
apalagi sampe jilat lepehan sendiri
Kas Mi
jangan mkn kuaci mulu..tar bibir jontor lg🤭
Ahmad Ibrahim
dari awal baca Sakti-Nara udah terkera kera aq kak
Iccha Risa
busyet ulet bulu mulai aksinya gakan tergoda, ada Nara yg halal yg setiap waktu buat Sakti tergoda..
Muhamad Carllo
💪💪💪💪 thor, ahir2 ini up nya sering telat2....
dtyas (ig : dtyas_dtyas): iya kak 😄,
total 1 replies
Quinza Azalea
next
Iccha Risa
nih Serli emang bisa jdi duri dlm daging sama kek Naryo dihh udh haus duit tuh mereka ga akan pandang sodara..
sakti harus keluarin kemampuan buat ngelawan orang2 penuh racunnn
hasatsk
PD sekali kamu serli mau merebut sakti dari nara.memangnya sakti mau samu kamu🤣🤣
Felycia R. Fernandez
liat laki-laki nya juga Ser,gak semua laki laki suka mendua... kalau laki laki sama kek pikiran kamu,dunia penuh dengan poligami
Siti Dede
Kenapa panik bos Naryo?
Shee
nah bangkrutin aja pih perusahaan nya biar jadi gembel sekalian 😒
Shee
harus, ngelawan orang kaya kamu mah harus sombong🤣
Shee
terlalu percaya diri sekali anda
Shee
bersyukur makanya serli, orang dah di tampung ko g sadar diri🙄
hiro_yoshi74
hayoooooo mau berkilah model apo lo nar
hiro_yoshi74
buat kembar 4 kan lain dari pada yg lain thor
mmh nengmuti
langsung 3 sak biar sm dg guntur
Quinza Azalea
next
Iccha Risa
sabar ya sampe gegana gitu Nara, udh Sakti tipe bucin ga kan nemplok ke yg laen kek cicak... kalo udh rezeki pasti punya sachetannya kalian
Shee
semoga di segerakan ya ra, walau g tau apa yang harus di segerakan 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!