Selma, pewaris utama keluarga konglomerat terpandang, dikhianati di malam pengantinnya. Dengan mata kepalanya sendiri, Selma menyaksikan suami yang dia cintai malah beradu kasih di atas ranjang bersama saudari tirinya.
Hati Selma semakin pedih mengetahui ibu tiri dan kedua mertuanya juga hanya memanfaatkannya selama ini. Semua aset keluarganya direnggut sepihak.
"Kalian semua jahat, kalian tega melakukan ini..."
Di tengah laut yang disertai badai dan hujan deras, Selma dibuang oleh suami dan adik tirinya, lalu tenggelam.
Namun, sebelum air menguasai penuh paru-parunya, seorang perempuan sekecil tinkerbell bercahaya biru muncul di hadapannya dengan suara mekanis yang bergema di kepala Selma.
[Ding! Sistem Waktu Eri Aktif. Apakah Anda ingin menerima kontrak kembali ke masa lalu dan membalas dendam?]
IYA!
Begitu Selma membuka mata, dia terbangun di tubuhnya saat berusia 16 tahun. Di kesempatan keduanya ini, Selma berjanji akan menghancurkan semua orang yang mengkhianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30: Kemampuan Mata Waktu Aktif
Selma mengeluarkan hape dari sakunya lalu membuka aplikasi WA. Kedua ibu jarinya menari di atas layar keyboard. Dia sedang mengetik pesan untuk Kyrann. Gadis itu tak peduli dengan guru di depan kelas yang sedang menjelaskan.
Me:
Tossssscuuuuuuuu
Begitu tanda centang dua berwarna biru di samping pesannya, Selma langsung menoleh sekilas pada Kyrann, menatap cowok itu dari balik bahu. Dia menyunggingkan senyum.
Lantas Kyrann terpaku beberapa detik saat pandangan Selma tertuju padanya.
Selma mengarahkan telunjuknya berulang kali ke layar hape dan berbicara tanpa suara. Kyrann mengerti kalau Selma bilang, “kok bengong, bales chat aku.”
Kyrann merapikan kacamata yang membingkai wajahnya lalu memalingkan wajah dan mulai menggerakkan kedua ibu jarinya juga di layar keyboard hapenya.
Selma mengulas senyum menerima chat balasan Kyrann.
Toscu:
Kenapa
Me:
Kamu nggak kaget kenapa bisa aku dapetin kontak kamu?
Toscu:
Gak
Me:
Massaaa sihhhh
Toscu:
Iya kontak aku bisa diakses di Mirelle High School app
Kamu pasti dapet dari sana
Me:
Hehe iya sih
Tapi aku punya pertanyaan
Toscu:
Apa
Me:
Kamu dapetin kontak aku dari mana
Kamu diem diem udah nyimpen kontak aku dari dulu yah
Tuh kan kamu emang naksir sama aku toscu
Pesan Selma tidak centang biru, artinya belum dibaca Kyrann. Dia lalu menoleh pada Kyrann lagi. Didapatinya cowok itu sedang membuka buka pelajaran.
Selma memicingkan mata dan berusaha mendengar isi pikiran Kyrann. Tapi… saat ini tidak ada.
Wah, selain cowok misterius di rumah sakit, ternyata ada Kyrann juga yang tidak bisa dibaca pikirannya. "Dia bukan tipe yang suka bicara dalam hati yah."
"Gak asyik banget sih!"
"Dia memang terlahir jadi cowok kaku kayaknya."
Selma kemudian menarik selembar kertas dan meremukkannya jadi seperti bola. Dia lalu menatap guru di depan, begitu ada kesempatan, dia melemparkan bola kertas itu cepat ke arah Kyrann, untuk menarik perhatian si ketos.
Lantas Kyrann terkejut dan mengerutkan kening sebelum melirik pada Selma.
Gadis itu menunjukkan layar hapenya lagi dan berkata lagi tanpa suara. "Bales chat aku toscu."
Desakan dari tatapan mata Selma membuat Kyrann segera meraih hapenya.
Sementara itu, Selma masih terus sesekali menoleh menanti balasan Kyrann. Begitu ada, dia memusatkan tatapan pada layar.
Toscu:
Aku simpen semua kontak siswa yang ada di Mirelle High
Selma mengerucutkan bibir sejenak. Apa dia yang terlalu kepedean kalau disukai oleh Kyrann?
Sudahlah. Toh, dia juga cuma ingin basa-basi ke si ketos. Dia lalu membahas hal lain.
Me:
Ya ya
Eh aku ada urusan sepulang sekolah
Toscu:
Aku juga ada meeting OSIS sepulang sekolah
Me:
OSIS meeting mulu heran deh
Toscu:
Memang gitu
Coba join OSIS aja biar kamu rasain sendiri
Me:
Nggak deh
Makasih
Eh
Gimana kalau kita lanjut pair projectnya di rumah aku aja entar malem
Toscu:
Ok
Me:
Serius?
Toscu:
Iya
Me:
Okay then
Selma kemudian menaruh hapenya cepat-cepat ke laci meja dan memusatkan perhatian pada papan presentasi di depan kelas.
***
Bel tanda pulang sekolah baru saja berbunyi. Suara ramai siswa yang keluar dari kelas bercampur dengan denting sepatu serta bisik-bisik ringan di koridor panjang.
Belakangan, Selma melangkah pelan dengan tongkat di tangan kanannya. Diam-diam dia memusatkan pikirannya untuk mencari suara hati Martha. Pupilnya memantulkan kilau tipis seperti cahaya yang menari.
Kalau dia ingin dilabrak, pasti Martha mulai menargetkan Selma dari sekarang. Lalu di mana kakak seniornya tersebut?
Sementara itu, Eri seperti biasa duduk di pundak Selma. Tatapannya penuh analisis. Selma tergolong host yang sangat cepat menguasai kemampuan-kemampuan dari sistem.
Dari cahaya oranye yang biasa muncul di tanda cahaya jiwa gadis itu saja sudah membuatnya beda.
Sampai sekarang, Eri belum juga mendapatkan jawaban. Tapi, untungnya, percikan oranye itu belum muncul lagi.
Selanjutnya, Selma berjalan melewati area terbuka.
"Selma, kamu tahu kan kalau kaki kamu sudah hampir pulih sepenuhnya?" tanya Eri.
"Iya tahu kok, karena dapetin sistem jadinya pemulihan aku lebih cepet kan dari biasanya. Abis kelas olahraga tadi, aku ngerasain kaki udah mulai normal sih."
"Lalu kenapa kamu masih mengenakan tongkat bantu?"
"Kalau aku tiba-tiba nggak pake tongkat yang ada orang-orang pada curiga kaki aku pulihnya cepet. Aku bisa dibilang juga banyak hatters yah, jadi pasti bakalan ada yang ngeframing kalau aku pura-pura sakit buat caper."
"Ohhh… begitu."
"Udah yah, Eri, sekarang kamu diam dulu aku mau fokus ngerjain misi."
"Aye, aye, semangat Selma."
Selma kini menangkap potongan-potongan kalimat yang menyebut namanya begitu langkah Selma menapak di area pejalan kaki yang ada di lantai atas.
"Eh, eh Selma nongol tuh."
"Udah ready kan tong sampahnya?"
"Udah dong."
Itu bukan suara Martha, tapi orang lain. Selma tidak tahu siapa.
Dan, kemampuan mata waktunya aktif seketika tanpa diminta.
Sebuah bayangan 15 detik ke depan memperlihatkan Selma tertimpa sekumpulan sampah kering dari atas dan sebuah tong mengenai kepalanya.
Gadis itu berhenti melangkah sejenak…
Pandangannya terangkat sekilas lalu lanjut melangkah. Sepertinya si Martha menyuruh orang untuk mengerjai Selma. Dia tahu kakak seniornya itu punya koneksi dan mampu mempengaruhi banyak orang dengan pesonanya.
Tapi, sayang rencana itu gagal.
Sebelum sampah dari atas mengenai Selma, gadis itu dengan cepat sengaja oleng ke kanan dan menyandarkan tangan ke tembok.
Draankk!!!
Tong jatuh beserta sampah-sampahnya. Tidak mengenai seinci pun tubuh Selma. Lantas gadis itu pura-pura sakit kepala. "Duhhhhh tiba-tiba oleng, hmmmm…" kata Selma dramatis.
"Dia nggak kena yah."
"Nggak jrr!"
"Cabut yuk cabut!"
Selma mengangkat tatapannya pelan tanpa mendongak. Dia mengikuti arah langkah orang-orang yang berniat mengerjainya. Pelan-pelan samar lalu menghilang.
Eri hinggap di depan wajah Selma. "Kamu hampir saja jadi roti busuk."
Selma mendengus pelan. "Kalau pun aku kena sampah itu nggak bakalan ngurangin pesona aku kok." Gadis sombong itu meluruskan punggung dan mengibas rambut merah panjangnya.
Dia kemudian mendengar gema samar yang tak jauh dari posisinya.
"Plan A gagal."
"Langsung labrak aja nggak sih, Tha."
"Well then, let’s go."
Nah, ini suara Martha. Selma menghela napas tipis. Ingat, dia harus melawan kakaknya seniornya itu tanpa kekerasan sesuai misinya kali ini.
Tak berselang lama, tiga senior dengan tampilan girly menghampiri Selma. Martha, Desy dan Kimmy. Tangan mereka terlipat di depan dada dengan tatapan mendominasi yang tajam.
"We need to talk, Selma." Martha mengangkat satu alisnya singkat. Seolah mempertegas posisinya sebagai senior. Dia mengambil rambut lembutnya beberapa helai lalu dibawa ke belakang telinga dengan anggun.
Selma tersenyum. "Kakak-kakak senior ada perlu apa yah sama aku?"
"Ikut kita sekarang, Selma," kata Kimmy maju selangkah. Cewek ini mengikat rambut gelombangnya tinggi-tinggi.
"Yyuppsss, kalau kamu nggak mau, kita seret paksa," ujar Desy mendesak.
yg datang kyrann pasti