NovelToon NovelToon
Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Duda / Cintapertama / CEO
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: NiSeeRINA

Lucianna Forger adalah seorang pelacur di sebuah klub malam. Walaupun hidup sebagai pelacur, Luci tetap memiliki impian untuk mempunyai suami dan anak.

Malam itu ia bertemu dengan Daniel Radcliffe, orang yang dia target menjadi pelanggan selanjutnya. Setelah melalui malam yang panas di rumah Daniel. Ia malah bertemu dengan tiga anak kembar.

Luci baru saja berpikir kalau dia bermalam dengan suami orang lain. Namun nyatanya Daniel adalah seorang duda. Ini memberikan kesempatan Luci untuk mendekati Daniel.

Sulit untuk mendekati Daniel, Luci pun memilih untuk mendekati anak-anaknya terlebih dahulu.

Apakah Daniel bisa menerima Luci dengan latar belakang seorang pelacur?

__________________________________________
Yang penasaran sama ceritanya silahkan baca🙌

[Warning!! konten dewasa]
[Karya ini hanya fantasi authornya, tidak membawa hal apapun yang berkaitan agama dalam novel ini🙌]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NiSeeRINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[PIAIT] Bab 30 : Pelanggan Pertama Lucianna

Mentari masih enggan menampakkan diri, membiarkan langit tetap berbalut kegelapan pagi. Perlahan, Daniel membuka matanya, merasakan denyutan nyeri yang menusuk-nusuk kepalanya akibat pengaruh alkohol semalam.

Ia mengerang pelan sambil meremas selimut, mencoba meredakan rasa sakit yang mengganggu. Matanya menyapu sekeliling ruangan, mencoba mengenali tempat di mana ia berada. Seketika, matanya membelalak menyadari bahwa ia tidak berada di kamarnya sendiri.

"Ini... kamar Luci," gumam Daniel, terkejut. Ia segera meraba tubuhnya, memastikan bahwa semalam ia tidak melakukan sesuatu dengan Lucianna. Pakaiannya masih utuh, meski terlihat sedikit berantakan. Ia menyadari bahwa Lucianna tidak berada di kamar itu bersamanya.

Dengan langkah tergesa, Daniel keluar dari kamar Lucianna. Saat melewati kamar si kembar, ia melihat pemandangan yang membuatnya tertegun. Lucianna sedang tertidur lelap di ranjang Devan, memeluk putranya itu dengan erat. Pemandangan itu begitu hangat dan menyentuh hatinya.

Namun, di balik kehangatan itu, terbersit satu hal yang membuatnya heran. Biasanya, Lucianna akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk bisa dekat dengannya. Namun, kali ini, ia melihat Lucianna yang seolah tidak mempedulikan situasi yang mungkin bisa menguntungkannya.

"Apa benar dia sudah tidak mencintaiku lagi?" gumam Daniel, pertanyaan yang terus menghantuinya.

......................

Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Suasana rumah terasa sepi setelah si kembar berangkat ke sekolah dan Daniel pergi ke kantor.

Di tengah kesunyian itu, Lucianna tampak sibuk bersiap-siap. Ia memilih blouse berwarna cokelat susu yang lembut, dipadukan dengan celana cutbray hitam yang elegan. Sepatu hak tinggi berwarna hitam mengkilap dengan ujung runcing semakin menyempurnakan penampilannya. Rambut panjangnya ia kuncir rapi, dan sebuah tas tenteng mewah melengkapi gayanya. Kini, Lucianna siap untuk bertemu dengan seseorang.

"Luci ingin pergi kemana?" gumam Diah, asisten rumah tangga mereka, yang melihat Lucianna memasuki mobilnya. Ia merasa heran melihat Lucianna berdandan begitu rapi di pagi hari.

Lucianna menyalakan mesin mobilnya dan melaju perlahan. Satpam yang berjaga di depan gerbang membukakan jalan untuknya, sempat menanyakan ke mana ia akan pergi. "Aku harus bertemu temanku sebentar," jawab Lucianna dengan senyum tipis, meski sebenarnya orang yang akan ia temui bukan sekadar teman biasa.

Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, Lucianna tiba di depan sebuah rumah mewah dengan gerbang tinggi berwarna hitam. Ia meraih ponselnya dan mengetik sebuah pesan singkat: "Aku sudah di depan."

Beberapa menit kemudian, gerbang itu terbuka secara otomatis, mempersilakan Lucianna untuk masuk. Tanpa ragu, Lucianna langsung mengemudikan mobilnya memasuki pekarangan rumah yang luas. Ia memarkirkan mobilnya dengan tenang, seolah sudah terbiasa datang ke tempat itu.

Lucianna melangkah masuk ke dalam rumah tanpa perlu mengetuk pintu. Para pelayan yang berada di sana saling berbisik-bisik melihat kedatangannya, namun tidak ada satu pun dari mereka yang berani menghentikan langkahnya.

"Dia datang lagi?" bisikan itu terdengar samar-samar di antara para pelayan.

Lucianna mengabaikan bisikan-bisikan itu dan terus berjalan menuju lantai atas. Ia berhenti di depan sebuah kamar dengan sepasang pintu besar yang menjulang tinggi. Tanpa ragu, Lucianna membuka pintu itu dan melangkah masuk.

Di dalam kamar itu, ia mendapati seorang pria yang sedang duduk di dekat pintu kaca balkon, memegang beberapa lembaran kertas di tangannya. Suara ketukan sepatu Lucianna menggema di ruangan itu, memecah keheningan yang ada.

Pria itu meletakkan kertas-kertasnya dan menoleh ke arah Lucianna. Sebuah senyuman kecil terlihat di ujung bibirnya, memancarkan kebahagiaan dan kerinduan yang mendalam. Matanya berbinar-binar menatap Lucianna, seolah kehadiran wanita itu adalah obat dari segala rasa lelahnya.

Lucianna mendekati pria itu dengan langkah anggun. Ia meletakkan tasnya di atas meja dan tanpa ragu duduk di pangkuan pria itu. "Hai, Andrew. Sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" sapa Lucianna dengan suara lembut yang khas, memancarkan kehangatan dan keakraban.

Pria Eropa berambut pirang yang bernama Andrew itu memeluk Lucianna erat dan langsung mengendus-endus lehernya, menghirup aroma parfum wanita itu dalam-dalam. Tangannya bergerak dengan lembut membelai tubuh gemulai Lucianna, seolah tak ingin melepaskannya. "Aku sangat merindukanmu," bisik Andrew dengan suara serak, mengungkapkan kerinduan yang selama ini ia pendam.

Lucianna tidak menjawab. Suaranya berubah menjadi erangan tertahan saat Andrew menggigit lembut bagian atas dadanya. Entah sejak kapan Andrew berhasil melepaskan tali pita blouse Lucianna, hingga menampakkan belahan dada indah yang menggoda.

Tanpa menunggu lebih lama, Andrew mengangkat Lucianna ala pengantin dan membawanya menuju ranjang. Ia merebahkan Lucianna dengan lembut dan langsung menciumnya dengan kasar, melampiaskan rasa nafsu dan kerinduan yang selama ini ia tahan. Jantungnya berdegup kencang, seolah apa yang ia lakukan bukan hanya sekadar keinginan untuk bercinta, melainkan sebuah ungkapan cinta yang mendalam.

......................

Usai sudah kegiatan panas yang membara di antara kedua sejoli itu, tepat saat mentari berada di puncak langit. Kelelahan dan kepuasan terpancar jelas dari wajah mereka.

Andrew menarik selimut tebal, menutupi tubuhnya dan tubuh Lucianna yang telanjang. Ia memeluk Lucianna erat, mendekapnya seolah tak ingin melepaskannya sedetik pun. "Kupikir setelah kau berhenti jadi pelacur, aku tidak akan bisa menemuimu lagi," bisik Andrew, khawatir.

"Walaupun kau sudah berhenti, kumohon Luci, biarkan aku tetap menjadi pelangganmu. Atau mungkin lebih baik jika kau menjadi pendampingku untuk selamanya, menjadi istriku. Aku mencintaimu, Luci," ungkapnya dengan tulus, berharap Lucianna akan menerima cintanya.

Ucapan itu bukanlah hal baru bagi Lucianna. Andrew sudah berkali-kali menyatakan perasaannya, namun Lucianna masih belum memberikan jawaban yang pasti. Andrew berusia 22 tahun, dua tahun lebih muda dari Lucianna. Ia adalah pelanggan pertama Lucianna yang berhasil mengambil keperawanannya saat Lucianna bekerja sebagai pelacur enam tahun lalu.

Ya, enam tahun lalu Andrew masih berusia 16 tahun. Entah mengapa, wajah orang Eropa memang selalu terlihat lebih dewasa dari usia mereka sebenarnya. Hal itu membuat Lucianna tidak menyadari usia Andrew saat pertama kali bertemu. Saat itu, yang ada di pikiran Lucianna hanyalah bagaimana caranya mendapatkan pria kaya untuk mengubah hidupnya.

Andrew adalah anak yang terlahir dari keluarga konglomerat dan dibesarkan dengan kemewahan. Ia tidak pernah kekurangan apapun dalam hidupnya. Saat membayar jasa Lucianna pun, ia tidak ragu untuk mengeluarkan banyak uang.

Pertemuannya dengan Lucianna membuatnya langsung jatuh cinta pada wanita itu. Baginya, Lucianna adalah wanita yang sangat peduli dan perhatian, jauh lebih baik dari ibunya sendiri. Lucianna selalu mendengarkan keluh kesahnya, memberikan nasihat yang bijak, dan membuatnya merasa nyaman menjadi dirinya sendiri.

"Aku datang ke sini untuk hal lain, Andrew," ucap Lucianna serius, mengalihkan pembicaraan dari pernyataan cinta Andrew yang selalu ia hindari. Ia tidak ingin terjebak dalam percakapan yang akan membuatnya merasa bersalah dan tidak nyaman.

"Huh, apa yang kau mau? Tas baru? Mobil? Rumah?" tanya Andrew, sedikit kecewa. Ia sudah menduga bahwa Lucianna tidak akan menanggapi perasaannya dengan serius.

"Aku tidak butuh itu," jawab Lucianna dengan tegas. Ia sudah tidak tertarik dengan kemewahan yang ditawarkan Andrew. Ia memiliki tujuan lain yang lebih penting. Andrew menaikkan satu alisnya, merasa heran dan penasaran dengan permintaan Lucianna kali ini.

"Apakah perusahaan Radcliffe sempat ingin melakukan kerja sama dengan perusahaanmu? Lalu kau menolaknya," tanya Lucianna dengan nada menyelidik.

Andrew mengerutkan keningnya, mencoba mengingat hal itu. Ia juga bertanya-tanya dalam pikirannya bagaimana Lucianna bisa mengetahui tentang hal seperti ini. "Iya, memangnya kenapa?" jawab Andrew, bingung.

"Aku ingin kau menerima hubungan kerja sama itu," pinta Lucianna.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Bersambung...

1
Cut syifa
sihir luci benar benar manjur🫢🤣
Cut syifa
🤣🤣🤣🤣 ternyata mimpi, dasar si daniel
Cut syifa
dapat dari mana bulu kucing sebanyak itu?
Xia Ni Si☀: nyomot dari kucing tetangga😂
total 1 replies
Cut syifa
gagal lagi si sopia🤣🤣
Aveline
Tiba-tiba Daniel Radcliffe 😭😭
Aveline
bjirrrr kak😭
Aveline
gelisah banget bacanya 🤣
Xia Ni Si☀: Jangan dibaca😭 skip aja
total 1 replies
Aveline
parah ini parahh 😭🤣
Aveline
suhuuu🙏😭😭
Xia Ni Si☀: Wehh!! Kau ngapain disini😭
total 1 replies
kymlove...
ayoo lucy, semoga ini awal baru buatmu...
Cut syifa
gak sabar baca part selanjutnya, andai waktuku hanya terbuang untuk memegang hp 😫
Cut syifa
mulai deh si Sopia, kenapa ngomong kenceng banget sih luci
kaylla salsabella
seperti nya mereka udah bikin tes DNA sama luci
Xia Ni Si☀: Iya, dari rambut yang ditinggalkan Luci ditangan Rosetta dulu😌
total 1 replies
Dewi Ink
Semoga saja Daniel tersentuh dengan hadiah kreatif ide lucy
Dewi Ink
itu kurang unik Revan..
Nuri_cha
sabar ya Luci, firasatku mengatakan kalo kamu sebentar lagi akan jadi bagian dari keluarga Daniel
Dewi Ink
tapi kalo si kantor berlebihan gak si? nanti heboh lagi dikira Lucy calon ibu sambung si kembar
Xia Ni Si☀: Iya juga ya! kenapa gak kepikiran😭 bikin gosip kantor gitu!/Scream/
total 1 replies
Nuri_cha
Daniel pasti sukadgn hadiah kalian
Dewi Ink
wakakaka Rehan, iya juga si wong Daniel fokusnya kerja terus mana inget sama hari jadinya 😅😅
kim elly
🤣semua nya bergantung pada luci
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!