"Plak......" satu tamparan di layangan oleh Diko pada Ruby.
"Aku yang sudah mengangkat derajat mu!" tekan Diko
*****
Ruby di nikahi Diko karena perjodohan dari sang nenek,Ruby perempuan yang sederhana dia berasal dari kampung hingga membuat Diko merasa pernikahan ini memalukan.
Selama pernikahan Diko sama sekali tak memperlakukan Ruby layaknya seorang istri,Diko bertindak semaunya saja bahkan Diko beberapa kali kedapatan selingkuh oleh Ruby.
Mampukah Ruby menghadapi sifat sang suami yang hanya baik saat di hadapan keluarga nya saja?
Akan kah Ruby memiliki pergi dari kehidupan Diko atau justru bertahan dengan kehidupan seperti di neraka ini?
Yuuk baca kisah terbaru ku Salahkan aku berpaling?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil
"Alhamdulillah baik oma" sahut Ruby dari sambungan telepon.
"Oma kapan pulang aku sudah kangen sama Oma,apa Oma nggak ada niat pulang ke Indonesia lagi?" tanya Ruby
"Oma masih menjalani terapi Ruby jadi belum tau kapan bisa pulang kalau Diko ada waktu minta dia ke Singapura untuk melihat oma,oma juga kangen sama kamu dan Diko"
"Mas Diko sedang banyak pekerjaan sekarang oma"
"Pekerjaan tidak akan ada selesai nya Ruby,kamu juga butuh liburan agar pikiran fresh,siapa tau pulang dari Singapura kamu bisa hamil kan jadi oma punya cicit" ucap sang oma membuat Ruby terdiam, selama ini Diko selalu menggunakan pengaman jika berhubungan dengan nya jadi tidak akan mungkin Ruby bisa hamil,itu pun mereka berhubungan jika Diko mabuk dia akan memperlakukan Ruby seperti binatang.
"Ruby....kamu masih di situ nak?"tanya Oma yang tak mendengar lagi suara Ruby.
"Ya... i-ya oma aku masih di sini, nanti aku coba bicara pada mas Diko oma, sekarang mas Diko sedang lembur di kantor"jawab Ruby
"Ya sudah kalau begitu,kamu baik-baik di sana ya, bilang pada Diko oma merindukan nya agar dia mau ke Singapura"
"Iya oma,oma juga jaga kesehatan di sana ya jangan makan makanan yang membuat oma sakit" ingat Ruby lalu mematikan ponselnya.
"Ting"satu pesan masuk di ponsel Ruby membuat perempuan ini segera membuka nya.
"Pesanan nastar" gumam Ruby
Ruby suka sekali membuat kue-kue kering dan di jual di media sosial nya untuk mencari tambahan uang agar bisa di kirim kan kepada ibu nya di kampung tapi Ruby tidak pernah menunjukkan dirinya di media sosial karena dia takut ketahuan oleh oma dan Diko sang suami.
"Aku harus belanja dulu" ucap Ruby yang segera bersiap untuk membeli bahan kue nya.
*****
"Iya ma, kemungkinan aku akan pulang dalam minggu ini,mama sabar ya tapi aku benar-benar tidak bisa menikahi Risma ma,aku sudah punya pilihan sendiri" jelas Aska melalui sambungan telepon nya
"Siapa perempuan mu itu Ka,mama tidak suka jika dia bule ka,mama mau orang Indonesia Asli,mama mau perempuan lembut, keibuan agar bisa mengurusi mama seperti Risma bukan perempuan yang suka shopping dan hura-hura saja" oceh sang mama
"Iya ma,aku jamin mama suka dengan kekasih ku ini"
"Jika mama tidak suka kamu tidak boleh menikahi nya dan kamu harus menikah dengan Risma!" tekan sang mama membuat Aska mengusap wajah nya kasar tapi saat Aska menatap ke arah jalan tiba-tiba dia harus menginjak rem mobil nya karena ada seseorang yang menyeberang.
"Brugk"
"Astaga....ma nanti aku hubungi lagi" ujar Aska lalu menutup ponselnya.
"Maaf mbak saya tidak fokus" ucap Aska sambil membantu perempuan tersebut berdiri.
"Ada yang luka mbak,kita ke rumah sakit saja ya"
"Nggak mas, nggak papa saya hanya kaget saja jadi terjatuh, tidak ada yang luka"
"Benaran nggak papa mbak?"tanya Aska menyakinkan
"Ya mas nggak papa"
"Ini belanjaan nya mbak,mbak mau kemana saya antar?"tanya Aska sambil memberikan kantong kresek yang terjatuh di aspal.
"Nggak usah mas,saya sudah pesan grab, permisi" ujar perempuan itu lalu segera pergi meninggalkan Aska.
"Mbak, tunggu mbak...." panggil Aska tapi perempuan itu sudah keburu naik grab pesanan nya.
"Apa ini?" tanya Aska melihat sesuatu yang terjatuh di aspal
"Pasti punya mbak tadi" lanjut nya sambil masuk kedalam mobil membawa benda yang terjatuh tadi.