NovelToon NovelToon
Menolak Miskin Di Dunia Lain

Menolak Miskin Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Bepergian untuk menjadi kaya / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: MuTaz

Aku yang selama ini gila kerjaan, saat ini juga akan angkat kaki dari dunia kerja untuk menikmati kekayaanku. Aku sudah menyia-nyiakan masa mudaku dan kini usiaku bahkan sudah 45 tahun namun masih belum menikah juga karena terlalu sibuk mencari harta.

"Aku sungguh menyesal hidup hanya mendekam di ruang operasi!" Seketika mataku berkunang-kunang lalu..

'Klap'.

"Argh... uangku! Hidup mewahku! Dimana kalian semua."

Untuk kelanjutannya, yuk ikuti perjalanan ku di dunia lain untuk mendapatkan kembali harta, tahta dan lelaki tampan.

Lelaki tampan manakah yang akan ku pilih dan lelaki tampan mana yang kalian pilih?



Info ~

Karya yang saya buat ini hanya untuk hiburan semata dan berdasar pada karangan imajinasi penulis MuTaz. Saya membagikan hasil karya ini agar pembaca bisa menikmatinya.

Selamat membaca.. dan salam kenal..

Terimakasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MuTaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Evakuasi

Aku melihat Bara yang baru saja keluar dari sebuah tenda tidak jauh dari tempatku saat ini.

"Bara.. tunggu!" Teriakku berusaha menghentikan Bara yang sepertinya sedang terburu - buru pergi.

Bara menoleh ke arahku.

"Rayna, kenapa kamu berlarian?" Tanya Bara.

"Hosh-hosh-hosh, huft syukurlah aku menemukanmu." Ucapku sambil terengah-engah.

"Ada yang mau aku sampaikan padamu." Ucapku.

Aku menjelaskan pada Bara mengenai dua orang yang tadi terluka karena tikus beserta informasi yang aku dapatkan.

"Jika informasi yang kamu dapatkan benar, maka situasi saat ini sangat berbahaya." Ucap Bara.

"Ya, kita harus segera memindahkan para pasien menjauh dari sini." Ucapku.

"Tapi saat ini kita sangat kekurangan orang jika harus memindahkan para pasien satu persatu." Ucap Bara.

"Biar aku yang urus, jadi bisakah kamu cegah dulu pergerakan tikus - tikus itu?"

"Tentu, akan aku usahakan. Aku serahkan para pasien padamu." Ucap Bara.

"Tuan.. gawat! tolong kami Tuan, di sebelah timur benteng ada banyak tikus berukuran besar menyerang bersamaan dengan tikus - tikus kecil, namun tubuh tikus kecil juga tiba - tiba mulai berubah menjadi besar pula. Para penjaga mulai kesulitan menanganinya karena jumlahnya terus meningkat." Ucap seorang penjaga berlari menghampiri Bara dengan tubuh penuh bercak darah.

"Situasi semakin rumit, kita tangani dulu masalah di dalam benteng." Ucap Bara, kami pun mengangguk dan langsung berpencar.

"Sepertinya aku harus membeli banyak tandu, arm sling dan juga kruk dari sistem." Gumamku.

"Argh.. jika terus begini uangku akan habis.." Teriakku kesal.

Namun bagaimana lagi, ini demi keselamatan banyak orang. Aku pun diam - diam menyelinap ke tempat pengiriman logistik di dekat tenda yang digunakan sebagai gudang bahan makanan agar tidak dicurigai.

Setelah membeli banyak perlatan, aku membagikan kruk untuk membantu berjalan pasien dengan luka di salah satu kakinya, arm sling aku bagikan pada pasien yang lengannya terluka. Sedangkan pasien dengan luka parah akan di bawa menggunakan tandu.

Dengan adanya alat bantu itu proses pemindahan pasien tidak akan memakan waktu lama dan pastinya akan meringankan pekerjaan para relawan untuk memindahkan pasien ke tempat yang aman.

"Fiuhh.. untunglah aku terfikirkan ide ini." Ucapku sambil mengelap keringat di dahiku.

"Nak, kamu sedang apa di sini?" Ucap seseorang dari belakangku.

"Hah! oh.. Paman Guan, em.. ah ini apakah Paman bisa membantuku untuk membagikan alat - alat ini pada pasien?" Ucapku gugup.

"Baik nak, bukankah benda ini yang pernah digunakan kamu saat mengangkat seseorang dari dalam hutan?" Tanya Paman Guan saat melihat tumpukan tandu.

"Iya benar Paman." Ucapku.

...----------------...

Semua pasien saat ini sudah berhasil dipindahkan ke tempat yang aman dari jangkauan tikus.

"Perlatan itu, aku baru pernah melihatnya. Bahan yang digunakan juga sangatlah bagus. Tidak mungkin ada seseorang yang memilikinya atau bahkan terfikirkan untuk membuatnya." Ucap Paman Guan membuatku menelan ludah.

"Apa peralatan itu milikmu nak? Ah.. tidak - tidak, aku tidak akan menanyakan apapun padamu nak. Bahkan jika ada yang menanyakan padaku aku pun akan menutup mulutku serapat mungkin." Ucap Paman Guan.

"Terimakasih Paman." Ucapku sambil tersenyum di balik cadar.

Aku segera bergerak ke arah Timur Benteng dengan ditemani Paman Guan untuk membantu Bara.

"Tunggu Paman, sebelum ke sana bisakah Paman membantuku lagi untuk menyebarkan bubuk racun ini." Ucapku menghentikan langkah Paman Guan.

"Baik Nak." Ucap Paman Guan tanpa bertanya apapun.

Kami menaburkan racun tikus buatanku ke semua tempat yang dilewati tikus.

Tidak membutuhkan waktu lama, satu persatu tikus mulai terkulai lemas dan mati.

"Nak, racun buatanmu sangat ampuh untuk tikus - tikus ini." Ucap Paman Guan tampak senang.

Kami pun bergerak menuju ke arah Timur Benteng sambil menyebarkan racun tikus.

...----------------...

'Slruttt...Slruttt...'

'Jleb-Jleb-Jleb'

"Hoah... Hya..."

Suara anak panah dan tombak terdengar jelas beriringan dengan suara sorak penuh semangat perjuangan dari orang - orang yang berusaha mati - matian melawan tikus yang sudah mulai berevolusi menjadi tikus besar yang sangat berbahaya.

Dari kejauhan aku melihat Bara yang sedang memimpin orang - orang itu. Dia tampak sangat gagah berani melawan tikus - tikus dengan memberikan komando. Semua orang mengikuti dengan baik perintah yang diberikan oleh Bara.

"Argh... tikus - tikus ini terus keluar dari saluran air yang melalui tembok benteng!"¹

"Tidak mungkin tiba - tiba saja datang tikus sebanyak ini. Paling ada seseorang yang merencanakan ini semua."²

"Awas, jangan palingkan padanganmu brengsek!"³

"Tenagaku hampir habis."⁴

"Jika ada yang kelelahan, istirahatlah sejenak untuk memulihkan tenaga. Setelah itu bergantian lah dengan orang lain yang mulai kelelahan." Ucap Bara.

"Baik Tuan!" Teriak semua orang yang ikut menyerang tikus.

"Sepertinya kondisi di sini masih terkondisikan dengan baik nak, tetapi tidak bisa jika terus-terusan seperti ini." Ucap Paman Guan.

"Ya, sepertinya kita harus keluar benteng untuk mencari sumber dari tikus-tikus itu berdatangan." Ucapku diikuti anggukan Paman Guan.

Hari sudah mulai petang, kami hanya membawa obor untuk penerangan jalan. Paman Guan memberikanku jubah untuk menyamar.

"Tunggu nak, sepertinya ada seseorang yang habis lewat sini. Matikan segera obornya." Ucap Paman Guan setelah melihat adanya jejak kaki di tanah yang basah.

'Srak-srak-srak'

"Hah." Kami spontan langsung bersembunyi, ada seorang lelaki yang datang ke arah kami.

"Dorna?" Gumam Paman Guan setelah lelaki itu melintas tanpa menyadari keberadaan kami.

"Apa Paman mengenalnya?" Tanyaku penasaran.

"Tentu, dia adalah relawan dari kelompok dagang Rubela." Jawab Paman Guan selaku orang yang juga bertugas untuk mendata para relawan.

"Sebaiknya kita cepat ke arah sana Paman sebelum malam tiba." Ucapku.

"Baik, ayo nak." Ucap Paman Guan.

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju aliran sungai dari hutan yang melewati tembok benteng.

"Ayo kita harus cepat-cepat pergi dari sini."¹

"Apa kita bawa saja keranjang bekas tempat tikus ini?"²

"Bawa saja dan kita bakar di tempat lain."³

Aku dan Paman Guan kembali bersembunyi, kali ini sekitar lima orang lelaki bertubuh kekar lewat dengan masing - masing membawa keranjang besar di punggungnya.

"Apa kamu sudah memberikan ramuan itu ke semua tikus menjijikan itu?"⁴

"Tentu saja, setelah melewati tembok benteng mereka pasti akan berubah menjadi tikus ganas. Jika ada orang yang berurusan dengan Tuan kita, Tuan tidak akan segan-segan berbuat hal mengerikkan pada orang itu."⁵

Setelah mereka berjalan menjauh sampai tidak terlihat lagi, kami pun kembali bergerak.

Di bebatuan tepi sungai, terdapat ceceran darah. Tidak tau itu darah manusia atau darah binatang.

"Sepertinya darah ini yang digunakan mereka untuk mengubah tikus - tikus itu." Ucap Paman Guan.

"Darah ini sudah bercampur dengan sesuatu." Ucapku.

1
Aiden Pratama Tungga
bahasa nya gaul bet cok🤣
Dania
lanjut torr
Dewi hartika
saingan bara bertambah lagi nich lanjuttt,😁😁😁
Dania
lanjut min
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjit
Pecinta Gratisan
mantap💞 jiwa
Pecinta Gratisan
mantap💞 thor cerita nya💞
Pecinta Gratisan
wait and see🤭
Suzana Diro
hmmm dah macam j********
malas nak cakap cerita bagus tapi tolong jangan banyak adegan 18sx
tolong yang athor
jadi nak baca tidak syok kalau banyak sangat 18sxnya
/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Fransiska Husun
sudah punya kekuatan kok lemah sekali
Fransiska Husun
up up lagi
Fransiska Husun
up up lagi semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!