NovelToon NovelToon
Terjebak Bersama Pewaris Millioner

Terjebak Bersama Pewaris Millioner

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Marnii

Alleta, seorang gadis penurut yang kepolosannya dimanfaatkan oleh sang kakak dan ibu tirinya.

Di malam sunyi itu, sebuah pil tidur seketika mengubah kehidupannya 90 derajat.

Ia terpaksa harus dinikahi oleh seorang pria yang terjebak bersamanya, pria yang sama sekali tak pernah ada dalam tipe suami yang dia idamankan, karena tempramennya yang terkenal sangat buruk.

Namun, pria sekaligus suami yang selama ini selalu direndahkan oleh warga desa dan dicap sebagai warga termiskin di desa itu, ternyata adalah seseorang yang statusnya bahkan tak pantas untuk dibayangkan oleh mereka yang memiliki status sosial menengah ke bawah.

Alfarezi Rahartama, pria luar biasa yang hanya kekurangan izin untuk mengungkap identitas dirinya.

Bagaimanakah reaksi keluarga Alleta setelah tahu siapa sosok menantu yang mereka remehkan itu?

Dan lalu bagaimanakah reaksi Alleta sendiri apabila dia tahu bahwa pria yang menikahinya adalah tuan muda yang disegani?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marnii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Putra Pemimpin Perusahaan

Melihat tingkah Alleta yang semakin menjadi-jadi, Alfarez menarik selimut dengan kasar lalu membalut tubuh Alleta yang tanpa busana itu.

"Tuan, apa yang Anda lakukan?" Alleta berusaha melepaskan diri dan menggeliat di dalam selimut, Alfarez mendorong tubuhnya hingga ia jatuh di atas kasur tanpa bisa bergerak.

Alfarez menatap Alleta sembari berkacak pinggang, sungguh tak terduga bisa bertemu perempuan itu di tempat seperti ini, hari yang melelahkan baginya malah diikut campuri oleh gadis bodoh di hadapannya itu.

Alfarez merebahkan diri di atas sofa untuk beristirahat, bahkan waktu di mana ia harus istirahat total pun tetap tak bisa lolos.

Malam itu, Alleta tak berniat untuk banyak bertingkah, karena lelah akibat mabuk, ia pun tertidur dengan sangat pulas dalam selimut yang membalut dirinya.

Mendengar suara dengkuran tipis dari Alleta, Alfarez pun menoleh, seketika bibirnya tersenyum miring, berpikir apakah Alleta selalu bisa semudah itu tidur di mana pun ia berada? Jika malam ini tak bertemu dengannya, maka perempuan itu pasti sudah dimanfaatkan oleh lelaki hidung belang yang menginginkan tubuhnya.

Alfarez beranjak dari tempatnya dan mendekati Alleta yang masih mendengkur. "Hei, kau sungguh sudah tidur?" tanyanya sembari menggoyang tubuh Alleta dengan jari telunjuknya. Namun, bukannya sadar, perempuan itu justru mendengkur semakin keras yang membuat alis Alfarez mengerucut, lalu akhirnya tersenyum tipis dan kembali ke sofa.

"Dasar gadis bodoh," gumamnya sembari memejamkan mata untuk beristirahat.

****

Tepat sebelum pagi menjelang, Alfarez terbangun dari tidurnya, ia reflek menoleh pada Alleta yang masih tertidur pulas di sana.

Pria itu bangkit dan mendekati Alleta, mengintip sedikit untuk melihat apakah dia benar-benar tertidur, dan ya, Alleta benar-benar seperti mayat hidup.

Alfarez meraih dompetnya dan mengeluarkan beberapa puluh lembar uang dan ia letakkan di atas meja, mengingat perkataan Alleta kemarin, bahwa dia datang ke sini hanya karena uang, setidaknya Alfarez akan mengabulkan keinginannya, agar usaha wanita itu berjalan tak sia-sia.

Tanpa ia tahu, bahwa Alleta telah menerima uang lebih banyak dari hasil menjual dirinya sendiri pada Madam Zoe.

Ketika keluar dari ruangan itu, Handy telah berdiri di luar kamar menunggunya.

"Kau berdiri di sini sepanjang malam?" tanya Alfarez dengan alis terangkat.

"Tidak, Tuan Muda, saya baru saja keluar, kamar saya ada di sebelah sini." Handy menunjuk kamarnya yang berada di samping kiri dari kamar tuannya.

Alfarez mengangguk samar, sementara itu pandangan Handy tertuju pada Alleta yang masih tertidur di ruangan itu.

"Apa ini ulahmu?" tanya Alfarez langsung menebak.

"Hah?" Handy mengangkat alis tak mengerti.

"Kau yang mengirim perempuan itu ke sini?" Alfarez bertanya sekali lagi, dengan nada yang sedikit menekan.

Handy menggelengkan kepala dengan dahi mengerut. "Saya tidak mungkin mengirim siapa pun ke kamar ini tanpa persetujuan Anda, Tuan Muda," sanggahnya.

Alfarez diam sejenak, sampai akhirnya Handy bertanya, "Apa Anda mengenalnya, Tuan Muda?"

Alfarez menggeleng tipis. "Lupakan, berangkat sekarang!" ucapnya sembari melangkah keluar dari bar tersebut, tanpa berniat untuk mengatakan siapa perempuan di kamarnya itu.

Setelah matahari menyambut, Alleta akhirnya tersadar dengan mata terbelalak, ia menyingkap selimut dengan tergesa untuk melihat apakah yang telah terjadi padanya malam tadi.

Melihat tubuhnya yang tanpa busana, seketika ia tak bisa membendung air matanya, ia menangis, tetapi juga sedikit tertawa. Menertawakan dirinya yang hina itu, dan menangisi kesuciannya yang telah ia berikan pada pria yang tak dikenalnya sama sekali.

Dalam semalam, ia berubah menjadi wanita hina yang penuh dosa. Namun, menangis pun tak ada gunanya, tentunya tak akan bisa mengubah apa yang telah terjadi.

Setelah puas menangis, Alleta beranjak dan mengenakan pakaiannya kembali.

Belum sempat ia bangkit, matanya seketika tertuju pada setumpuk uang di atas meja.

Alleta tersenyum getir, bahkan masih memberikannya sebuah bonus, padahal dia sudah mendapatkan lebih dari yang dia butuhkan.

Setelah keluar dari bar itu, Alleta bergegas menuju ke tempat yang sudah ia janjikan bersama Bu Liliana beberapa hari yang lalu untuk melunasi hutang.

"Bu, hutang papa saya sudah lunas, saya minta tolong jangan datang padanya lagi, ya," ucap Alleta ketika telah berhadapan dengan perempuan bertubuh gempal itu.

Bu Liliana tersenyum menerima tas berisi uang cash dari Alleta. "Kamu tenang saja, saya tak akan pernah mengganggunya lagi, saya hanya datang untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milik saya, jadi mohon kamu mengerti dan memaklumi."

Alleta mengangguk pelan tanpa menjawab apa pun lagi.

"Ngomong-ngomong, kamu dapat dari mana uang sebanyak ini dalam waktu singkat?" tanya Bu Liliana dengan tatapan curiga.

Alleta tersenyum tenang. "Tentang dari mana saya mendapatkannya, saya rasa itu adalah urusan saya, jadi maaf sekali, saya berharap Anda tidak keberatan jika saya tak menjawabnya."

Bu Liliana tertawa sedikit dan tidak bertanya lagi, ia beranjak dan berpamitan pada Alleta.

"Terimakasih sudah memberikan saya sedikit waktu, Bu. Hati-hati di jalan." Mereka berjabat tangan sebelum akhirnya benar-benar berpisah di sana.

Dalam perjalanan, ponsel Alleta berdering beberapa kali, itu pangggilan telepon dari Kak Vio.

"Alleta, kamu di mana? Sudah hampir masuk jam kerja, kenapa belum datang juga? Bukankah kemarin sudah kukatakan untuk datang lebih awal? Hari ini putra pemimpin perusahaan akan datang, kita semua harus menyambutnya." Terdengar suara Kak Vio yang panik sekaligus tergesa-gesa. Mendengar itu, Alleta baru teringat bahwa dia memang harus datang lebih awal.

"Maaf, Kak, ini saya sudah di jalan, saya akan tiba tepat waktu," Alleta sedikit berteriak karena posisinya saat ini ia sedang naik ojek.

Tanpa mengatakan apa pun, Kak Vio memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

"Pak, tolong percepat lagi, ya, saya sudah hampir terlambat soalnya!"

"Baik, pegangan yang kuat, Nona."

Sepeda motor pun melaju kencang menikung beberapa kendaraan roda empat demi bisa mengantar Alleta tepat waktu.

Setibanya di perusahaan, semua orang tampak dengan kesibukannya masing-masing.

Beberapa petugas kebersihan sudah berdiri rapi di teras perusahaan.

Kak Vio segera menarik tangan Alleta agar ikut berdiri di sampingnya sambil menunggu orang itu datang.

"Apakah harus disambut seperti ini, Kak? Ini terlihat sangat berlebihan," ucap Alleta sedikit berbisik di samping Kak Vio.

"Jangn berisik, lakukan saja, ini perintah dari pemimpin tertinggi, putranya harus disambut dengan baik."

Alleta tersenyum kecut. "Diistimewakan sekali," ujarnya.

"sshh, putra pemimpin sudah datang." Kak Vio menyikut tangan Alleta agar segera diam.

Sebuah mobil hitam besar yang cukup mewah terparkir di hadapan mereka.

seorang pria dengan setelan formal keluar dari mobil itu dan membukakan pintu untuk sang majikan.

Semua orang menundukkan pandangannya, tak berani untuk melihat sosok tersebut. Namun, berbeda dengan Alleta yang penasaran, selama bekerja di perusahaan itu, ia tak pernah benar-benar bisa melihat atasan yang setara dengan pemimpin tertinggi di sana.

"Tundukkan pandanganmu," tegur Kak Vio dengan wajah yang tak ramah.

Alleta segera patuh, tetapi ujung matanya dapat melihat seseorang keluar dari mobil yang sudah dibuka oleh asistennya.

"Selamat datang di perusahaan Tuan Alfarez!" ucap seorang manager umum perusahaan dengan ramah.

Mendengar nama itu, Alleta mengernyitkan alisnya, apakah hanya kebetulan saja? Nama itu sangat familiar sekali.

Alleta seketika teringat akan mantan suaminya, bagaimanakah kehidupan Alfarez sekarang? Apakah dia hidup dengan baik di luar sana? Apakah pria itu hidup terlantar tanpa pekerjaan? Apakah dia makan dengan teratur?

1
Rahma As
Wkwk, Alvarez terbuat dari tanah merah keknya ya 🤣
Nona S
Emang dasar si Tuan Alfarez ini 🤭
Rahma As
Best banget ceritanya thor
Marnii: Terimakasih ya sudah memberikan dukungan, lope banyak² buat kamu 🤭
total 1 replies
Rahma As
Wkwk... Birahi dong 🤣
Rahma As
Permainan Alfarez pun dimulai🤭
Rahma As
Hei, itu Alfarez mantan suamimu Alleta
Rahma As
Dapet karma dah lu 🤭
Rahma As
Tempat di mana ada banyak orang, pasti selalu ada aja yang nyeleneh. miris
Rahma As
Bukan mempermainkan orang, itu karena dendam sama lu aja Alleta 🤣
Rahma As
Ah, kenapa gak mati ajalah kau nenek sihir/Angry/
Rahma As
Hah? Lc?
Rahma As
Ini Ibu tirinya baik apa jahat thor?
Rahma As
Nah kan, jangan sampe lu nyesel nanti setelah tau siapa Alfarez itu
Rahma As
Sibuk bener lu Alleta minta cerai /Frown/
Rahma As
Halah, bukan tipeku, tapi ujung² pasti kecintaan juga nanti kau Alfarez 🤣
Marnii
Hai Guys, buat kalian yang baru baca karyaku, kita perkenalan singkat dulu ya. Ini adalah karya ke-7 yang kutulis dengan tanganku langsung dan tentunya atas izin yang Maha Esa.
Saya Author Marnii, suka Durian dan Mangga, serta suka menulis tentunya. Buat kalian yang sudah bersedia mampir dan memberikan dukungan, semoga sehat selalu, diperlancar rezekinya.
Kapan-kapan aku sapa lagi ya, udah terlalu panjang soalnya /Scowl/
Nona S
Baru sempat komen thor. Keasikan baca sampai lupa ngasih semangat. Semangat ya Thor, aku tunggu lanjutan ceritanya
Marnii: Wah, terimakasih sudah menyemangati dan selalu setia menunggu update ceritanya ya. Lope sekebon.
total 1 replies
lailatus Shoimah
ok
Marnii: Terimakasih telah berkomentar 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!