NovelToon NovelToon
Menolak Miskin Di Dunia Lain

Menolak Miskin Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Bepergian untuk menjadi kaya / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: MuTaz

Aku yang selama ini gila kerjaan, saat ini juga akan angkat kaki dari dunia kerja untuk menikmati kekayaanku. Aku sudah menyia-nyiakan masa mudaku dan kini usiaku bahkan sudah 45 tahun namun masih belum menikah juga karena terlalu sibuk mencari harta.

"Aku sungguh menyesal hidup hanya mendekam di ruang operasi!" Seketika mataku berkunang-kunang lalu..

'Klap'.

"Argh... uangku! Hidup mewahku! Dimana kalian semua."

Untuk kelanjutannya, yuk ikuti perjalanan ku di dunia lain untuk mendapatkan kembali harta, tahta dan lelaki tampan.

Lelaki tampan manakah yang akan ku pilih dan lelaki tampan mana yang kalian pilih?



Info ~

Karya yang saya buat ini hanya untuk hiburan semata dan berdasar pada karangan imajinasi penulis MuTaz. Saya membagikan hasil karya ini agar pembaca bisa menikmatinya.

Selamat membaca.. dan salam kenal..

Terimakasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MuTaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Yang Melelahkan

Selesai mengobati luka di punggung Bara, aku terburu - buru menyiapkan makan malam karena perutku sudah terasa sangat lapar.

"Nah.., makan malam sudah siap.. ayo kita makan.." Ucapku sambil memindahkan sayur sop ke mangkuk dan segera menyiapkan nasi.

"Boleh aku makan sekarang?" Tanya Bara sambil menelan ludahnya.

"Tentu, silahkan menikmati makananmu Tuan.." Ucapku senang.

"Eum.. enak sekali.." Ucapku sambil menyeruput kuah sayur sop.

Tubuhku merasa hangat kembali setelah memakan sup hangat ini.

"Hm.. sepertinya aku terlalu banyak membuat sup ini karena terlalu bersemangat. Sisanya kita bagikan saja ke semua orang barangkali saja ada yang mau." Ucapku.

"Bukan ide yang buruk, semua orang pasti akan suka dengan sup hangat ini." Ucap Bara.

Selesai makan, Bara membawa setengah panci besar berisi sayur sop buatanku untuk dibagikan ke semua orang yang sudah bekerja keras sebagai sukarelawan.

Aku juga menyisakannya untuk dibagikan ke pemilik tenda di seberang tendaku.

Hujan sudah mulai reda tanah menjadi licin, aku berjalan dengan sangat berhati - hati mendekati tenda itu.

"Permisi.. apakah ada orang?" Ucapku, namun tidak ada yang menjawab. Sepertinya tenda ini kosong, aku melihat pintu tenda terbuka sedikit.

"Em.. tidak masalahkan aku mengintip sedikit ke dalam tenda?" Gumamku.

Mataku menelusuri bagian dalam tenda dari celah kecil.

"Hah, mau apa mereka?" Gumamku dalam hati.

Aku melihat sekelompok orang berpakaian serba hitam mengerumuni seseorang yang terbaring di atas kasur.

"Apa mereka mau membedah dan mengambil organ orang itu? atau.. jangan - jangan dia mau diperkosa? Kya.. tidak - tidak, otakku ini malah berfikir sembarangan." Ucapku dalam hati.

"Ekhem, permisi..! apakah ada orang?!" Ucapku dengan lantang.

Salah satu dari mereka tampaknya mendekat ke arah pintu tenda dan membukanya. Aku buru - buru memasang wajah polos sambil tersenyum.

Seorang lelaki bertubuh tinggi besar keluar dari dalam tenda dan menatapku dengan wajah datar.

"Ada apa nona?" Ucapnya singkat, dia terlihat menakutkan.

"I-ini aku bawakan sup untukmu. Apakah di tenda ini hanya ada kamu seorang? jika masih kurang, di tendaku masih ada banyak sup yang tersisa." Ucapku sambil memberikan semangkuk sup.

"Hm.. terimakasih nona, kalau boleh akan aku ambil sendiri sisa supnya agar tidak merepotkanmu." Ucap lelaki bertubuh besar itu sambil tersenyum.

"Baiklah, mari ikuti saya." Ucapku sambil berbalik menuju tendaku.

Lelaki bertubuh besar itu mengikutiku. Sepertinya dia bukan orang jahat, tetapi belum tentu juga dia orang baik.

"Em.. nona, bolehkah saya bertanya?" Ucap lelaki itu tampak ragu.

"Iya tentu saja, silahkan apa yang mau anda tanyakan?" Ucapku sambil menatapnya.

"Apakah anda seorang tabib?" Ucap lelaki bertubuh besar.

"Da-dari mana anda tau?" Tanyaku penasaran.

"Bau tendamu seperti obat - obatan dari dataran lain, maksudku dari benua lain. Apa kamu berasal dari sana?" Tanya lelaki itu.

"Eum.. benua lain? maaf aku tidak mengerti maksudmu." Ucapku, aku merasa bingung dengan apa yang dibicarakan lelaki dihadapanku ini.

"Apa yang dia maksud dengan benua lain? aku bahkan belum mengetahui banyak tentang wilayah ini." Gumamku dalam hati.

"Memangnya anda berasal dari mana? kenapa anda tidak tau mengenai hal yang sudah diketahui semua orang? ah, maafkan aku nona, aku terlalu banyak bertanya." Ucap lelaki bertubuh besar sambil menundukkan kepalanya.

"O-oh, tidak apa - apa Tuan. Saya hanya seorang pengembara. Kebetulan saya mengalami hilang ingatan karena sebuah kecelakaan yang pernah saya alami." Ucapku berpura - pura pusing.

"Jadi begitu, terimakasih untuk makanannya nona. Saya pamit mau pulang kembali ke tenda saya." Ucap lelaki itu.

...----------------...

Tidak lama setelah lelaki bertubuh besar itu pulang, dia datang kembali ke tendaku seperti sedang terburu - buru.

"Permisi nona, maaf mengganggu waktumu. Bisakah saya meminta bantuan anda? Tolong saya nona, em.. saudara seperguruan saya sedang terluka. Karena lukanya sangat parah dia merasa sangat kesakitan. Apakah anda bisa mengobatinya?" Ucapnya terlihat sangat khawatir akan kondisi saudaranya.

"Ya, aku harus memeriksa kondisinya terlebih dahulu." Ucapku.

"Baiklah, mari ikuti saya nona." Ucap lelaki bertubuh besar itu.

Aku pun bergegas mengikutinya untuk memeriksa kondisi saudara seperguruannya yang sedang sakit.

Di dalam tendanya sangat sepi, hanya ada satu orang yang sedang terbaring kesakitan.

"Kemana perginya orang - orang tadi?" Gumamku dalam hati.

Aku berjalan mendekati tempat orang yang sedang kesakitan itu.

"Hah! di-diakan lelaki bertudung kepala itu." Ucapku spontan.

Dia hanya meringis menahan rasa sakit dari lukanya. Sepertinya dia jago sekali menahan rasa sakit, jika orang lain pasti sudah menjerit - jerit sambil meronta - ronta.

"Apa anda pernah bertemu dengan saudaraku ini nona?" Tanya lelaki bertubuh besar yang berdiri di sampingku.

"Ya." Jawabku singkat.

Sepertinya efek biusnya sudah hilang. Setelah memeriksa kondisinya, aku segera memberikan obat pereda rasa nyeri padanya.

Ternyata di balik kain penutup wajah yang sering digunakan oleh lelaki bertudung kepala ini terdapat wajah yang sangat tampan.

"Argh.. satu lagi lelaki tampan yang telah aku temui di dunia ini." Jeritku dalam hati.

"Hehe.. apakah lelaki yang satu ini juga bisa aku dapatkan?" Gumamku dalam hati.

"Nona, bagaimana kondisinya?" Tanya lelaki bertubuh besar, suaranya menyadarkanku dari lamunan.

"E-eh.. iya dia akan baik - baik saja. Kamu tenang saja, jika dia mendapatkan perawatan yang baik pasti akan cepat sembuh seperti sedia kala.

"Ya aku berharap seperti itu, namun aku baru pernah melihat orang dengan luka separah itu bisa masih hidup dan disembuhkan dengan pengobatan seperti itu. Tapi menurutku pastinya itu bukan sembarang jahitan." Ucapnya sambil memperhatikan luka yang telah aku jahit sambil menganalisisnya.

"Bahkan di benua lain saja sepertinya belum pernah aku lihat adanya pengobatan seperti ini. Apa masih ada benua yang belum aku datangi?" Gumamnya lagi.

"Em.. permisi Tuan, saya sudah selesai mengobatinya. Silahkan berikan obat ini padanya jika dia merasa sakit yang tidak tertahankan seperti tadi." Ucapku.

"Baik nona, terimakasih banyak. Ini bayaran pengobatan anda." Lelaki bertubuh besar itu memberikanku sekantung uang.

"Saya pamit untuk kembali ke tenda saya. Jika anda butuh pengobatan lagi, anda bisa tinggal panggil saya saja Tuan." Ucapku.

"Baik nona." Ucapnya sambil memberikan salam hormat padaku.

...----------------...

Akhirnya setelah seharian mengalami berbagai hal, aku bisa beristirahat juga.

"Huah.. tubuhku rasanya pegal - pegal. Ingin sekali rasanya ada yang memijatkan tubuhku ini." Ucapku sambil menguap.

Malam itu aku tertidur dengan sangat nyenyak, saking nyenyaknya sampai aku terbangun kesiangan.

"Nak.. bangunlah, sudah waktunya sarapan." Ucap Bibi Sarah membangunkanku dengan suaranya yang lembut dan penuh kasih sayang.

"Eum.. hah.. tubuhku rasanya sudah pulih kembali." Ucapku sambil meregangkan tubuh.

"Ayo bersiaplah untuk mandi, sudah aku siapkan air hangat untukmu." Ucap Bibi Sarah sambil menata makanan di meja makan.

"Terimakasih Bibi, maaf selalu merepotkanmu." Ucapku sambil menyunggingkan senyumku.

1
Aiden Pratama Tungga
bahasa nya gaul bet cok🤣
Dania
lanjut torr
Dewi hartika
saingan bara bertambah lagi nich lanjuttt,😁😁😁
Dania
lanjut min
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjit
Pecinta Gratisan
mantap💞 jiwa
Pecinta Gratisan
mantap💞 thor cerita nya💞
Pecinta Gratisan
wait and see🤭
Suzana Diro
hmmm dah macam j********
malas nak cakap cerita bagus tapi tolong jangan banyak adegan 18sx
tolong yang athor
jadi nak baca tidak syok kalau banyak sangat 18sxnya
/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Fransiska Husun
sudah punya kekuatan kok lemah sekali
Fransiska Husun
up up lagi
Fransiska Husun
up up lagi semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!