NovelToon NovelToon
Brondong Untuk Kakak Cantik

Brondong Untuk Kakak Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Anak Genius / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Kehidupan seorang balita berusia dua tahun berubah total ketika kecelakaan bus merenggut nyawa kedua orang tuanya. Ia selamat, namun koma dengan tubuh ringkih yang seakan tak punya masa depan. Di tengah rasa kehilangan, muncullah sosok dr. Arini, seorang dokter anak yang telah empat tahun menikah namun belum dikaruniai buah hati. Arini merawat si kecil setiap hari, menatapnya dengan kasih sayang yang lama terpendam, hingga tumbuh rasa cinta seorang ibu.

Ketika balita itu sadar, semua orang tercengang. Pandangannya bukan seperti anak kecil biasa—matanya seakan mengerti dan memahami keadaan. Arini semakin yakin bahwa Tuhan menempatkan gadis kecil itu dalam hidupnya. Dengan restu sang suami dan pamannya yang menjadi kepala rumah sakit, serta setelah memastikan bahwa ia tidak memiliki keluarga lagi, si kecil akhirnya resmi diadopsi oleh keluarga Bagaskara—keluarga terpandang namun tetap rendah hati.

Saat dewasa ia akan di kejar oleh brondong yang begitu mencintainya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 25

Malam itu, seluruh rumah keluarga Bagaskara diliputi ketegangan tak kasat mata. Tak seorang pun berani membicarakan pertemuan dengan mitra Jepang secara terbuka, meski hasilnya sebenarnya memuaskan. Keberhasilan proyek itu seharusnya menjadi kebanggaan. Namun, sejak percakapan pribadi antara Juan dan Celin, suasana justru berubah rumit.

Celin mengurung diri lebih lama di kamarnya. Ia pura-pura sibuk memeriksa dokumen di laptop, padahal pikirannya kacau. Kata-kata Juan—“wanita yang layak diperjuangkan”—terus terngiang di telinganya. Ia tahu pria itu tidak sekadar basa-basi. Tatapannya terlalu dalam, caranya berbicara terlalu berani.

Celin menggigit bibirnya.

“Aku nggak boleh goyah. Dia bawahan, bukan lebih.”

Namun yang membuat hatinya semakin berdebar justru sosok Cakra. Bagaimana ia berdiri di sisinya, bagaimana matanya menyala penuh proteksi. Selama ini ia selalu menganggap Cakra sebagai adik, sahabat kecil yang tumbuh di sampingnya. Tapi malam ini, untuk pertama kalinya, Celin melihatnya sebagai laki-laki.

Dan itu menakutkan.

---

Di ruang lain, Arka dan Aksa masih terjaga. Dua bersaudara itu duduk di ruang kerja sambil membuka beberapa berkas hasil investigasi tentang Juan.

“Aku udah bilang, Ka. Orang ini licin. Lihat deh, catatan proyek di Eropa,” ujar Aksa sambil menunjuk layar laptop. “Namanya hilang dari laporan akhir, tapi ada foto dia hadir di pertemuan awal. Itu nggak wajar.”

Arka menghela napas panjang. “Masalahnya, Papa terlalu percaya. Celin juga mulai kebawa. Dan kalau kita langsung nyalahin Juan tanpa bukti lengkap, malah kita yang kelihatan salah.”

“Kita butuh waktu,” sahut Aksa. “Dan selama itu, kita harus jaga Celin.”

Arka mengangguk setuju, lalu menatap Aksa lekat-lekat. “Lo sadar nggak, Sa? Cakra kelihatan makin serius. Dia bukan lagi bocah yang bisa kita main-mainin. Dia bener-bener siap buat maju kalau Juan coba macam-macam.”

Aksa terdiam sejenak, lalu tersenyum miring. “Ya… masalahnya, kalau Cakra maju, lo yakin Celin bisa tetap anggap dia cuma adik?”

Arka mendengus. “Itu dia yang paling ribet.”

---

Keesokan paginya, Celin turun lebih awal ke ruang makan. Rambutnya terikat sederhana, riasan wajah tipis, namun aura elegannya tetap memancar. Ia ingin terlihat profesional, seolah kejadian kemarin tidak mengguncang hatinya.

Cakra sudah duduk di meja, ditemani secangkir kopi hitam. Ia menoleh cepat ketika Celin datang. Ada keheningan singkat di antara mereka.

“Pagi, Kak,” sapa Cakra akhirnya.

“Pagi.” Celin berusaha tenang.

Mereka makan tanpa banyak bicara. Namun, keheningan itu justru penuh makna. Sesekali tatapan mereka beradu, lalu cepat-cepat berpaling.

Bagaskara turun belakangan. Wajahnya serius, namun puas. “Kalian semua kerja bagus kemarin. Mitra Jepang sudah kirim pesan, mereka setuju kerjasama jangka panjang.”

Celin mengangguk sopan. “Terima kasih, Pa.”

Juan masuk beberapa menit kemudian. Ia tampak segar, mengenakan jas abu-abu rapi. Senyumnya lebar, seolah tak terjadi apa pun semalam. “Selamat pagi semuanya.”

“Pagi,” jawab Bagaskara hangat.

Juan lalu menatap Celin. “Laporan presentasi sudah saya rangkum. Saya bisa bahas sama kamu nanti, Celia?”

Cakra yang sedang mengaduk kopi berhenti seketika. Tangannya mengepal.

Celin mengangguk pelan. “Baik. Setelah jam kantor.”

Senyum Juan makin lebar, dan itu membuat dada Cakra terasa panas.

---

Siang itu, kantor keluarga Bagaskara sibuk dengan aktivitas. Celin memimpin rapat evaluasi. Juan duduk di sampingnya, memberi komentar seperlunya. Semua karyawan tampak kagum pada kefasihan Juan berbicara dan kecerdasannya menganalisis pasar.

Namun di balik kekaguman itu, Arka dan Aksa saling bertukar pandang. Mereka bisa melihat aura manipulatif yang Juan pancarkan pesona yang terlalu halus untuk disadari kebanyakan orang.

Usai rapat, Celin kembali ke ruangannya. Ia butuh waktu untuk menarik napas. Tak lama kemudian, pintu diketuk.

“Masuk.”

Juan melangkah ke dalam. Membawa map berisi dokumen, ia menaruhnya di meja. “Ini yang saya janjikan tadi.”

“Terima kasih.” Celin mencoba menjaga jarak.

Namun Juan tidak segera pergi. Ia berdiri, menatapnya. “Celia, saya tahu mungkin saya salah bicara kemarin. Tapi saya nggak menyesal. Karena saya jujur.”

Celin langsung menegang. “Juan, saya pemimpin kamu. Jangan campurkan urusan pribadi dengan pekerjaan.”

“Tapi perasaan nggak bisa selalu diatur,” jawab Juan tenang. “Saya nggak peduli kalau kamu anggap saya lancang. Saya hanya ingin kamu tahu… saya sungguh-sungguh.”

Saat itu juga pintu kembali terbuka.

Cakra berdiri di ambang, matanya langsung menyala melihat pemandangan itu. “Apa yang kamu lakuin di sini, Juan?”

Juan tersenyum tipis. “Laporan. Kenapa? Atau kamu merasa terganggu karena aku ngobrol sama Celia?”

Cakra masuk, berdiri di samping Celin. “Aku nggak suka cara kamu mandang dia. kamu pikir aku nggak liat?”

Celin buru-buru berdiri, mencoba menengahi. “Cakra, cukup. Juan, silakan kembali ke ruang kerja.”

Juan mengangkat alis, lalu mengambil map kosong di meja. “Baik, Celia. Saya pergi. Tapi ingat… saya akan tetap ada di sini.”

Ia melangkah keluar. Tapi sebelum pintu menutup, sempat-sempatnya ia melontarkan senyum penuh tantangan ke arah Cakra.

---

Begitu Juan pergi, Cakra berbalik menatap Celin. “Kak, lo harus hati-hati. Orang kayak dia nggak bisa dipercaya.”

Celin menarik napas berat. “Aku tahu. Tapi kita nggak bisa asal nuduh. Papa percaya penuh sama dia.”

Cakra menggenggam erat tangannya sendiri, menahan emosi. “Kalau Papa nggak percaya sama kita, biar gue aja yang jaga lo. Gue nggak mau lihat lo dimanfaatin.”

Celin tercekat. Ada ketulusan yang begitu dalam di sorot mata Cakra. Jantungnya berdegup cepat, wajahnya memanas. Ia buru-buru melepaskan pandangannya.

“Cakra… jangan bikin ini lebih rumit.”

Namun Cakra hanya menatapnya, tidak bergeming. Dalam hatinya, ia berjanji akan tetap berada di sisinya meski dunia menentang.

---

Malamnya, suasana rumah kembali dingin. Bagaskara duduk di ruang baca bersama Juan, membicarakan strategi baru. Arka dan Aksa memperhatikan dari jauh dengan ekspresi muram.

“Papa makin percaya sama dia,” bisik Aksa.

“Ya. Itu bahaya.” Arka mengepalkan tangan. “Kita harus cari bukti lebih kuat. Kalau nggak, semua bisa terlambat.”

Sementara itu, di kamar lain, Celin menatap bayangan dirinya di cermin. Kata-kata Cakra dan Juan saling bertabrakan di pikirannya.

“Kenapa semua jadi serumit ini…” gumamnya.

Di luar jendela kamarnya, Cakra berdiri di balkon kamarnya sendiri. Pandangannya tertuju ke arah kamar Celin. Ia tahu Celin sedang gelisah. Ia bisa merasakannya, seakan hati mereka terhubung.

“Tenang, Kak,” bisiknya pelan. “Aku di sini. Aku nggak akan biarin kakak jatuh ke perangkap Juan.”

---

Namun, tak seorang pun menyadari bahwa di kamarnya sendiri, Juan sedang menatap layar laptop dengan senyum tipis.

Di layar, terlihat rekaman CCTV kantor yang diam-diam ia akses. Salah satunya menampilkan momen ketika Cakra berdiri di samping Celin, tatapannya penuh proteksi.

Juan menyeringai dingin. “Menarik… jadi bukan hanya aku yang tertarik padanya. Tapi sayang sekali, bocah sepertimu belum cukup kuat untuk melawan aku.”

Ia menutup laptop, menyalakan rokok, dan bergumam pelan:

“Permainan baru saja dimulai.”

---

Bersambung…

1
Cindy
lanjut kak
Tiara Bella
Juan bahayain ya tktnya Celin kejebak aja
Noey Aprilia
Hhhmmm....
cakra msti lbih crdik dong....ga cma mlindungi celin,tp jg nyri tau spa juan sbnrnya....mskpn s kmbar udu nyri tau jg sih....
Noey Aprilia
Mngkn tu orng emng brmsalah d luarn sna,tp krna mlutnya mnis ky gula jd dia bsa bkin orng lain prcya....mga aja celin ga kna bjuk rayu setan.....😁😁😁
Tiara Bella
tw²hbs aja hehehe..
Dewi Nafiah
terus lah berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari celin dan ortunya
Mochika mochika
ok
Noey Aprilia
Mngkn juan sngja dtng buat mnghncurkn kluarganya celin,enth dndm msa lalu atw apa....tp yg psti,cakra bkln sllu mlindungi celin.....
Noey Aprilia
Hhhmmm.....
nmanya jg cnta.....ttp brjuang cakra,kl jdoh ga bkln kmna ko....
Cindy
lanjut kak
Noey Aprilia
Smngt trs y cakra.....
kjar celine mskpn cma dgn prhtian kcil,ykin bgt kl klian brjdoh suatu saat nnti.....
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
/Determined//Determined//Determined/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Aiih jadi inget dulu 😄 kalo soal bintang berjejer 3 🥲
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Kasian juga ga bisa menikmati masa remaja
Noey Aprilia
Diam2 suka y cakra....
ga pa2 sih mskpn beda usia,yg pnting tlus....spa tau bnrn jdoh....
Tiara Bella
wow brondong makin didepan.....
🟢≛⃝⃕|ℙ$ Fahira Eunxie💎
akhirnya muncul juga nih cowoknya, uhhh... Cakra sedang jatuh cinta... cinta pada pandangan pertama/Shy/
Noey Aprilia
Waahhhh....
nongol jg nih clon pwangnya celine.....
msih pnggil kk sih,tp bntr lg pnggil ayang....🤭🤭🤭
Cindy
lanjut kak
Tiara Bella
ehhhh brondongnya si Cakra ini kah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!