NovelToon NovelToon
Ibuku Adalah Surgaku

Ibuku Adalah Surgaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Rosida0161

Bagi seorang ibu selama khayat di kandung badan kasih sayang pada anak tak akan hilang. Nyawa pun taruhannya, namu demi keselamatan sang anak Suryani menahan rindu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melihat Nyonya Mantan Majikan

Pemilik sepasang mata itu  seorang perempuan usia senja duduk di kursi roda, yang tak lain adalah Nyonya Sunyoto. Istri Sunyoto yang terbunuh. Perempuan itu walau ada juga rasa marah pada Suryani, namun juga ada kesadaran dalam dirinya jika kematian suaminya itu disebabkan oleh kecerobohan lelaki itu. Ada pun Adi anak Suryani bertindak spontan untuk melindungi ibunya, yang mungkin saja dalam pemikiran anak usia tujuh tahun, bahwa ibunya mau dicelakai atau disakiti oleh tuannya.

Sebagai seorang istri tentu saja perempuan itu menyadari jika keadaannya yang sakit dan stroke dalam waktu cukup lama ada andil dalam kecerobohan suaminya itu.

Jika saja Sunyoto tak haus akan belai sayang istrinya, dalam hal itu adalah dirinya sendiri, mungkin peristiwa berdarah tak terjadi. Lalau saja dirinya tak sakit berkepanjangan mungkin suaminya tak akan pernah nekat ingin menggauli Suryani sebagai pelepas birahi yang memuncak kala itu.

Sunyoto lelaki intelek. Master lulusan luar negeri. Kaya raya pemilik perusahaan. Etika dan adab jelas menjadi ciri khasnya. Seorang Sunyoto sangat beretika. Memuliakan adab dan baik hati.

Tapi semua itu tak bisa mengcover gejolak birahi yang terpendam bertahun-tahun. Dan pemenangnya adalah birahi yang begitu menginginkan pelepasan, sehingga mendobrak adanya adab dan etika serta kehormatan diri dan dosa.

Birahi lelaki yang telah mengalahkan semua yang ada pada diri suaminya. Dan semua sudah terjadi. Akibat yang harus ditanggung oleh Yanuar adalah dendam tak berkesudahan terhadap Suryani dan anaknya.

"Kalau saja aku berani memberikan rekaman CCTV itu pada Yanuar mungkin bisa menghapus dendamnya pada Suryani dan anaknya," batin nyonya Sunyoto, tapi dengan demikian Yanuar pasti marah dan kecewa serta malu oleh kelakuan papanya, pikirnya lagi. Kejujuran jika dihadapkan pada Yanuar dia khawatir kelak putranya itu tak lagi menghormati papanya. Bukankah seorang istri harus menjaga martabat suaminya?

Karena perbuatan sang suami terhadap Suryani dulu itu disebabkan oleh ketidak mampuannya memberikan nafkah batin pada suaminya?

Sebenarnya hatinya hancur menyadari suaminya akan melampiaskan nafsu yang terpendam dan sudah mendesak, atau bahkan sudah nyaris pecah itu. Kecewa pada dirinya sendiri. Maka jika sampai Yanuar tahu yang sebenarnya, apa perasaannya tak terpukul dengan marah dan kecewa pada Yanuar terhadap papanya. Bagaimana pun dirinya tak rela jika putranya mengutuk papanya.

Nyonya Sunyoto menghela napas berat. Sulit untuk berterus terang pada Yanuar. Berat hatinya jika sampai sang suami yang begitu dibanggakan oleh putranya itu jadi begitu terhina.

Nyonya Sunyoto semakin menajamkan penglihatannya pada sosok yang masih diingatnya itu

"Itu Suryani aku masih ingat dirinya, tak salah lagi," batin Nyonya Sunyoto  "Benarkah itu dia?" Diperhatikannya   Suryani lebih lekat lagi. Khawatir salah mengenali orang.

Tapi hati kecilnya yakin kalau itu memang Suryani mantan asisten rumah tangganya dulu.

Suryani sendiri bagai tak perduli pada sekitarnya. Perhatiannya begitu terpusat pada sang pengantin. Pada mempelai lelaki yang gagah dan tampan. Pusat perhatiannya, bahkan dunianya saat ini adalah hanya untuk Adi.

Hanya Adi dan Adi.

Lagi aira matanya mengalir. Bagaimana mungkin hati ibu yang melahirkan tak akan teriris jika membiarkan anaknya sendiri tak mengenalinya. Bahkan tak membiarkan.anak yang dilahirkannya, dan sangat merindukannya itu tak bisa menumpahkan kerinduan yang terpendam.

Maafkan Ibu, Nak tak memberi kesempatan padamu untuk bisa kita bertemu. Semata itu karena Ibu sangat memikirkan keselamatanmu.

Kamu tak boleh terluka.

Pernikahanmu tak boleh gagal.

Kamu harus bahagia.

Banyak lagi kata yang terpendam dalam kalbunya yang khusus untuk kebahagiaan Adinya.

"Adi semoga kamu bahagia, Nak. Ibu sangat bahagia melihatmu bersanding dengan Non Dila." Air mata Suryani mengambang di pelupuk matanya. Rasanya ingin membuka maskernya, ingin meraih anak yang dua puluh tahun terpisah. Anak yang tak lagi diikuti tumbuh kembangnya dari dunia anak-anak, hingga masa remaja, dan kini dewasa, bahkan jika nanti punya anak akan menjadi bapak.

Dan Nyonya Sunyoto yang masih ingin  meyakinkan jika perempuan itu memang  Suryani, sangat  terkejut   saat melihat  mantan asisten rumah tangganya itu, membuka maskernya,  karena ingin  mengusap matanya yang basah. Walau hanya sesaat masker itu dibuka lalu dipasang kembali, tetapi semakin mempertegas keberadaannya sebagai seorang Suryani mantan asisten rumah tangga keluarga Sunyoto.

"Oh dia betul Suryani. Tak salah lagi."  gumamnya antara khawatir dan senang. 

Khawatir karena bahaya bila dilihat Yanuar. Bahagia karena kalau bisa membujuk perempuan itu menjauh dari sekitar Yanuar anaknya.

Tatapan Nyonya Sunyoto tak lepas dari Suryani yang kini mengenakan maskernya kembali.

"Kenapa Suryani menangis, ya?" Tanda tanya di hatinya.

Hingga tibalah pada acara undangan dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang ada.

Suryani yang mengenakan seragam yang sama dengan Yanti dan Sri, serta Mak Minah itu segera menuju ke deretan meja yang menyajikan menu untuk undangan.

Nyonya Sunyoto tak mau kehilangan sosok Suryani. Segera meminta pada bagian seksi konsumsi dari pihak catering untuk memanggilkan Suryani.

"Mbak tolong Ibu yang berjaga jaga di ujung meja itu dipanggil ke sini, ya,"

"Baik, Bu," segera gadis muda yang mengenakan setelan rok dan kemeja serta rompi itu mendekat pada Suryani.

"Ibu dipanggil oleh Nyonya yang duduk di kursi roda itu,"

"Saya," sambut Suryani pada petugas catering yang mendekat.

"Ya Ibu diminta sekarang ke Nyonya yang duduk di kursi roda itu," angguk petugas dari catering yang dicarter untuk pernikahan.Adi dan Dila itu.

Suryani mengarahkan pandangannya mengikuti telunjuk petugas resmi dari perusahaan catering itu.

Seorang perempuan yang sudah memasuki usia senja duduk di atas kursi roda.

"Baiklah terima kasih, Mbak," angguk Suryani langsung berjalan mendekat walau hatinya penuh tanda tanya.

Ternyata sebelum memanggil Suryani si nyonya Sunyoto telah meminta pada Surti asisten pribadinya untuk mendorong kursi rodanya ke tempat yang agak menjauh dari para undangan. Setelah itu dia meminta Surti untuk meninggalkannya sebentar.

"Sebaiknya kamu makan dulu,"

"Nyonya bagaimana?" Surti merasa enggan untuk makan terlebih dulu.

"Aku nanti saja masih mau bertemu seseorang.

"Baiklah Nyonya tapi maaf saya jadi terpaksa makan duluan,"

Suryani tanpa curiga berjalan ke kursi roda dimana Nyonya Sunyoto telah menunggu.

"Nyonya memanggil saya?" Suryani memandang pada Nyonya Sunyoto yang menunduk itu.

Perlahan Nyonya Sunyoto mengangkat wajahnya. Pandangannya beradu dengan tatapan Suryani.

Seketika jantung Suryani tercekat. Tatapannya terpaku pada raut muka perempuan yang tak muda lagi di depannya. Tapi jelas dia ingat siapa perempuan itu.

Ia mundur satu langkah. Walau perpisahan terjadi dua puluh tahun lebih, tapi ia tak lupa raut wajah majikannya yang masih cantik itu, hanya lebih tua saja.

"Nyonya ..." serunya dalam hati.

Serasa seluruh aliran darahnya terhenti. Dunianya bagai terhenti.

Bagaimana ini?

1
Marifatul Marifatul
🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!