Di era teknologi yang melesat bak roket, manusia telah menciptakan keajaiban: sistem cerdas yang beroperasi seperti teman setia. Namun, Arcy, seorang otaku siswa SMA kelas akhir, merasa itu belum cukup. Di puncak gedung sekolah, di bawah langit senja yang memesona, ia membayangkan sistem yang jauh lebih hebat—sistem yang tak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kekuatan energi spiritual, sebuah sistem cheat yang mampu merajut takdirnya sendiri. Mimpi itu, terinspirasi oleh komik-komik isekai kesukaannya, membawanya ke petualangan yang tak terduga, sebuah perjalanan untuk mewujudkan sistem impiannya dan merajut takdir dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evolved 2025, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penjahat Masuk
Mentari pagi menyinari kota dengan kehangatan yang lembut.
Seorang nenek renta, dengan langkah pelan namun pasti, keluar dari rumahnya sambil menenteng kantong sampah. Matanya yang keriput menyipit saat menatap sosok yang tergeletak di trotoar. Seorang anak muda tanpa baju.
Nenek itu mendekat, hatinya tergerak oleh rasa iba. "Nak, bangun Nak," sapanya lembut sambil menggoyangkan bahu pemuda itu.
Arcy mengerjap, pandangannya kabur sebelum akhirnya fokus pada wajah wanita tua di hadapannya.
Nenek itu memperhatikan wajahnya, merasa seperti pernah melihatnya, dan Arcy pun merasa demikian.
Ia bangkit perlahan, merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Matanya menyapu sekeliling, menyadari bahwa ia kembali berada di trotoar yang sama, tempat ia pertama kali terbangun dari alam bawah sadar.
Seperti sebelumnya, orang-orang yang lewat disitu menganggapnya orang mabuk yang ketiduran di jalan, dan mereka juga menyayangkan anak seumurannya sudah mabuk-mabukan sampai tertidur di trotoar.
"Kamu tidak apa-apa, Nak?" tanya nenek itu khawatir.
Arcy hanya mengangguk lemah.
Tanpa mempedulikan tatapan aneh orang-orang yang lewat, Arcy memesan taksi dan bergegas menuju apartemennya.
Sesampainya didepan gedung apartemen, Arcy bergegas masuk, namun, tanpa ia sadari, seseorang sedang menunggunya dari mobil hitam yang terparkir. Ia melihat selembar foto ditangannya, "Arcy..." sebutnya sambil menyeringai.
Sementara itu, Elis sedang sarapan pagi di apartemennya. Tiba-tiba Ia mendengar bunyi bel.
Ding-dong!
Elis tersentak. Menganggap mungkin Arcy yang datang, ia pun bergegas membuka pintu, dan benar saja, orang yang berdiri di dihadapannya adalah Arcy.
Arcy dengan sedikit takut, "Elis... boleh aku masuk?"
Elis menatapnya tajam, rasa kesal tapi legah bercampur melihat Arcy balik dalam keadaan baik-baik saja.
Elis dengan nada sedikit gemetar, "Arcy, kamu tahu betapa khawatirnya aku? Kamu masih belum pulih sepenuhnya, tapi sudah berani keluar sendirian. Bagaimana kalau sesuatu terjadi padamu?"
Arcy tahu Elis akan marah, karena keluar tanpa izinnya. Ia kemudian membungkuk meminta maaf.
Arcy membungkuk dalam-dalam, "Maafkan aku, Elis. Aku tahu aku salah karena keluar tanpa izinmu. Aku tidak akan melakukannya lagi!"
Elis menghela napas, "...Ya udah, aku maafin. Tapi lain kali, kalau sampai kamu keluar lagi tanpa memberitahuku langsung... aku akan beritahu ibumu! paham?"
Arcy mengangguk, "Aku paham! Aku janji tidak akan keluar tanpa memberitahumu, dan membuatmu khawatir!"
Elis kemudian menyuruhnya masuk, dan memintanya berendam lagi di air penyembuh. Arcy mengangguk patuh.
Arcy kemudian masuk kedalam bak dan mulai berendam. Elis duduk disampingnya, dan mulai menggunakan kemampuan penyembuhannya pada Arcy. Tampak cahaya keemasan menyelimuti tubuh Elis dihiasi benang emas yang menjalar ke tubuh Arcy.
Di sebuah kafe, seorang pria berjas rapi duduk berhadapan dengan seorang pria bertato dengan tatapan dingin. Aroma kopi memenuhi udara, namun ketegangan terasa begitu pekat di antara mereka.
"Ini targetnya," ujar pria berjas sambil menyodorkan sebuah foto. "Arcyareksa. Bawa dia padaku."
Pria bertato itu mengambil foto tersebut, matanya meneliti wajah polos seorang anak lelaki. "Alamatnya?" tanyanya singkat.
Pria berjas itu menyerahkan selembar kertas, lalu berkata, "Jangan sampai gagal."
Setelah pria bertato itu pergi, pria berjas itu menyeruput kopinya lalu menyeringai, "Hmm... Kopi disini memang yang terbaik."
***
Keesokan harinya, Elis sedang keluar meninggalkan Arcy seorang diri di apartemennya.
Arcy yang saat itu sedang berendam di air penyembuh, tiba-tiba mendapatkan peringatan dari META.
"Tuan, terdeteksi niat jahat mendekat!"
Arcy terkejut, "Apa?!"
Melalui kamera pengawas, META memperlihatkan di panel sistem ada orang berjubah sedang berdiri di pintu apartemen Elis.
"META, jangan biarkan dia masuk!"
META langsung menghubungi penjaga apartemen, dan disamping itu META juga menghubungi polisi.
Pesan formal ke penjaga apartemen-
[Perhatian! Terdeteksi penyusup di apartemen Elis. Orang ini berniat jahat pada Tuan Arcy. Mohon segera di tangkap]
Mereka yang membaca pesan itu terdiam, merasa aneh dengan pesan tersebut, namun karena orang yang terlihat di layar mencurigakan, petugas itu langsung bertindak.
Sementara dikantor polisi, META tidak hanya menunjukkan penampilan orang itu, tapi dia mengungkapkan identitas orang tersebut secara detail, yang mana orang itu merupakan seorang pembunuh bayaran yang sudah lama menjadi buronan.
Disaat orang jahat itu sedang membobol pintu, ia tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan dua penjaga.
Dua penjaga itu mendekatinya, "Maaf, Tuan. Anda siapa? Apa yang anda lakukan?"
Orang itu yang tak mau basa-basi, dia langsung menyerang kedua penjaga itu dan menjatuhkan mereka tanpa perlawanan.
Arcy terkejut melihat kedua penjaga itu dikalahkan dengan mudah. Orang itu kemudian melanjutkan aksinya, dengan menggunakan kekuatannya, pintu itu pun terbuka, dan ia masuk kedalam.
Arcy berpikir cara untuk melarikan diri, tapi tiba-tiba META mendeteksi adanya kehadiran lain.
Orang jahat itu mencari-cari ke setiap ruangan, dan saat masuk ke kamar mandi, ia melihat ada anak lelaki tertidur di bak mandi. Ia kemudian mendekat, tapi tiba-tiba ia dikejutkan dengan serangan yang datang dari belakang, namun serangannya berhasil dihindari.
Orang itu terkejut mengetahui pria yang menyerangnya, dia adalah salah satu Hunter kuat Indonesia.
Saat ia berada didekat Arcy, ia memanfaatkan kesempatan itu untuk mengancam pria itu agar menjauh, atau anak lelaki ini akan terluka.
Pria itu hanya menatap dingin, lalu mulai menggunakan kekuatannya. Suhu ruangan langsung menurun drastis, dan es mulai menjalar dari kakinya.
Merasa terancam, orang jahat itu mulai menggunakan kekuatannya, mengeluarkan asap hitam dari tangannya dan menyerang pria itu. Namun, pria itu dengan cepat membekukannya seketika, bahkan Arcy pun ikut membeku.
Suara sirine polisi terdengar mendekat.
Polisi melihat ada kabut keluar dari jendela salah satu apartemen. Mereka segera masuk ke dalam gedung, sementara yang lain berjaga di pintu keluar.
Polisi memasuki apartemen Elis dan memeriksa setiap ruangan. Saat melihat kamar mandi, mereka tidak menemukan siapa pun di sana. Polisi kemudian menghubungi penghuni apartemen.
Di sekolah, seorang gadis culun mengangkat ponselnya. Ia mendapat kabar dari polisi bahwa telah terjadi sesuatu di apartemennya.
Gadis itu terkejut dan bertanya tentang kejadian itu. Polisi menjelaskan bahwa mereka tidak menemukan siapa pun di dalam apartemen dan memintanya untuk datang memberikan keterangan.
Gadis itu terdiam, lalu menutup telepon.
Tak lama kemudian, beberapa siswa menghampirinya. Mereka adalah para pembuli yang sering mengganggunya.
Gadis itu menghela napas. Dalam hatinya, ia ingin sekali merontokkan gigi mereka semua, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa tanpa kekuatannya. Ia hanya bisa pasrah menjadi bahan rundungan.