NovelToon NovelToon
PERJUANGAN PUTRI HUANG JIAYU

PERJUANGAN PUTRI HUANG JIAYU

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:42.2k
Nilai: 5
Nama Author: Athena_25

Putri Huang Jiayu putri dari kekaisaran Du Huang yang berjuang untuk membalaskan dendam kepada orang-orang yang telah membunuh keluarganya dengan keji.

Dia harus melindungi adik laki-lakinya Putra Mahkota Huang Jing agar tetap hidup, kehidupan keras yang dia jalani bersama sang adik ketika dalam pelarian membuatnya menjadi wanita kuat yang tidak bisa dianggap remeh.

Bagaimana kelanjutan perjuangan putri Huang Jiayu untuk membalas dendam, yuk ikuti terus kisah lika-liku kehidupan Putri Huang Jiayu.

🌹Hai.. hai.. mami hadir lagi dengan karya baru.
ini bukan cerita sejarah, ini hanya cerita HALU

SEMOGA SUKA ALURNYA..

JIKA TIDAK SUKA SILAHKAN DI SKIP.
JANGAN MENINGGALKAN KOMENTAR HUJATAN, KARENA AUTHOR HANYA MANUSIA BIASA YANG BANYAK SALAH.

HAPPY READING...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athena_25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RENCANA DI BALIK BAYANG-BAYANG

Ketika rakyat merintih dalam lara,

Para tikus pengerat menari di pesta,

Malam ini, bukan hanya lentera yang menyala—

Tapi juga api dendam yang menyala-nyala.

 

🍇🍇Gua pengungsian, sore yang muram🍇🍇

Hidung Jiayu langsung kerap mencium bau anyir—campuran keringat, luka busuk, dan tanah lembap. Matanya menyapu setiap sudut gua.

Bayangan tubuh kurus, mata kosong, dan kulit bersisik seperti ular tua membuat dadanya sesak. Seorang anak lelaki—mungkin baru sepuluh tahun—terlentang di pojok, bernafas tersengal-sengal. Kulitnya melepuh seperti dibakar matahari, ada sesuatu yang bergerak di dalam kulinya.

"Mei Yin," bisiknya, suaranya serak. "Kita tak bisa tinggalkan mereka."

Mei Yin mengeratkan genggaman pada lengan Huang Jiayu. Gadis itu biasanya ceria, tapi sekarang matanya seperti danau yang terguncang badai.

"Aku setuju. Tapi bagaimana dengan yang sakit parah? Desa kita..."

"Kita lapisi badannya dengan kain tebal," tegas Jiayu. Suaranya seperti pedang yang baru saja dikeluarkan dari sarungnya.

Seorang kakek tua melangkah maju, keriput di dahinya berlipat-lipat seperti peta penderitaan. "Tuan Muda, itu terlalu berbahaya! Penyakitnya—"

"Lebih berbahaya membiarkan mereka mati perlahan!" potong Jiayu.

Wong Rui yang diam-diam mengamati dari belakang, mengangguk mantap.

"Akan kusiapkan kainnya."

Malam itu, mereka membagi hasil buruan—seekor kelinci kurus dan beberapa buah hutan yang masam. Tidak cukup, tapi setidaknya perut mereka tak lagi berbunyi seperti genderang perang.

🍒🍒🍒

Desa Shenzhen, Pagi yang dibungkus Rasa Bersalah

Matahari belum tinggi ketika rombongan pengungsi sampai di gerbang desa. Huang Jiayu menatap rumah besar milik Kakek Han Tian. Dia menarik nafas dalam—ini bukan permintaan kecil.

"Kakek," suaranya rendah, tapi tegas. " Maafkan aku... karena membawa mereka tanpa izinmu."

Kakek Han Tian mengerutkan kening, tapi sebelum dia bicara, Mei Yin sudah melompat. "Kek, mereka sangat membutuhkan pertolongan! Lihat saja—" Tangannya menunjuk seorang ibu yang menggigil menggendong bayi.

Gong Lu Yan, yang baru saja tiba, menyilangkan tangan. "Kita tempatkan mereka di tempat latihan. Jauh dari pemukiman, luas, dan mudah diawasi."

Jiayu mengangguk lega, tapi matanya masih gelisah. "Ada satu hal lagi, Paman Lu Yan"

"Apa?" tanya Lu Yan dengan mengerutkan kening.

" Aku berencana ingin merampok pejabat korup di ibukota, aku membutuhkan bantuanmu dan yang lain," Jiayu mengungkapkan keinginannya yang muncul ketika dalam perjalanan menuju desa Shenzhen.

Udara seketika beku.

Mei Yin tersenyum—bukan senyum manisnya yang biasa, tapi senyum tajam seperti pisau belati. "Mereka sudah mencuri dari rakyat. Sekarang giliran kita mengambilnya kembali."

Lu Yan menggaruk dagu. "Kau punya rencana?"

"Kita beraksi saat Festival Perahu Naga," Jiayu menjawab. Matanya berkilau seperti emas yang diincarnya.

"Semua penjaga pasti akan sibuk. Kita kirim makanan ber-bius, lalu masuk seperti angin."

Jiayu menjelaskan detail rencananya, dan dia memberitahu bahwa hanya boleh memgambil emas, perak dan koin, selain itu tidak perlu mengambilnya, karena sangat beresiko.

Wong Rui bertanya, "Bagaimana dengan barang selain emas dan koin?"

"Tidak boleh diambil!" Jiayu menegaskan. "Perhiasan dan barang seni bisa dilacak. Kita bukan pencuri—kita Pengembali"

🍒🍒🍒

Malam Sebelum aksi, Rumah kosong di ibukota

Lilin-lilin menjilat kegelapan. Jiayu berdiri di depan peta kasar yang digambar di atas meja kayu lapuk.

"Jiang'er," dia memanggil adiknya. Suaranya lembut, tapi ada besi di baliknya. "Jangan pernah buka penutup wajahmu. Jie-jie tidak ingin kau dalam bahaya jika ada yang mengenalimu, Jika kau tertangkap..."

Jiang mengangguk. Wajahnya masih seperti anak kecil, tapi matanya sudah belajar untuk tidak takut akan apapun. "Aku paham, Jie-jie."

Di sudut lain, Mei Yin sedang mengasah belatinya. Bunyi ching-ching itu seperti nyanyian kematian.

"Kita bagi tugas," Lu Yan menggelar daftar nama.

"Rumah Pejabat Su untuk Jiang.

Pejabat Zhu untuk Mei Yin.

Pejabat Liu—"Untukku," Jiayu menyela. Jarinya menunjuk peta.

"Kita bergerak saat pesta mencapai puncak. Makanan ber-bius harus sampai tepat waktu."

Mei Yan mengangguk. "Sudah kusiapkan bubuk dari Kakek Han. Cukup untuk menjatuhkan seekor banteng."

Mei Yin tiba-tiba terkikik. "Bayangkan wajah mereka besok—bangun dengan bau alkohol dan peti harta yang kosong!"

Tawa kecil mengalir, tapi Jiayu tidak ikut tertawa. Matanya menatap lilin yang nyaris habis.

Besok kita tidak hanya mencuri emas,

namun juga mencuri harapan.

Di balik tirai kegelapan, seorang pengintai tak dikenal mengamati rumah kosong itu–dan sepatu boot hitam yang dikenakannya memiliki lambang naga merah, dia tersenyum samar di dalam kegelapan....

.

.

.

🌹 Hai.... hai.... sayangnya mami🤗

Hayo... kira-kira siapa yang sedang mengintai di kegelapan itu?

Apakah seseorang dari pihak istana?

Atau seseorang yang mengenal Huang Jiayu..

ikuti terus kelanjutan ceritanya ya,

JANGAN LUPA KASIH LIKE & KOMEN DI SETIAP BAB, VOTE SERTA HADIAH YAAA

TERIMA KASIH SAYANGKU🥰

1
tinie
tegang tegang jantungku rasa hampir keluar dari sangkarnya 😜😜😜
Avalee
Kangen bgt ya dek 😭 sabar yaaa nanti author pertemukan di waktu yang tepat 😭
Dasyah🤍
sia ini kalau urusan makanan paling depan kali yah penciuman itu loh.
Avalee
Ah modus ini mah, bilang aja pdkt mazt kuuu 🤭🤭
Avalee
Hmm dar der dor ga tuh hati sia ma jiayu 😌😌
Avalee
Kocak siaa, itu jiayu, bangun gak lu, tidurnu terlalu miriing sia wkk
tinie
orang cerdik dibungkus dengan kegilaan ahaha sia sia , semoga kau tetep waras jiayu
CumaHalu
apakah tuan muda yang penasaran di bab sebelumnya 😳
@dadan_kusuma89
Akan ku jawab besok atau lusa😁
@dadan_kusuma89
Ketemu siapa ini Wong Rui, biasanya sudah mendekati bersambung😁
CumaHalu
ya ampun, sekecil itu melihat ibunya terbunuh. 😭 pantas saja Jiayu jadi sangat kuat, ternyata ada trauma seberat itu.
@dadan_kusuma89
Lagi nggak sibuk produksi biskuit ya, tuan Khong guan? Apa sekarang udah ganti produksi peyek?😁
@dadan_kusuma89
Kalau orang utan yang nyasar gimana, Mei?😁
@dadan_kusuma89
Mau masuk hutan tampil modis, kayak mau ke Mall aja, Mei!😁
tinie
oh apakah jendral ming xi di buru oleh kaisar Huang rong , sebab dia memihak kaisar lama
༺🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ: iy kk bner, seluruh keluarganya sdh di bunuh, tp jendral wei ming xi berhasil melarikan diri
total 1 replies
Alyanceyoumee
apa yang di bicarakan ya?
Alyanceyoumee
stelah sekian lama ketemu lagi sama kake Han 😁
Ceyra Heelshire 👻
tapikan ini mainnya nyawa, bisakah seluruh warga ngelindungi Jiang sedangkan mereka semua aja terancam
Ceyra Heelshire 👻
iihh seram dikit” mau dikill
Ceyra Heelshire 👻
mampus dek, lagian mulut kamu licin bet kek belut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!