NovelToon NovelToon
KIN, DENDAM HARUS TERBALASKAN

KIN, DENDAM HARUS TERBALASKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Misteri / Horror Thriller-Horror / Hantu
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Tsaniova

Melati dan Kemuning tak pernah melakukan kesalahan, tapi kenapa mereka yang harus menanggung karma perbuatan dari orang tuanya?

Sampai kapan dan bagaimana cara mereka lepas dari kutukan yang pernah Kin ucapkan?


Assalamualaikum, cerita ini murni karangan author, nama, tempat dan kejadian semua hanya kebetulan semata. Selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsaniova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencoba Bangkit

Melati segera keluar dari dapur, dia mencari-cari adiknya yang ternyata sedang berada di teras, duduk bersama dengan Seno menatap ke arah halaman yang terhiasi oleh tanaman-tanaman hias.

Melihat itu dari belakang, membuat Melati seolah merasakan lagi arti keluarga yang sesungguhnya, di usianya yang masih muda, dia juga mengubur semua impian dan cita-citanya, bukan tak mau berjuang, tapi setiap kali berjuang selalu ada saja kesialan yang menghampiri, seperti Kemuning yang sedang semangat sekolah, dia jatuh dan membuat kakinya infeksi sehingga harus diamputasi.

Begitu pun dengan Melati, dia ingin kuliah tapi harus menikah muda karena ulah Seno, takut hamil lalu pria itu tak bertanggungjawab.

"Mungkin, aku harus sekolah kejar paket, setelah itu aku dan Seno bisa kuliah sama-sama. Tapi, sebelum itu aku harus bisa memutuskan kutukan ini!" batin Melati.

Gadis cantik tinggi semampai itu menyenderkan kepalanya ke pintu, masih memperhatikan suami dan adiknya. "Tapi, caranya bagaimana?" tanya Melati dalam hati.

"Bahkan, arwah penasaran itu sudah si mbok kurung, tapi nggak berhasil bikin kutukan itu berhenti," sambungnya, dia masih bicara dalam hati.

Seperti kejadian beberapa hari lalu, Melati hampir terseruduk oleh angkutan umum. Melati menghela nafas dalam dan saat itu, Seno merasakan kehadirannya, pria kurus itu menoleh.

"Mel, ada apa?" tanya Seno seraya menghampiri sang istri, dia membantunya untuk ikut duduk ke kursi teras.

"Nggak usah repot-repot, aku udah biasa kaya gini," kata Melati.

"Nggak papa, kan sekarang ada aku, aku juga lagi mikir gimana caranya nyari nafkah," jawab Seno seraya sedikit terkekeh, tak pernah menyangka kalau dirinya sekarang sedewasa ini.

Pria begajulan yang dulunya hanya memikirkan main dan senang-senang sekarang harus mencari nafkah.

"Oh, soal itu," jawab Melati, dia sedikit mengangguk, mengerti.

"Kamu bisa bertani? Kebetulan keluarga kami masih punya sisa sawah, ada penggilingan juga, kalau kamu mau, kenapa kita nggak coba hidupkan lagi usaha keluarga aku?" sambung Melati dan itu terdengar masuk akal bagi Seno.

Pria muda itu pun mengangguk, selagi mau belajar dia pasti bisa.

"Tenang, kalau kamu nggak bisa ada si mbok, biar si mbok yang mengajari kamu bertani, aku yang ngurus rumah, jadi kalau kamu pulang ada makanan di rumah," tutur Melati dan Seno mengangguk.

Kemuning yang sedari tadi diam kini ikut bersuara. "Semangat, ya, Mas. Jangan pantang menyerah," ucapnya dan Seno menoleh, dia mengangguk pada adik iparnya.

"Walaupun ujung-ujungnya kamu meninggal, Mas!" sambung Kemuning dalam hati. Gadis itu pun turun dari kursi, pergi ke kamarnya dan ternyata di sana ada si mbok yang sedang merapikan meja belajar.

"Mbok, ngapain? Jangan sentuh buku-buku Muning!" Muning mempercepat langkahnya, dia menyingkirkan tangan si mbok yang sedang merapikan buku.

Melihat reaksi Kemuning yang seperti itu membuat si mbok curiga, curiga kalau Kemuning menyembunyikan sesuatu.

Tapi, perempuan tua itu memiliki cara tersendiri untuk mencari tau tanpa harus memaksa, dia mengalah lalu meminta maaf. "Maaf, Non. Mbok cuma beresin buku aja, kalau non nggak suka, si mbok ngerti, kok. Non Muning bisa rapihkan sendiri ya, bukunya?"

"Mbok jangan asal sentuh buku-buku Muning, kerjain kerjaan yang lain saja," sahut Kemuning tanpa melihat si mbok, dia memeluk buku-bukunya.

Si mbok mengangguk dan mulai merapikan ranjang yang berantakan dengan sesekali melirik pada Kemuning, terlihat kalau gadis kecil itu memisahkan satu buku yang terlihat sangat dia lindungi.

Lalu, pintu terbuka karena Melati masuk untuk mencari si mbok. "Kan, bener. Mbok di sini, ayo Mbok, ada yang mau Melati bicarakan," kata Melati dan si mbok pun mengikutinya dari belakang.

Sekarang, si mbok, Melati dan Seno sudah berkumpul di ruang tengah dengan Melati membuka pembicaraan.

“Mbok, tolong ajari Seno ngurus sawah sama kerja di penggilingan, biar usaha keluarga bisa jalan lagi,” pinta Melati.

Si mbok mengangguk. “Bisa, Non. Wong kerjaan si mbok dari dulu ya itu.”

Seno ikut menimpali, “Aku mau belajar, Mbok. Ajari yang telaten, ya mbok.”

“Bagus, mulai pagi ini bisa langsung ke sawah, ikut Mbok,” ujar Melati.

Seno mengangguk mantap dan sekarang berjalan ke arah sawah. Di perjalanan, si mbok berpesan supaya Seno tak menyakiti Melati. "Non Melati itu sangat baik, mbok harap Mas Seno bisa menjaganya baik-baik, jangan sakitin dia."

"Iya, Mbok." Seno menjawab singkat.

Sekarang, mereka sudah sampai di sawah, Seno tak habis pikir, sawah seluas itu dan semua padi yang siap panen habis membusuk.

"Beginilah keadaan keluarga kami, Mas Seno. Sudah berapa kali kami gagal panen, padahal padi-padi tetangga semua bagus," kata si mbok seraya memperhatikan sawah keluarga Drajat.

"Nggak papa, Mbok, nanti kita usaha lagi, siapa tau bisa panen," jawab Seno, sekarang mereka memutuskan pulang untuk membicarakan rencana selanjutnya, di perjalanan pulang itu, Seno tak sengaja bertemu dengan ayah dan ibunya.

Mereka masih sangat marah sehingga mengabaikan Seno, memalingkan wajahnya tak mau menatap anak yang sudah dicap durhaka itu.

Si mbok hanya bisa diam dan sekarang mereka melanjutkan perjalanan. "Kalau gagal panen terus, di gudang itu dapat stok dari mana, mbok?" tanya Seno.

Si mbok yang berjalan di depan itu menjawab, "Dari orang yang jual padinya ke kami, Mas. Dan semenjak banyak penggilingan baru, mereka lebih memilih ke penggilingan baru itu."

Sementara itu, Ibu Seno menoleh, dia memperhatikan anaknya yang sudah susah payah dia besarkan dan sekarang malah melawannya.

"Sudah, Bu. Biar saja, nanti juga kena batunya dia, ngeyel!" celetuk bapak Seno.

"Tapi, Pak. Kasihan Seno, dia harus mengurus sawah yang gagal panen terus ini, harus menafkahi Melati dan adiknya, ditambah lagi ada si mbok, apa anak kita nggak jadi sapi perah, Pak?" Ibu Seno merintih, sakit, hatinya sangat sakit saat melihat anaknya seperti itu.

Disekolahin, setelah lulus juga akan dikuliahin, tapi memilih hidup belangsak bareng keluarga Melati.

Singkat cerita, Seno dan si mbok sudah sampai di rumah, mereka ke penggilingan yang tidak jauh dari rumahnya, dia membuka usaha itu lagi, berharap ada orang yang mau menggiling padinya di sana.

Si mbok yang melihat Kemuning sedang bermain dengan kucing di halaman itu pun segera pamit pada Seno. "Mbok ke dalam dulu."

Dan Seno masih berada di penggilingan, memperhatikan mesin dan memikirkan bagaimana caranya menghidupkan mesin itu. Ingin bertanya, tapi si mbok sudah jauh.

Ya, si mbok buru-buru, ingin memeriksa buku apa yang disembunyikan oleh Kemuning.

Si mbok membuka laci, tapi tak ada di sana. "Dimana ya bukunya?" tanya pada diri sendiri.

Lalu, si mbok memperhatikan seisi kamar itu. "Mungkin di bawah bantal," gumamnya, dia pun mencarinya ke sana tapi masih tidak menemukan.

Si mbok berpikir keras, kira-kira Kemuning menyembunyikan buku itu dimana, dia takut kalau Kemuning menyembunyikan sesuatu yang tidak-tidak.

Karena tak menemukannya, si mbok pun kembali keluar dan saat menutup pintu dia teringat satu tempat yang belum dia cari yaitu di bawah kasur.

Si mbok kembali, dia membuka kasur itu dan benar saja, si mbok menemukan buku itu. wanita tua itu pun membuka buku tersebut dan mulai membacanya.

Di sana banyak sekali curahan hati Kemuning, dari rasa sedih, bahagia dan sakitnya. Lalu, ada sebuah gambar yang membuat si mbok mengernyitkan keningnya, di sana ada dua gambar gadis satunya pincang dan satunya buntung yang diyakininya sebagai Melati dan Kemuning, lalu ada satu anak lagi berpakaian laki-laki.

"Si mas ngajak aku ketemu ibu, tapi aku nggak tau mau nyari kemana," gumam si mbok saat membaca keterangan gambar itu.

"Atau jangan-jangan ini yang dimaksud Non Muning semalam? Jangan-jangan sosok yang mengikutinya masih ada?" si mbok mulai khawatir, dia buru-buru membawa buku itu untuk Melati.

Apakah Melati akan marah seperti sebelumnya, ataukah dia akan lebih bijak menghadapi Kemuning?

1
Rhina sri
kasian melati yg jadi karma dari bapaknya
Rhina sri
apa yg dilu drajat lakukan sm kinan kena sm melati🥺
Queen Alma: 🤧🤧🤧🤧🤧🤧
total 1 replies
Rhina sri
kesalahan drajat di masa lalu membuat anak anaknya gk tenang di hantui dgn dendam
Queen Alma: Semoga ada cara buat Melati sama Kemuning lepas dari kutukan Kin
total 1 replies
Rhina sri
walau si drajat udah meninggal kinan masih bls dendam tuk meneror anaknya
Queen Alma: Sakit hatinya masih belum reda ka 🥺🥺
total 1 replies
Rhina sri
makin seru ceritanya aku suka
Queen Alma: Terimakasih 😍🥰🥰
total 1 replies
Rhina sri
kin harus balas dendam lagi gk seru dong kalo harus di musnahkan sm dukun😂
Queen Alma: kutukan itu bakal tetep ada walau Kin udah nggak ada, udh jadi karma turun temurun 😩🥺
total 1 replies
Rhina sri
makin seru ceritanya.. buka ajah kalung jimatnya biar kin yg ngejar ngejar si drajat
Rhina sri
astagfiruloh tega banget semua org.. udah saatnya kinan balas dendam
Rhina sri
kasian kinan hamil dari laki laki bejat😭
Queen Alma: 🥺🥺🥺🥺🥺
sedih bgt yaaa
total 1 replies
ㅤㅤ
kasihan karsih, tega baget si drajat..
Queen Alma: bukan manusia emang si Drajat 😌
total 1 replies
ㅤㅤ
kin blum musnah kan, biar bsa balas dendam lgi.. 🤭
Queen Alma: heheee belum ko,
total 1 replies
ㅤㅤ
tadi prasaan hamil muda kok udh mau lahiran thor..
Queen Alma: kayanya dipersingkat deh 🤭✌
total 1 replies
ㅤㅤ
tega banget orang² kampung, kasihan Kin dan emak.ny.. 😢
Queen Alma: 🤧🤧🤧🤧🤧🤧
total 1 replies
ㅤㅤ
jahat banget si Drajat, mana memanfaatkan anak kecil lagi..😒
Queen Alma: jelmaan dia mah bukan manusia 😌😌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!