Raina hanya ingin mengisi waktunya di malam hari dengan membaca novel romantis sebelum tidur. Tapi siapa sangka, novel berjudul “Pengantin Bayangan Sang Antagonis” itu akan menjadi akhir dari hidup lamanya. Sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya—dan saat ia membuka mata, ia bukan lagi Raina. Ia kini menjadi Ayla, karakter figuran yang hanya muncul di dua bab novel… sebagai istri sang antagonis pria yang hendak menceraikannya.
Namun yang lebih mengejutkan bukan hanya reinkarnasinya, melainkan sistem misterius bernama “Sistem Gosip” yang kini bersarang di benaknya. Sistem ini memberinya informasi rahasia paling update, tentang siapa pun di dalam dunia ini. Skandal, rahasia kelam, kebohongan, semuanya tersedia.
Sayangnya, ada satu efek samping yang tidak disebutkan: setiap bisikan hatinya bisa didengar oleh suaminya sendiri—Kael Arvane, pria dingin dan penuh ambisi yang menjadi antagonis utama dalam novel itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka yang Belum Sembuh
Malam itu sunyi. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar, berdenting lembut di kamar tidur utama yang kini terasa lebih seperti tempat peristirahatan sejati daripada ruang hampa dua insan asing.
Aku belum tidur. Mata menatap ke langit-langit, sementara Kael sudah tertidur di sisi kiri ranjang, wajahnya tenang. Tapi aku tahu, tenang bukan berarti damai. Ada luka-luka di dalam dirinya yang belum sempat sembuh. Sama seperti, ku.
Kalau saja aku bisa menyentuh hati mu seperti kau menyentuh pikiran ku, Kael…
“Sudah kau lakukan,” bisiknya pelan, matanya masih tertutup. “Sedikit demi sedikit.”
Aku mendesah pelan. “Kau harus berhenti mendengarkan isi kepala, ku.”
“Dan kau harus berhenti menganggap itu rahasia.”
---
Pagi harinya…
Sarapan pagi itu tak terlalu formal. Hanya roti panggang dan kopi hitam. Aku duduk di seberang Kael, memperhatikan cara dia membaca koran seperti seorang direktur sungguhan — tenang, penuh perhitungan, dan sesekali mengernyit saat membaca berita ekonomi.
“Hari ini aku akan mengunjungi proyek resort baru di Seruna,” katanya tanpa menoleh.
“Sendiri?”
“Awalnya iya. Tapi ku pikir… kau bisa ikut.”
Aku hampir tersedak kopi. “Hah?”
Kael menurunkan korannya. “Kita perlu di lihat publik. Setelah konferensi pers kemarin, opini mulai berubah. Tapi Leona belum menyerah. Dia mulai menyebarkan rumor bahwa semua ini hanya rekayasa demi saham Arvane yang naik.”
Aku mengangguk perlahan. “Dan jika aku ikut, maka gosip akan berbalik. Menjadi kisah cinta yang bangkit dari kehancuran.”
Kael tersenyum kecil. “Kau mulai memahami permainannya.”
Atau mungkin aku memang dulu pembaca novel licik… sekarang hidup di dalamnya.
Kael tertawa. “Kalau hidup ini novel, aku ingin tahu siapa penulisnya.”
“Semoga bukan Leona.”
---
Perjalanan ke Seruna Resort.
Perjalanan menuju Seruna memakan waktu dua jam dengan mobil. Di dalam, hanya ada kami berdua, sopir, dan udara canggung yang perlahan meleleh saat Kael menyetel lagu-lagu lama yang entah kenapa… romantis.
“Ini bukan playlist biasa,” aku menyipitkan mata.
“Playlist saat aku masih… percaya cinta.”
“Jadi sekarang tidak?”
“Belum yakin. Tapi kau membuatnya terasa mungkin lagi.”
Kata-kata mu selalu berbahaya, Kael. Tapi kenapa jantung ku malah menari?
“Terlalu jujur?” tanyanya.
Aku hanya tersenyum dan menatap ke luar jendela.
---
Sesampainya di lokasi…
Seruna Resort sedang dalam tahap pembangunan akhir. Pemandangan laut, angin sejuk, dan suasana yang jauh dari keramaian kota membuat tempat itu sempurna. Beberapa staf dan media sudah menunggu untuk sesi pemotretan dan konferensi mini.
Kami turun dari mobil, dan Kael — entah kenapa — langsung menggenggam tangan, ku.
“Wartawan,” bisiknya. “Mainkan peran mu, Nyonya Arvane.”
Aku mengangguk dan tersenyum. Tapi bagian dadaku berdebar keras.
Kael… genggaman mu terasa nyata. Apakah hati mu juga ikut menggenggam, ku?
Ia menoleh cepat. “Ya.”
---
Sesi foto berlangsung mulus. Kael bicara soal investasi, pengembangan pariwisata, dan sedikit tentang bagaimana Seruna Resort akan jadi ikon baru. Lalu, saat pewarta meminta “foto mesra”, Kael tanpa ragu memelukku dari samping dan mencium pelipis, ku.
Woi. Ini seriusan? Kael?!
“Tenang, itu hanya… bagian dari peran,” bisiknya, namun suaranya terdengar sedikit tegang.
Aku berusaha tidak terlihat panik. Tapi wajah ku mendadak panas, dan pipi ku terasa terbakar.
Bagian dari peran? Tapi kenapa hati ku mencatatnya sebagai momen nyata?
Kael tidak membalas. Tapi genggamannya semakin erat.
---
Setelah acara…
Kami duduk di balkon kamar resort, menatap laut. Senja mulai merayap, warna jingga membakar langit, menciptakan suasana yang terlalu indah untuk dilupakan.
“Kael,” bisik, ku.
“Hm?”
“Kenapa kau tetap menikahi ku dulu… meski kita sama-sama tahu itu bukan karena cinta?”
Ia terdiam lama. Lalu menjawab, “Karena aku pikir cinta bisa tumbuh. Tapi aku salah. Cinta butuh dua orang yang mau menyiramnya. Sedangkan kau… dulu tak pernah mau mendekat.”
Karena aku yang dulu adalah Ayla yang takut. Ayla yang bukan aku. Ayla yang kau anggap dingin.
Aku menyandarkan kepala ke bahunya. “Tapi Ayla yang sekarang… mau menyiramnya.”
Kael memutar kepala, menatapku lama. “Kau serius?”
Aku mengangguk. “Bahkan jika itu menyakitkan.”
Ia menatap laut kembali. “Kalau begitu, mari kita mulai dari sini. Dari luka-luka kita. Biar semuanya perlahan sembuh.”
---
Notifikasi Sistem Gosip:
[Update Terkini: Leona geram. Ia mendekati jurnalis gosip untuk menjatuhkan reputasi Ayla dengan berita lama. Reputasi Ayla meningkat 23%. Hubungan Kael-Ayla: 65% keintiman. Hati-hati, lawan semakin agresif.]
Aku menutup notifikasi itu sambil menarik napas dalam-dalam.
Kalau ini perang, aku tak akan mundur. Untuk diri ku… dan untuk Kael.
![I’m a Professional at Seducing Rivals In Love [Quick Travel]](https://cn-e-pic-aliyun.mangatoon.mobi/internet-search/19e7b31b59c6dcf3ed094839f982ca6b.webp)
