NovelToon NovelToon
Dendam Untuk Aurora

Dendam Untuk Aurora

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Romansa
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora Mecca

Aurora menjalani hukuman selama 5 tahun di balik jeruji besi. Bahkan setelah keluar dari penjara, Devandra Casarius tetap menyiksa Aurora , tanpa ampun. Apakah Devandra Casarius akan berhenti belas dendam ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora Mecca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENERIMA KENYATAAN

Clarisa menampar pipinya sendiri.

Devandra terlihat kaget, lalu memegang tangan Clarisa yang melayang seakan mau menampar pipinya lagi.

"Are you okey Sa,,,,,, " Tanya Devandra menyesalkan perbuatan Clarisa.

Clarisa memalingkan wajah, pipinya terasa panas dan merah.

Bibir Clarisa melengkung kebawah , air matanya tumpah lalu dia mengusapnya.

Devandra terlihat ragu ragu namun akhirnya Devandra memeluk Clarisa pelan. Hati Clarisa perlahan mulai hangat dan membalas pelukan Devandra.

"Kamu adalah sahabat terbaikku, aku akan berusaha membuka hatiku kembali namun aku gak janji," ucap Devandra.

Mendengar hal tersebut mata Clarisa berbinar, seakan memberi pertanda bahwa masih ada kesempatan.

"Oke kita pacaran dulu" Tantang Clarisa.

Devandra memejamkan mata lalu menyetujuinya.

"Yeeeeee kita pacaran" Ucap Clarisa girang.

***

Kini Alvero telah berusia 3 tahun itu artinya mau tidak mau Alvero harus pisah dengan Aurora.

Aurora mencoba berbagai cara agar Alvero bisa tinggal bersamanya sampai dia bebas, namun hasilnya nihil.

Permintaannya sama sekali tidak dikabulkan.

Selama melahirkan sampai Alvero berusia 3 tahun, tak sekalipun William menghubungi atau bertanya kabar tentang Alvero.

Sampai akhirnya Aurora memutuskan untuk melupakan William.

Aurora memandang wajah Alvero saat tertidur.

"Kamu sudah besar nak,,, maafkan ibu jika Ibu bukan ibu yang baik, saat ibu bebas nanti ibu akan segera jemput kamu dan kita bisa tinggal bersama lagi", Gumam Aurora sambil membelai rambut Alvero.

Aurora memeluk erat tubuh Alvero, ini adalah malam terakhir baginya karena besok Alvero sudah tinggal di Panti Asuhan.

***

Waktu pagi telah tiba.

Aurora melepas kepergian Alvero dengan berat hati.

"Ibu,,, Ibu" Ucap Alvero sambil memeluk Aurora.

Dada Aurora terasa sesak melihat Alvero pergi dalam gendongan Tutik sipir senior di tahanan tersebut.

Aurora berlari mengejar Alvero

"Berhenti sebentar bu tutik" Pinta Aurora.

Tutik berhenti lalu menengok kearah Aurora.

"Saya mohon bu, tolong sampaikan ke pihak Panti asuhan untuk menjaga Alvero dengan baik dan penuh kasih sayang, dan saya janji selepas keluar nanti saya akan segera menjemput Alvero," ucap Aurora dengan suara serak.

Tutik mengangguk dan tersenyum lalu pergi.

Aurora nampak terpukul dan merasa kehilangan semangat untuk meneruskan hidup.

Namun dia teringat jika sudah keluar nanti dia akan segera menjemput Alvero.

***

Setelah bertahun tahun John mencoba mencari tahu siapa ayah dari anak Aurora namun sama sekali tidak ada hasil.

Karena selama dalam penjara John tak mendapati satu orang pun yang menjenguk Aurora.

Hal itu membuat John yakin bahwa Laki laki itu adalah orang yang bisa di bilang orang berada.

Walaupun demikian John selalu memantau keadaan Aurora termasuk anak dari Aurora.

Saat John akan pergi makan siang, dari kejauhan terlihat Clarisa bergelut manja dengan Devandra. John nampak tersenyum dan bersyukur karena Devandra sudah bisa membuka hati untuk Clarisa.

Dalam hati John yang paling dalam ada perasaan kasihan terhadap Aurora karena sikap Devandra yang kadang nampak berlebihan.

"Mudah mudahan Pak Devan bisa melupakan masa lalunya yang buruk, karena dia sudah mempertanggung jawabkan kesalahannya" Gumam John lirih.

Satu bulan kepergian Alvero badan Aurora nampak kurus.

Aurora nampak menahan rindu atas kepergian Alvero.

"Ra,,,,kalau kamu seperti ini terus bagaimana kamu nanti akan jemput Alvero?" Tanya Ratmi mencoba menyadarkan Aurora yang sedang duduk dipojok sel sambil menelungkupkan kepala.

"Ayo semangat,,,satu tahun lagi kan kamu bebas?" Tanya Ratmi sambil mengusap kepala Aurora.

Aurora mengangguk dan memeluk Ratmi.

***

Tak terasa waktu berjalan dan kini saatnya Aurora bebas dari hukumannya.

Aurora pamit dengan teman satu selnya termasuk Ratmi, karena Ratmi akan bebas satu setengah tahun lagi.

Aurora keluar dengan perasaan lega dan bahagia.

Dia meraup udara sebanyak mungkin, udara yang selama lima tahun ini ia rindukan.

Hal pertama yang dia lakukan adalah menyalakan ponsel dan pulang kerumah untuk menemui Hamida.

Saat dia berjalan dia tersenyum merasakan hangat sinar matahari yang kehangatannya selalu ia rindukan.

Tanpa dia sangka ada mobil berwarna hitam melaju kencang berhenti tepat didepannya.

Aurora teriak sekencang kencangnya dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya sampai sampai tas yang dibawa pun terjatuh.

Setelah beberapa detik, dia membuka tangannya namun si pemilik mobil justru berputar arah melaju dengan kencang.

"Apa orang tadi sengaja ingin membunuhku," ucap Aurora sambil mengambil tas yang terjatuh tadi.

Dengan buru buru Aurora pergi menuju rumahnya.

"Harusnya aku tadi menabraknya sampai dia mati," ucap Devandra di dalam mobil sambil memukul mukul stir mobilnya.

"Tapi jika dia mati, penderitaannya akan segera berakhir dan aku tidak rela itu," imbuh Devandra nampak berfikir.

Sesampainya didepan rumah, Aurora melihat Hamida yang membungkuk menyapu halaman rumahnya dengan nafas yang terengah engah.

"Nenekkkkkk" Panggil Aurora sambil memeluk Hamida.

Sementara Hamida merasa ini seperti mimpi lalu berusaha melepas pelukan Aurora.

"Ini beneran kamu Ra?" Tanya Hamida sambil membelai wajah Aurora.

"Apa William merawat nenek dengan baik," Tanya Aurora penasaran.

Hamida menggeleng, bibirnya melengkung kebawah kemudian tangisnya tak terbendung.

"Selama kamu pergi dia cuma kesini dua kali nak" ucap Hamida memeluk Aurora.

Degggggg

Jantung Aurora terasa terhenti, Bola mata Aurora membulat dan lulutnya serasa lemas hingga membuat tubuh Aurora ambruk sampai dia tersungkur ditanah.

Aurora berteriak sekencang kencangnya membuat Hamida kaget dan heran.

"Ada apa Ra" Tanya Hamida kaget

1
Yuki Nagato
Makin ketagihan.
Hebe
Ceritanya keren banget, semangat terus thorr!
Bea Rdz
Gak bisa tidur sampai selesai baca ini cerita, tapi gak rugi sama sekali.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!