NovelToon NovelToon
Istri Matre Sewaan Noah

Istri Matre Sewaan Noah

Status: tamat
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa / Tamat
Popularitas:26.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chika Ssi

Noah Wisesa, pewaris konglomerat properti, terjebak dalam perjodohan demi bisnis keluarga. Saat dari rumah usai bertengkar dengan sang ibu, dia justru menabrak Ivy Liora—mantan rekan kerja yang kini berubah menjadi perempuan penuh tuntutan dan ancaman. Untuk menyelamatkan reputasi, Noah menawarkan pernikahan kontrak selama satu tahun.


Ivy menerima, asal bayarannya sepadan. Rumah tangga pura-pura mereka pun dimulai: penuh sandiwara, pertengkaran, dan batasan. Namun perlahan, di balik segala kepalsuan, tumbuh perasaan yang tak bisa dibendung. Ketika cinta mulai mengetuk, masa lalu datang membawa badai yang menguji: apakah mereka masih bertahan saat kontrak berubah jadi rasa yang tak bisa dituliskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika Ssi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Persiapan Nikah

Noah melangkah maju, berdiri sejajar dengan Ivy. Rahangnya mengeras, sorot mata menusuk seperti baja yang siap melindungi. Suara Noah tegas, bulat, membuat ruangan seakan bergetar.

“Cukup, Ma. Ivy adalah istriku. Tidak ada orang lain yang lebih pantas di sampingku kecuali dia.”

Keheningan langsung jatuh, menelan semua bisik-bisik tamu undangan. Gendis membelalak, wajahnya memucat seperti kehilangan pijakan. Mentari masih tersenyum, tetapi senyum itu getir, seolah selubung topengnya retak.

“Oh? Masih bisa berubah?” ujarnya, lengan terlipat dengan tatapan meremehkan. “Hati lelaki mudah goyah.”

Noah tidak bergeming. Pandangannya lurus, suaranya dingin tapi tajam. “Lelaki yang Mama maksud, bukan aku.”

Ivy menarik napas panjang, menunduk sejenak. Ujung jemarinya bergetar sebelum dia melangkah maju, wajahnya tenang, senyum tipis terukir dengan elegan, tetapi jelas penuh luka yang ditahan. Dia menatap Mentari langsung, tidak lagi sebagai menantu yang takut, melainkan perempuan yang berdiri atas dirinya sendiri.

“Terima kasih atas perhatiannya, Ma,” ucapnya lembut, tetapi tajam.

“Tapi saya tidak datang untuk berdebat. Kami hanya ingin memastikan Gendis sampai dengan selamat. Selamat sore.”

Dia menggenggam tangan Noah, erat, seolah menyerap kekuatan dari genggaman itu. Mereka berjalan pergi, punggung mereka tegak. Gendis hanya bisa memandangi dengan dada panas, sementara Mentari mengepalkan jemarinya di sisi tubuh, keruh dan penuh bara amarah yang berusaha dia sembunyikan di balik senyum kaku.

Di perjalanan pulang, mobil melaju sunyi. Ivy menatap keluar jendela, cahaya lampu jalan berkelebat, tetapi pikirannya penuh riak. Jari-jari Noah hangat di genggamannya, tetapi dadanya tetap sesak.

“Apa kamu marah sama aku karena melawan ibumu?” tanyanya lirih, nyaris seperti bisikan.

Noah menggeleng, mata tetap fokus ke jalan, meski rahangnya menegang. “Aku marah, tapi bukan sama kamu, Vy. Aku muak dengan mereka yang selalu ingin menjatuhkanmu.”

Ivy melirik sekilas, melihat kilatan getir di mata suaminya. Senyum tipis mengembang, meski matanya berkaca. “Biarkan saja. Yang penting kamu tahu siapa yang benar. Itu sudah cukup buatku, No.”

Noah akhirnya menoleh sekilas, sudut bibirnya melunak. Dia mengangkat tangan Ivy, mengecup punggungnya lama-lama. Ivy menutup mata sesaat, menikmati rasa aman yang jarang dia dapatkan.

Keheningan berubah hangat. Musik romantis dari radio mengalun pelan. Sesekali Noah mengetuk setir mengikuti irama, sementara Ivy mulai ikut tersenyum. Beberapa menit kemudian, mobil berhenti di depan butik pengantin mewah.

Ivy mengernyit. “No, ngapain berhenti di sini?”

Noah tersenyum kecil, matanya berkilat. “Fitting baju. Kamu lupa?”

“Sekarang?” Ivy membulatkan mata, alisnya saling bertaut.

Noah terkekeh, matanya melirik nakal. “Iya. Sekalian biar kamu lupa kejadian tadi.”

Ivy mengembuskan napas, tetapi senyumnya akhirnya pecah. “Noah ….”

Noah turun lebih dulu, membuka pintu untuk Ivy, lalu mengulurkan tangannya. Ivy menatap jemari itu sejenak sebelum menggenggamnya, ada rasa lega yang menelusup di dadanya.

Mereka masuk butik, cahaya lampu kristal memantulkan kilaunya ke gaun-gaun putih yang tergantung rapi. Desainer menyambut dengan ramah, segera membawa Ivy ke ruang ganti. Noah menunggu sambil membolak-balik katalog, meski matanya tak benar-benar fokus.

“Noah ….” suara lembut Ivy memanggil.

Noah menoleh dan terhenti. Dunia seakan berhenti bersuara. Ivy keluar dengan gaun pengantin putih klasik, jatuh sempurna mengikuti lekuk tubuhnya.

Rambut Ivy disanggul rapi, selendang renda tipis melingkupi bahunya. Cahaya lampu menggenggamnya seperti malaikat yang turun dari negeri dongeng.

Noah terpaku. Mulutnya terbuka sedikit, lalu buru-buru dia tutup dengan telapak tangan. Jantungnya berdegup cepat, keringat dingin membasahi tengkuk. Perlahan, dia melangkah mendekat.

“Kamu … cantik sekali, Vy,” bisik Noah dengan suara bergetar.

Pipi Ivy merona. “Jangan berlebihan,” ujarnya pelan, meski matanya menunduk menahan debar.

Noah membelai pipi Ivy, jemarinya lembut menyusuri garis wajah yang dia hafal. Dia condong, napasnya menyentuh wajah Ivy yang hangat. Bibir mereka hampir bersentuhan, sampai Ivy menempelkan tangannya di dada Noah untuk menahan.

“Noah, kita di tempat umum ….” Suara Ivy berbisik dan senyumnya malu-malu.

Noah menarik napas, menahan kecewa. Ivy terkekeh pelan melihat ekspresinya yang seperti anak kecil dilarang jajan. “Sabar, ya. Sebentar lagi kita punya malam milik kita.”

Noah menunduk, pipinya mengembang karena menahan tawa getir. “Kamu benar-benar penyiksa.”

Mereka tertawa bersama, suara yang mencairkan udara tegang tadi. Ivy kembali ke ruang ganti, meninggalkan Noah yang masih berdiri dengan detak jantung belum reda.

Beberapa menit kemudian, mereka keluar butik sambil tertawa kecil. Langit malam berhias bintang, angin lembut menyapu wajah mereka.

Di perjalanan, Noah melirik. “Kamu yakin nggak keberatan semua ini terjadi?”

Ivy menoleh, matanya tenang. “Selama kamu bersamaku, aku nggak takut apa pun.”

Noah menarik tangannya lagi, mengecup punggungnya. Hatinya bergetar hebat. Dia tak pernah menyangka jatuh cinta bisa serumit dan semurni ini pada Ivy, perempuan yang dulu dia kira hanya mengejar uang.

“Aku tidak akan melepaskanmu, Ivy.” Kata itu keluar nyaris seperti sumpah.

---

Sementara itu, jauh dari kehangatan itu, Mentari duduk di ruang kerjanya. Di tangannya, sebuah berkas terbuka, menyingkap identitas yang mengejutkan.

“Tunggu … ternyata dia anak dari ….” gumam Mentari dengan mata menyipit.

Senyuman penuh arti merayap di wajahnya. Jemarinya mengepal di atas meja, tatapan matanya berkilat penuh ambisi.

“Asisten!” panggilnya lantang.

Seorang perempuan berusia empat puluhan masuk, pakaian rapi menambah wibawa. “Ya, Nyonya?”

“Aku akan mengadakan jamuan makan malam besok lusa. Sebarkan undangan. Pastikan juga Ivy dan Noah hadir.”

“Baik, Nyonya.” Asisten itu membungkuk lalu keluar.

Mentari tertawa kecil, bahunya bergetar. Senyum liciknya makin mengeras. “Mari kita lihat, Ivy … kali ini, apakah kamu bisa menghindar?”

---

Dua hari kemudian, aula besar rumah Mentari berkilau oleh cahaya lampu gantung kristal. Lantai marmer mengilap memantulkan gaun-gaun mahal tamu undangan. Meja panjang tertata anggun dengan taplak satin putih dan rangkaian lily segar.

Pejabat, pengusaha, sosialita kota, semua hadir. Gelas kristal berdenting, percakapan lirih berbaur dengan musik orkestra lembut.

Mentari duduk di kursi utama, gaun gelapnya berkilau. Di sisi kanannya, Gendis dengan gaun merah menyala tersenyum angkuh. Namun, tatapan mereka sesekali melirik ke pintu besar aula.

“Tante, tenang saja,” bisik Gendis dengan senyum mengejek. “Dia pasti datang. Ivy nggak akan melewatkan kesempatan ini.”

Mentari menyesap wine perlahan, menahan senyum diplomatis. “Dia akan datang. Dan dia tidak tahu … malam ini panggungku. Dia hanya pion kecil yang siap kugulingkan.”

1
Teh Yen
sudah d pastikan c Ivy pasti setuju Noah kalau soal duit mah gercep dia mah hahaa ,, tp knp harus smaa c Ivy yah 🤭
Teh Yen
dasar yah c Ivy mata duitan melakukan segala cara sampe nipu orang segala hadeeuh
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
makasih kak🙏🙏💪💪👍👍
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
bagus👍👍❤️❤️💪💪😘😘
Bisa Pesan Cover di Saya: Makasih banyaaakkk ulasannya Kakk. Sehat-sehat yaaa. Jangan lupa baca Novel baruku yakk.
total 1 replies
Tutuk Isnawati
bagus
Bisa Pesan Cover di Saya: Ada buku baru kakkk. Yukkk ikut baca lagi 🤗🤗🤗
total 2 replies
Yeni Wahyu Widiasih
andaikan ada donor rahim
Bisa Pesan Cover di Saya: Eh, btw adaaaa kakkk. Aku langsung kepikiran googling. Cuma teknologinya di Indonesia nggak memungkinkan/Sob//Sob//Sob/
total 2 replies
Tutuk Isnawati
kasihan kamu violet sudah ibu sakit keras jual perawan mlh d tipu mucikari hilang prawan ga dpt sepeserpun hamil pula.lgkap sudah deritamu/Whimper/
Bisa Pesan Cover di Saya: Kasihan banget emang si Violet ini/Sob/
total 1 replies
Tutuk Isnawati
berarti ivy dah ga bisa punya anak lagi ya thor?
Bisa Pesan Cover di Saya: Iyaaa Kakkkk /Sob//Sob//Sob/

Nggak tega sebenarnya. Tapi gimana /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Dini Anggraini
Bunda author kecelakaan ivy nie kayaknya di sengaja ya apa memang mentari yang merencanakan semuanya. Saat ivy lagi sibuk berkendara kan hpnya bunyi beberapa kali sampai hpnya jatuh dan saat ivy mengambil hp langsung dia di tabrak dari belakang sama sebuah truck? Hanya menerka saja bunda bila salah maafkan saya bunda... 🥰🥰🥰🥰🥰🙏🙏
Dini Anggraini: ya terima kasih infonya bunda
total 2 replies
Lilik24
ini pasti Ivy lagi hamil makanya moodnya berubah2
Bisa Pesan Cover di Saya: Gasss lihat bab selanjutnya kakkkk
total 1 replies
Tutuk Isnawati
mentari ga da kapok2ny dah d tggalin gendhis jg
Bisa Pesan Cover di Saya: Buta harta, otaknya gak dipake lagi/Sob/
total 1 replies
Tutuk Isnawati
kasihan sih sebenarnya si gendhis ini
Bisa Pesan Cover di Saya: Dia juga korban /Sob/
total 1 replies
Lovita BM
aiihh noah disini luwelet banget deh 👎🏼😜
Tutuk Isnawati
ayo noah gercep singkirin kuman2
Bisa Pesan Cover di Saya: Pelan2 kakkkk. /Grin//Grin//Grin/
total 1 replies
Tutuk Isnawati
hadeh pake nemuin surat perjanjian segala si gendis
Bisa Pesan Cover di Saya: Biar makin seru kak 😭
total 1 replies
Tutuk Isnawati
moga ivy kuat bisa ngadepin kelicikan mentari
Bisa Pesan Cover di Saya: Kuatt kok. Ivy kuat banget
total 1 replies
Dini Anggraini
Gendis2 ngapain kamu maju terus pantang mundur untuk dapatkan Noah padahal ada Hiro yang juga kaya raya pengusaha yang tertarik sama kamu. Suatu saat nanti kamu juga merasakan apa yang di rasakan ivy pelakor mencoba merebut suamimu. 🥰🥰🥰🥰
Dini Anggraini: Ya bunda dari caranya pandang Gendis dan tiba2 mau gendong Gendis di depan umum kan sudah kelihatan sekali Hiro sekali pandang Gendis sudah suka bunda author. 👍🥰🥰🥰🥰
total 2 replies
Tutuk Isnawati
kasian kamu vy ngadepin siluman gendhis yg licik hrus hati2
Bisa Pesan Cover di Saya: Siluman gak tuh 😭
total 1 replies
Yeni Wahyu Widiasih
cuma ibu tiri kan?
Bisa Pesan Cover di Saya: Hiyakkk Kakk, ibu tiri itu si mentari
total 1 replies
Tutuk Isnawati
dasar ibu mentari ga da akhlak
Bisa Pesan Cover di Saya: Alhlaknya dah tergadai kakkk 😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!