NovelToon NovelToon
This My Love

This My Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / CEO / Keluarga
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Indahahaha

Serena Valerie Adiwijaya merupakan gadis dewasa yang sederhana. Serena bekerja ditengah kota untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dia juga harus membiayai kuliah adiknya.

Suatu hari takdir mempertemukan dia dengan seorang pria tampan yang terkenal sebagai CEO muda yang bernama Arkana Raditya Permana.

Status sosial yang sangat jauh berbeda, serta latar belakang keluarganya yang rumit membuat Serena harus memendam perasaannya. Namun apa jadinya jika Arkan juga mencintai Serena? Apakah mereka akan bisa bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indahahaha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Memberi Tahu Mereka

Sore harinya hanya ada Arkan yang menemaninya, mereka sekarang sedang mengobrol ringan.

"Sayang itu handphonemu, sedari tadi terus bergetar" ucap Arkan sambil melihat ke arah handphone yang ada di meja samping ranjang.

Mendengar itu Serena akan mengambil handphonenya, namun Arkan tidak memperbolehkannya untuk menggenggam handphonenya itu karena keadaan Serena masih belum begitu pulih jadi dia takut Serena akan banyak bergerak dan memperlambat proses kesembuhannya.

"Biar aku saja yang mengangkatnya" ucap Arkan sambil mengambil handphone Serena dan melihat siapa yang menelponnya.

"Siapa kak?" Tanya Serena

"Citra" Lalu arkanpun mengangkat telepon dari citra.

"Serena kau kemana lagi kali ini? Mengapa tidak masuk kerja?" Tanya citra diseberang sana.

"Maaf Serena sedang butuh istirahat penuh" Jawaban Arkan membuat citra yang di seberang sana kebingungan, apa lagi yang mengangkat teleponnya bukan Serena melainkan suara pria.

"Apa maksudmu? Hei kau pencuri ya? Kembalikan ponsel temanku" ucap citra dengan keras sehingga Arkan menjauhkan handphone itu dari telinganya.

"Ckk! Kau ini berisik sekali"

"Keterlaluan, kau mencuri tapi malah mengataiku berisik" ucap citra lagi yang kini sudah marah mendengar ucapan Arkan tadi, dia tidak mengenali suara Arkan karena dia memang jarang sekali bertemu dengan Arkan jadi dia tidak hafal dengan suara Arkan.

"Ini aku, Arkan"

"Kak Arkan? Aduh maafkan aku kak, aku tidak bisa mengenali suaramu tadi" citra kali ini mengatakannya dengan sedikit rasa bersalah karena sudah menuduh dan berteriak pada arkan tadi.

"Iya"

"Lalu dimana Serena? Kenapa kakak yang mengangkatnya?" Tanya citra.

"Serena masih harus beristirahat agar cepat pulih kembali"

"Loh memangnya kenapa dengan Serena?" Tanya citra bingung, rasa hawatir mulai merayap pada dirinya.

"Dia terluka dan sekarang ada di rumah sakit"

"APA? Bagaimana bisa? Dia sering kali terluka dan masuk rumah sakit" ucapan citra membuat Arkan mengingat dulu saat dia menabrak Serena yang berakhir gadis itu harus dirawat selama beberapa hari di rumah sakit.

Tidak mendapat sahutan dari seberangnya, citra mulai sadar dengan apa yang dia katakan tadi, "ah maaf kak, maksudku bukan begitu" ucap citra lagi

"Iya, tidak apa-apa" ucap Arkan mengerti

"Tolong kirimkan alamat rumah sakitnya kak, aku ingin datang kesana setelah selesai bekerja" ucap citra, lalu sambungan itupun terputus, dan Arkan mengirimkan alamat rumah sakit yang diminta oleh citra.

____________________

Sekitar pukul 7 malam, citra datang dengan membawa keranjang buah di tangannya.

"Serena bagaimana ini bisa terjadi padamu? Kau terluka parah?" Tanya citra dengan menggebu-gebu karena melihat sahabatnya terbaring di ranjang rumah sakit lagi.

"I'm okay citra, aku hanya perlu memulihkan luka ini" ucap Serena dengan tersenyum agar menenangkan sahabatnya itu yang sedang panik.

"Ceritakan padaku sekarang" ucap citra sambil duduk di kursi yang ada di samping ranjang Serena. Sedangkan Arkan dia duduk di sofa sambil memeriksa pekerjaannya.

Serenapun menceritakan semua detail kejadian malam itu. Citra yang mendengar itu sangat terkejut dengan keberanian Serena.

"Untungnya luka tusukannya tidak begitu dalam" ucap citra dan Serena mengangguk.

"Tapi dibalik kecelakaan ini ternyata ada hikmahnya juga" ucap citra lagi saat mengingat dimana Gina yang sudah menerima dan berubah baik kembali pada Serena

"Lalu bagaimana dengan keluargamu? Kau tidak akan memberitahukannya lagi?" Tanya citra pada Serena.

"Aku tidak tau, aku takut mamah akan hawatir mendengar kabarku sekarang"

"Aku paham dengan perasaanmu, tapi tidak seharusnya kamu merahasiakan apapun dari keluargamu termasuk kau yang sedang sakit ini Serena" ucap citra sambil memegang tangan Serena.

Serena berpikir sejenak mengenai hal itu, perkataan citra ada benarnya juga. Akhirnya diapun memutuskan untuk memberi tahu keluarganya, apa lagi lukanya ini akan butuh waktu yang lama untuk sembuh, dan dia sendirian disini, tidak mungkin dia akan merepotkan citra terus karena dia yakin citra akan merawatnya, disisi lain citra juga harus bekerja.

Serena mengangguk untuk menjawab perkataan citra tadi, "aku akan memberitahu keluargaku".

Serena meminta handphonenya pada Arkan yang sedang duduk dan fokus dengan pekerjaannya.

"Kak, dimana handphoneku?" Tanya Serena pada arkan.

"Untuk apa sayang?" Tanya Arkan dengan lembut, dia mendekati Serena dengan membawa handphone milik Serena.

Serena lagi-lagi merasa malu dengan sebutan itu, dia masih belum terbiasa karena ini kali pertamanya dia menjalin hubungan dengan seorang laki-laki.

Sedangkan citra mendengar itu langsung senyum-senyum sendiri, apa lagi melihat Serena yang malu-malu saat Arkan memanggilnya dengan sebutan sayang. Sepertinya sahabatnya sudah menemukan orang yang tepat, dia seperti begitu sangat dicintai oleh Arkan. Citra lega melihat lah itu, apa lagi sekarang Gina sudah merestui hubungan mereka.

"Aku ingin menghubungi mamah dan memberitahukan keadaanku sekarang padanya" jawab Serena.

"Baiklah sayang, ambilah ini" Arkan menyerahkan handphone milik Serena, dan Serena menerimanya.

Dia segera mencari kontak mamahnya dan melakukan panggilan terhadap mamahnya.

"Halo sayang" ucap Sinta di seberang sana.

"Iya mah" jawab Serena.

"Bagaimana harimu? Kau sudah pulang bekerja?" Tanya Sinta. Serena memang sering menghubunginya jika dia ada waktu senggang atau setelah pulang dari bekerja, jadi itu hal yang biasa jika Serena menghubunginya sekarang.

"Emm, mah" panggil Serena tanpa menjawab pertanyaan Sinta tadi.

"Iya sayang?" Sinta mendengarkan dengan seksama apa yang akan dikatakan Serena, sepertinya anaknya ini akan mengatakan hal yang penting padanya.

Serena ragu akan memberitahu ibunya, dia menatap ke arah citra yang ada di samping ranjangnya, citrapun menganggukkan kepala tanda dia memberikan dukungan untuk Serena memberitahu keadaannya pada sang mamah.

Serena memang selalu berpikir bahwa dia harus menjadi wanita yang mandiri dan tidak akan memberitahukan apapun yang terjadi pada keluarganya karena dia juga takut keluarganya akan terbebani jika dia menceritakan hal apapun itu, selama ini dia hanya memendamnya sendirian, termasuk dengan rasa kecewa dan sakit hatinya dia pada papahnya. Dia memendam rasa benci itu, dan hal itu pula yang membuatnya tidak ingin menjalin kasih dengan pria manapun, dia berpikir bahwa semua lelaki sama seperti papahnya. Tapi Arkan datang dalam hidupnya dan membuatnya merasakan hal yang tidak pernah dia dapatkan dari papahnya, yaitu perhatian yang Arkan berikan selama beberapa waktu dekat ini, tapi tetap saja rasa takut itu masih ada dalam dirinya, belum tersingkirkan sampai sekarang.

"Sebenarnya aku ingin mengatakan bahwa, aku disini sedang berada di rumah sakit"

"Rumah sakit? Siapa yang sakit sayang? Apa kau yang terluka?" Tanya Sinta dengan panik saat mendengar ucapan anaknya itu.

"Iya mah, maaf baru memberitahunya sekarang. Tapi ini hanya luka kecil, aku bisa menanganinya sendiri. Jadi mamah dan yang lain disana tidak perlu hawatir akan diriku" ucap Serena

Citra yang mendengarnya menggelengkan kepala, lagi-lagi Serena menutupinya dari orang tuanya. Padahal lukanya termasuk luka yang serius kali ini, tapi dia tetap saja tidak membiarkan keluarganya tau sepenuhnya tentang hal ini.

mamah Serena memang sangat baik dan perhatian pada Serena, begitupun dengan kakek dan neneknya, walaupun kakeknya itu terlihat cuek tapi sebetulnya sangat perhatian pada Serena. Selama ini Serena selalu bekerja keras disini dan menutupi apapun dari mereka tapi berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh adiknya yaitu Laura, dia selalu saja meminta uang pada Serena kapanpun, padahal uang yang dikasih Serena baru saja beberapa hari yang lalu dikirimkan tetapi Laura terus terusan meminta uang tambahan dengan alasan sedang banyak tugas, dan uang itu digunakan oleh adiknya untuk membeli pakaian dan makeup baru, sebenarnya Serena tau hal itu tapi dia memilih untuk diam saja.

Citra yang kesal mendengar penuturan Serena tadi, diapun mengambil handphone milik Serena dan mengatakan pada Sinta tentang apa yang terjadi pada Serena.

"Halo Tante ini citra, sebenarnya Serena terluka karena dia menolong seseorang dan berakhir dia yang tertusuk oleh penjahat" ucapan citra membuat Sinta yang diseberang sana kaget, tubuhnya terasa lemas dan terduduk.

"Lalu bagaimana keadaan Serena sekarang, citra?" Tanya Sinta dengan suaranya yang mulai serak karena air matanya mulai menetes, dia sangat hawatir dengan keadaan anaknya disana.

"Serena masih dirawat di rumah sakit Tante, dia masih butuh perawatan untuk beberapa hari kedepan, lukanya kali ini cukup serius" terang citra.

"Kali ini? Apa maksudmu dengan 'kali ini' citra?" Sinta bingung dengan apa maksud dari perkataan citra.

"Iya Tante, sebenarnya satu bulan yang lalu Serena sempat tertabrak mobil saat dipinggir jalan" ucap citra berhati-hati sambil melihat kearah Arkan, dia takut Arkan tersinggung dan marah padanya.

"Oh tuhan Serena mengapa kau menyembuhkan hal sebesar ini pada kami nak" ucap Sinta sambil menangis. Anaknya itu selalu saja sepeti itu, karena tidak hanya kali ini Serena seperti itu, dia memang sering menutupi berbagai hal buruk yang terjadi padanya sejak dulu.

Serena meminta handphone itu kembali dari citra, "maaf mah, serena tidak memberitahukannya pada kalian karena itu pasti akan membuat kalian panik.

"Tapi tidak begitu caranya sayang" ucap Sinta lagi yang sudah mulai frustasi dengan pola pikir anaknya.

"Tapi mah, lagi pula Serena masih bisa menjaga diri Serena sendiri" jawab Serena.

"Kalau kamu bisa menjaga dirimu sendiri, tidak mungkin kamu terluka beberapa kali Serena" ucap Sinta.

"Mamah akan kesana besok" lanjut Sinta.

"Tapi mah bagaimana dengan kakek dan nenek jika mamah kesini?" tanya Serena yang terpikirkan mengenai kakek dan neneknya.

"Tidak perlu memikirkan kami sayang, kau fokuslah dengan kesembuhanmu. Kami disini masih bisa mengurus diri kami sendiri" ucap neneknya yang diseberang sana.

Serena hampir menangis mendengarnya, dia yakin neneknya pasti akan kepikiran mengenai keadaannya disini karena neneknya itu memang sangat peduli padanya, sejak dia lahir neneknyalah yang selalu mengurusnya dan hingga sekarang neneknya selalu hawatir pada dirinya saat mereka sedang berjauhan.

1
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Kereen! Seru baca sampe lupa waktu.
HEEJIN
Aduh, pengen banget baca kelanjutannya! Jangan lama-lama thor!
Lia_Vicuña
Ceritanya unik, bikin aku gabisa move on!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!